Ikuti Kami di Google News

Ki Demang Penggagas Kampung Budaya Polowijen
Ki Demang Penggagas Kampung Budaya Polowijen, saat tengah memberikan sambutan pada acara Festival Panawijen Djaman Mbiyen. (Foto: Decky Rachmanda/malangNEWS).
MALANG NEWS – Dimasa pandemi Covid-19 Kampung Budaya Polowijen terus berbenah memperbaiki kualitas pelayanan, sumberdaya seniman serta sport dan tempat kegiatan.


Harapannya, di masa new normal bisa bangkit lagi memberikan pelayanan terhadap wisatawan yang ingin berkunjung belajar bersama, tentang seni dan budaya.

KBP merupakan kampung wisata budaya, yang berlokasi di Jalan Cakalang RW 3 Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang

Bertepatan dengan Hari Jadi Polowijen yang ke 1076 tahun, berdasarkan Prasasti Karundungan kanjuruhan B menurut perhitungan Arkelog M. Dwi Cahyono di peringati melalui acara wilujengan atau selamatan.

Acara yang merupakan rangkaian dari acara even Festival Panawidjen Djaman Mbiyen#3, adalah agenda rutin yang masuk dalam even wisata Kota Malang selama 3 tahun berturut-turut. Namun, hanya saja karena di masa adaptasi kebiasaan baru ini, acara di kemas lebih sederhana dari tahun biasanya.

Menurut Ki Demang Penggagas Kampung Budaya Polowijen, selama masa Covid-19 ini, seniman di KBP tetap produktif mengikuti latihan peningkatan SDM, latihan menari, berkarya membuat kerajinan topeng dan batik.

“Even Panawijen Jaman Mbiyen di KBP yang ke tiga ini, merupakan even yang menunjukkan ke khasan potensi lokal di Polowijen mulai dari seni, tradisi, ritus, adat istiadat, permainan tradisional, kerajinan, masakan tradisional yang semua masih ada di Polowijen,” kata pria bernama asli Isa Wahyudi, Minggu (1/11/2020).

Harapannya, dengan adanya even ini menjadi informasi dan penanda KBP bisa di kunjungi kembali untuk studi, penelitian dan wisata budaya.

“Tentu dengan separuh kapasitas dari biasanya, dan menerapkan protokol kesehatan,” ujar Ki Demang yang juga merupakan ketua Pokdarwis Kota Malang.

KBP akan menambahkan wisata edukasi budaya tentang ritus, adat istiadat, makanan tradisional, pakaian tradisional. Even ini juga mengundang Komunitas Sanggul kebaya Mbois Malang, yang turut serta memberikan materi tutorial tentang ageman busana jawa oleh Wiwin Ferawati

Yang menarik dari even ini, disiarkan juga melalui saluran IG TV dan Live Straiming Youtube akun Kampung Budaya Polowijen.

Tak tanggung-tanggung, even ini juga mendatangkan penyanyi yang tengah viral Yudi Praya dan Aira penyanyi dangdut Koplo Sak Celupan. Diiringi dengan musik angklung mereka mengajak bernyanyi dan berjoget bersama dan suasana makin meriah.

Sebelumnya, acara juga diisi dengan ragam macam tari-tarian tradisional dan tari Topeng Malang dari penari KBP. Di Penghujung acara semua warga, penari dan pengunjung di buat lelah karena menari lima tarian topeng secara bersama-sama

Pada kesempatan yang sama, H. Edi Widjanarko Ketua Komisi A DPRD Kota Malang dan juga merupakan ketua RW 3 Polowijen menyampaikan, bahwa potensi yang di Kembangkan oleh KBP ini sangat luar biasa dan KBP telah turut serta memajukan objek kebudayaan berdasarkan UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan kebudayaan.

“Segala macam budaya itu ada di sini di KBP, mulai dari seni tari topeng, kerajinan topeng batik topeng termasuk melestarikan ritus, adat istiadat budaya jawa, permainan tradisional, makanan tradisional, manuskrip, tradisi lisan termasuk cerita cerita tentang Polowijen. Maka, pemerintah akan mengupayakan membantu fasilitas sarana prasarana seperti free wifi untuk memperlanjar edukasi wisata budaya berbasis digital seperti di KBP ini,” tandasnya.

Sekadar diketahui, Polowijen mengalami tiga fase sejarah dan peradaban. Yaitu fase Hindu-Budha di masa Empu Purwa dan Ken Dedes masa awal Kerajaan Singosari. Fase kedua Islam masuk dari Kerajaan Demak dan fase ke tiga kebangkitan kesenian Malang, berupa Topeng Malang di pimpin Buyur Reni di masa pemerintahan kolonial.

Acara Festival Panawijen Djaman Biyen yang ke 3 ini sekalipun di selenggarakan secara virtual, ternyata antusiame ratusan pengunjung memadatii KBP.

Mereka datang dari berbagai elemen dan komunitas seperti Sepuluh Duta Budaya dan Museum Kota Malang, Perwakilan Kakang Mbakyu Cilik Kota Malang, Perwakilan Pokdarwis kampung tematik Se-Kota Malang, belasan mahasiswa Diploma Pariwisata Unmer, Komunitas Sanggul Kebaya Mbois Malang, Rombongan Padepokan Seni Mangun Dharmo, seniman budayawan Malang, serta perangkat RT RW dari Kelurahan Polowijen hadir dan turut serta menari bersama, sehingga suasananya sangat ramai dan penuh sesak.

Pewarta: Decky Rachmanda
Editor: Eko Sabdianto
Publisher: Edius

Share: