Ikuti Kami di Google News

Wakil Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya, dr. Umar Usman, MM. (Had)

MALANG NEWS – Adanya pandemi menghendaki semua pihak berjibaku bertahan dari serangan virus Covid-19.

Ribuan nakes berguguran dalam dharma bhakti untuk kemanusiaan menyelamatkan rakyat Indonesia dari serbuan pandemi.

Spirit gotong-royong dalam berbagai hal, terbukti menjadi senjata selain prokes, vaksinasi, dan hal-hal medis lainnya.

Tak hanya itu, gairah berdonasi dan memberikan santunan kepada sesama terrdampak pandemi telah tercatat menjadi berita manis penghias media massa.

“Kita layak bersyukur spirit dan berlomba dalam kebajikan masih kental di Bumi Nusantara ini. Hal ini terlihat dari adanya donasi dari berbagai ormas besar, maupun kecil untuk terdampak pandemi. Saya mengapresiasi donasi dari NU, Muhammadiyah dan pihak lainnya. Termasuk penyisihan gaji dari para kepala daerah di Jatim,” tegas Wakil Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya, dr. Umar Usman, MM, pada Sabtu (14/8/2021).

APRESIASI MUHAMMADIYAH DAN NU

Selain menyalurkan dana lebih dari Rp 1 triliun untuk membantu masyarakat selama pandemi Covid-19, Muhammadiyah telah mengerahkan 75 ribu relawan dan sejumlah rumah sakit membantu penanganan Covid-19.

“Alhamdulillah sejak pandemi dinyatakan sebagai bencana nasional oleh pemerintah pada bulan Maret 2020 yang lalu, Muhammadiyah sukses memberikan kontribusi terbaik,” terang Pria yang juga Ketua PC NU Kabupaten Malang ini.

Muhammadiyah sukses menggerakkan semua potensi mulai dari bidang sosial, ekonomi, kesehatan, dan keagamaan membantu penanganan pandemi Termasuk melibatkan lebih dari 83 rumah sakit dari total 116 Rumah Sakit yang dimiliki.

Sementara itu, Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) se-Jawa Timur (Jatim) menyalurkan bantuan Rp 987 miliar kepada warga terdampak Covid-19 di Jatim, dikumpulkan dari para donatur membantu meringankan beban warga karena  pandemi.

Bantuan ini terakumulasi dari laporan NU Care-Lazisnu tingkat PW, PC, MWC, Ranting dan JPZIS Masjid/Mushala/dan Pondok Pesantren.

Selain bantuan untuk warga isoman, ada juga beasiswa santri atau siswa yang ditinggal meninggal dunia orang tua akibat terinfeksi Covid-19.

“Kami juga mengapresiasi capaian NU Jatim yang sukses menghimpun dana Rp 987 miliar untuk terdampak pandemi. Semoga berkah barokah maslahat,” urai pria yang juga senior KAHMI ini.

BERI ATENSI KDH DI JATIM

Seperti viral diberitakan media, sejumlah kepala daerah bupati dan wali kota di Jawa Timur (Jatim ) ramai-ramai menyumbangkan gajinya untuk warga terdampak Covid-19.

Salah satunya Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya, memberikan gajinya untuk masyarakat kurang mampu terdampak mulai 3 Juli sampai 20 Juli.

Ia memberikan bantuan tambahan nutrisi makanan bagi tenaga kesehatan di RS Soedono mengunakan uang pribadi (gaji) nya sebesar Rp 22 juta per bulan.

Kemudian Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono dan Wakilnya, Dwi Rianto Jatmiko juga melakukan hal serupa. Ony berkomitmen tidak akan mengambil gajinya hingga akhir 2021 ini.

“Dampak pandemi Covid-19 ini sangat dirasakan oleh masyarakat, baik yang kaya maupun Grassroots. Semoga aksi mulia ini diharapkan membangkitkan rasa solidaritas seluruh lapisan masyarakat termasuk KDH di Malang Raya,” tukas Pria alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.

EMPAT PERBAIKAN

Pria yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang ini mengatakan, penerapan perpanjangan PPKM dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian. Menurutnya, selama pemberlakuan PPKM, pemerintah mendapati empat perbaikan dan peningkatan dalam pengendalian pandemi.

Pertama, terjadi perbaikan pada tren kasus dan perawatan rumah sakit di Jawa-Bali yang menunjukkan perbaikan signifikan. Kedua, kepatuhan menggunakan masker masyarakat kini mencapai 82 persen. Jumlah ini meningkat 5 persen dibandingkan periode Februari dan Maret 2021.

Ketiga, peningkatan jumlah testing dan tracing, spesimen, dan orang yang melaksanakan tes Covid-19 hingga tiga kali lipat sejak Mei 2021. Keempat, adanya peningkatan laju vaksinasi harian yang cukup signifikan di beberapa provinsi dan wilayah aglomerasi.

Terdapat tiga pilar utama dalam penanganan pandemi Covid-19. Pertama adalah peningkatan cakupan vaksinasi secara cepat. Kedua adalah penerapan 3T, yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).

Termasuk kepatuhan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker sudah mencapai 82 persen dan harus terus ditingkatkan.

“Saya sepakat untuk melandaikan kurva pandemi yakni dengan cara tersebut diatas, dibarengi penyajian transparansi data, intens mengadakan vaksinasi massal dan penguatan pada Isoter (isolasi terpusat),” pungkas dr Umar. (Had)

Share: