Ikuti Kami di Google News

Kerumunan Promo BTS Meal McDonald’s, yang berpotensi menularkan Covid. (Had)

MALANG NEWS – salah satu menu McDonald’s yang berkolaborasi dengan boyband group musik asal Korea Selatan, BTS, berdampak luas pada membludaknya antrean pembeli maupun kurir ojek online di gerai makanan cepat saji itu di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya di Kota Malang.

Adanya fenomena kerumunan dan antrian ojol di gerai McDonald’s di Kota Malang dipicu promo BTS Meal, memicu sorotan tajam dari sejumlah kalangan.

Salah satu sorotan kritis terlontar dari Pakar Manajemen Isu dan Krisis Universitas Brawijaya (UB) Malang, Maulina Pia Wulandari, Ph.D.

“Kejadian hari ini berpotensi besar menambah jumlah infeksi Covid. Apa yang saya lihat baik di McDonald’s Kayutangan dan Sulfat luar biasa mengerikan, banyak ojol antri dan berdesakan berdempetan bahkan ojol tidak pakai masker. Ini sangat berbahaya,” tegas Pakar Manajemen Isu dan Krisis Universitas Brawijaya (UB), Maulina Pia Wulandari, Ph.D, Rabu (9/6/2021).

“Saya ingin menyoroti pihak McDonald’s yang gegabah dalam menggelar program promosi yang pasti banyak penggemarnya, karena program menggandeng superstar Korea yang sedang booming apalagi harga makanan murah,” terang perempuan alumnus FISIP Universitas Airlangga ini.

“Kalau ingat kejadian di Surabaya beberapa waktu lalu, dimana ada produsen es krim promosi makan gratis di taman Bungkul karena dia tidak memperhitungkan keselamatan begitu banyak orang hadir dan merusak taman, sehingga Bu Risma (walikota saat itu) marah lalu menggugat pihak produsen ice cream tersebut. Kejadiannya bisa dikatakan mirip ini,” tuturnya.

“Ini hampir sama dengan kejadian kali ini, tidak mempersiapkan antisipasi terutama karena promo menggandeng superstar dengan target anak muda,” urainya.

“Yang lebih memprihatinkan adalah melihat aparat kepolisian. Kalau di Sarinah ada Sabhara bawa mobil patroli dengan berfasilitas pengeras suara. Cuma saya tidak melihat adanya tindakan tegas. Kan itu sudah jelas melanggar prokes kenapa tidak disegel saja namun ditunggu sampai proses penjualan selesai. Hal ini membahayakan bagi ojol, pegawai juga polisinya. itu kerumunan banyak orang, sampai macet lalin kenapa tidak ada tindakan tegas disegel. Saya membaca di Jakarta 5 outlet dan Sulawesi 5 juga disegel. Kenapa di Kota Malang tidak tegas. Padahal jelas peraturannya. Kenapa tidak langsung ditindak,” terangnya.

“Perkara teman ojol rugi kan bisa membatalkan pesanan memberitahu pelanggan karena ini melanggar prokes. Atau bisa juga Pemkot Malang melakukan konferensi pers memberitakan bahwa hari ini Pemkot dan polisi terpaksa menyegel karena melanggar prokes. Sesuai aturan dan layak diberikan sanksi. Kalau kita tegas kita bisa. Itu menjadi concern saya bagi yang melanggar tidak mematuhi prokes, ya ditindak tegas jangan cuma memarkirkan kendaraan saja namun tidak melakukan tindakan tegas ya itu sama juga bohong,”‘ imbuhnya.

CERMIN RENDAHNYA PEMAHAMAN PROKES

“Kejadian ini juga cerminan rendahnya pemahaman, kesadaran dan kedisiplinan tentang prokes. Teman ojol saat antri tidak jaga jarak, berdempetan, berebut cepat dapat order. Masker ada yang tidak dipakai atau memasang tidak sesuai aturan,  diturunkan hal tersebut memudahkan penularan Covid,” terang Pia.

“Kita tidak pernah tahu ojol lagi sakit atau OTG ini berbahaya. inj bisa berantai, bagi ojol bahkan kastamer bisa ketularan. Selain itu parkir ojol banyak tidak di tempat resmi,” jelasnya.

“Kita tidak boleh lengah dan bosan untuk selalu mengingatkan pada diri Kita dan orang lain. Karena nyata-nyata di depan mata kesadaran masih rendah. Adanya vaksin dikhawatirkan bisa menjadikan orang lengah dan tidak peduli prokes,” paparnya.

“Adanya kasus ini Kita lagi-lagi dihadapkan kenyataan adanya program mudik dilonggarkan tidak ada kejelasan ketat, di Kudus, Madura, Covid naik jangan sampai kayak tsunami India naudzubillah min dzalik jika terjadi di banyak kota. Masa Kita gak peduli mencegah penularan Covid ke orang lain. Kita di daerah harus tegas jangan separoh-separoh jangan karena MC D  membayar pajak tinggi. Kita harus utamakan keselamatan dan keamanan manusia,” tukasnya.

“Pihak pertama kali yang salah adalah McD karena membuat program  tanpa manajemen isu, dan safety yang matang. Harusnya bertanggung jawab, menyiapkan pengawasan, safety, pengaturan,  antisipasi kerumunan, dan menjalankan prokes yang benar,” sambungnya.

“Customer tidak bisa disalahkan karena ini program menarik, karena harga murah. Ini mendingan karena fans tidak beli langsung karena nanti makin meluber campur ojol namun beli lewat ojol,” katanya.

“Saya berharap Pemkot Malang tegas seperti di Surabaya Bu Risma untuk penggantian taman kota yang rusak. Ini juga begitu jangan tebang pilih. Jika ada ulama ditangkap karena kerumunan, maka perusahaan ini juga harus ditindak tegas karena menimbulkan kerumunan memicu potensi penyebaran virus Covid di masyarakat,” pungkasnya.

SURAT TEGURAN

Seperti diketahui, salah satu menu McDonald’s yang berkolaborasi dengan boy group asal Korea Selatan, BTS, berdampak luas pada membludaknya antrean pembeli maupun kurir ojek online di gerai makanan cepat saji itu di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya di Kota Malang.

Gerai McDonalds di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo, Kota Malang terpaksa disanksi oleh Satpol PP Kota Malang karena dinilai menimbulkan kerumunan atau tidak mematuhi protokol kesehatan. Pengunjung yang datang antre untuk membeli makanan di gerai McDonald’s itu membludak, Rabu (9/6/2021).

Petugas Satpol PP bersama Kepolisian, TNI, dan Dinas Kesehatan Kota Malang langsung datang ke lokasi dan memberikan surat teguran kepada pengelola gerai. (Had)

Share: