Ikuti Kami di Google News

MALANG NEWS – Ajang OneBeat Virtual 2021, menjadi ajang pertukaran budaya global lewat musik yang spektakuler.

Menariknya, dua musisi muda inovatif dan berbakat dari Indonesia lolos terpilih dalam program kolaborasi dan pertukaran budaya global OneBeat.

Program ini adalah prakarsa pertukaran budaya melalui residensi musik, dan menjadi bagian dari diplomasi budaya yang didanai oleh Biro Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, yang diproduksi oleh Bang on a Can’s Found Sound Nation.

Kegiatan ini mempertemukan beragam talenta musisi muda berbakat dari berbagai penjuru dunia, dalam sebuah program kolaborasi residensi.

Sebelum era pandemi, sejak 10 tahun yang lalu OneBeat dicetuskan, biasanya OneBeat dilaksanakan “secara fisik” di New York, Amerika Serikat.

Peserta dari seluruh dunia yang lolos seleksi akan diundang ke New York selama satu bulan, untuk berproses bersama, bertukar ide dan gagasan,  dan berkolaborasi untuk menghasilkan karya-karya dalam koridor besar tematik tertentu.

Tahun 2021 ini, karena kondisi pandemi, maka OneBeat dilaksanakan dalam platform virtual, dan dilakukan dalam dua sesi. 

Untuk sesi pertama, terdapat  35 musisi muda inovatif dari 17 negara yang tahun ini terlibat dalam kegiatan residensi virtual, dari tanggal 12 Juli – 6 September 2021.

Selama 7 Minggu, para musisi ini secara virtual bertemu, berdiskusi intens, bekerja, dan berkolaborasi secara online, berproses bersama merealisasikan tema program tahun ini dalam karya-karya mereka. 

Untuk sesi pertama OneBeat ini, dari Indonesia terdapat dua orang musisi muda berbakat yang lolos seleksi, yaitu Rani Jambak dari Medan, dan Rangga Purnama Aji dari Jogja.

Tahun ini OneBeat mengangkat isu mengenai kondisi dunia yang berduka akibat pandemi, perawatan, dan penyembuhan melalui musik, serta bagaimana dunia bisa terus menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan berbagai kenyataan yang berubah dengan cepat.

Musik dan suara dianggap sebagai salah satu jalan untuk mendorong terbangunnya mode saling terkoneksi dan menjalin hubungan dengan orang lain, sebagai tindakan penyembuhan kolektif dan pribadi.

“Dalam program residensi ini ada berbagai program yang harus ditempuh peserta, antara lain latihan-latihan untuk merangsang kreativitias, berupa meditasi, zumba, sound healing, sound painting, master class dari berbagai musisi, proses kolaborasi, penyampaian ide, yang selama dua bulan proses ini dilakukan dengan sangat intens, semua peserta diajak untuk bisa berpikir bersama, untuk menggali kira-kira apa yang bisa dilakukan dalam aktivitas proses kreatif berkesenian mereka untuk berpartisipasi dalam isu besar yang diangkat,” tegas Rani Jambak, Sabtu (4/8/2021).

SEKILAS RANI JAMBAK

Rani Jambak adalah seorang komposer, produser dan vokalis yang berbasis di Medan. Setelah menyelesaikan Magister Industri Kreatif di Macquarie University, Australia, ia memulai karir solonya, mempelopori project-project seperti “Medan Soundspectives”, sebuah festival budaya yang merayakan keragaman akustik suara kota Medan, Indonesia, yang didanai oleh Goethe Institut, Singapura.

Rani kemudian menekuni pembuatan komposisi kreatif berbasis soundscape,  yaitu mengambil rekaman-rekaman suara alam dan aktivitas kehidupan sosial budaya masyarakat, dan menghubungkannya dengan perjalanan spiritual kehidupannya dan akar budaya leluhurnya dalam karya komposisi.

Rani juga merupakan seorang pencinta lingkungan yang berdedikasi, dari memulai kampanye media sosial #formynature di mana ia menciptakan musik tentang berbagai masalah lingkungan, dengan bermitra dengan pemerintah daerah dan LSM internasional seperti Orangutan Haven dan PPLH Bahorok, sebuah pusat pertanian ramah lingkungan.

SEKILAS RANGGA PURNAMA AJI

Rangga Purnama Aji adalah seorang komposer, produser, dan seniman video Indonesia. Dia juga Direktur Program October Meeting – Contemporary Music & Musicians, sebuah ruang pertemuan nirlaba untuk mengulas pemikiran, penelitian artistik dan ilmiah, dan kegiatan kritis terhadap pengembangan seni suara.

Karya Rangga berkisar dari musik akustik berbasis musik scoring hingga improvisasi gratis, live coding, musik elektro-akustik atau elektronik, seni suara, komposisi lanskap suara, seni video, dan seni digital.

Praktik seninya mencoba mengkaji banyak kemungkinan dan visi berdasarkan latar belakang Jawa dan Sunda, referensi empiris, pemikiran tentang kehidupan, hubungan manusia, dan mistisisme, untuk menciptakan kesan dan makna alternatif.

Kini Rangga menekuni pengembangan live coding music, yaitu performance musik berbasis pemrograman coding, di mana ia mendorong terbentuknya komunitas musik berbasis coding di Indonesia, dan berjejaring dengan komunitas music coding internasional.

Saksikan penampilan Rani Jambak dan Rangga Purnama Aji di: https://1beat.org
https://www.youtube.com/foundsoundnation https://www.facebook.com/1beatmusic. (Had)

Share: