Ikuti Kami di Google News

MALANG NEWS – Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) Mahasiswa Program Studi (Maprodi) Diploma Keperawatan STIKes Kepanjen tahun 2021, dilaksanakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi situasi pandemi Covid-19 menjadikan program pembelajaran praktik PKMD atau yang sering disebut Kuliah Kerja Nyata, dilaksanakan dengan metode blended learning (daring online dan luring offline) dengan waktu yang sangat singkat, yaitu selama 2 Minggu pengabdian di Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Mahasiswa Semester 6 Prodi Diploma Keperawatan STIKes Kepanjen bersama Ibu-ibu PKK, beserta Karang Taruna Millenial Desa Talok melaksanakan inovasi program dengan menginisiasi menggalakkan penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) diawali di wilayah sekitar Kantor Desa Talok.

Kepala Desa Talok, Agus Hariyanto yang ikut mendampingi kegiatan sosialisasi dan penanaman simbolis tanaman TOGA meminta, kepada ibu-ibu PKK seluruh Desa Talok menggalakkan gerakan menanam tanaman obat keluarga TOGA ini.

Agus sapaan akrabnya berharap, agar gerakan menanam TOGA yang dilakukan dapat menjadi viral terkenal dan dilakukan secara masif di masing-masing kelompok PKK RW.

“Tidak hanya menanam TOGA saja, kita berharap melalui program ini bisa membudidayakan hasil tanaman TOGA untuk menjadi produk-produk unggulan obat-obatan herbal yang bisa dipasarkan, dan menambah income pendapatan desa ke depannya,” tegas 
Kades yang pernah tinggal lama di Jakarta ini, Selasa (1/6/2021).

“Untuk itu kita libatkan karang taruna millenial Desa Talok bersama BUMDES.
Pesan lain ditekankan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Desa Talok, Irma Agus Hariyanto, di situasi Pandemi Covid-19 ini tanaman TOGA bisa dijadikan upaya preventif pencegahan dengan meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat, bahkan bisa dijadikan sebagai upaya pertolongan pertama bagi keluarga di saat-saat dibutuhkan,” urainya.

“Tanaman TOGA mudah didapatkan dan bisa ditanam di taman desa, di sisa lahan RT atau RW bahkan di pekarangan rumah juga bisa, yang tidak memiliki lahan yang luas juga bisa kita Ibu-ibu PKK sudah menerapkan tanaman sayur-mayur dengan metode penanaman hidroponik sederhana,” jelasnya.

Sementara itu, Novi Dwi Sylviana Mahasiswa Semester Akhir Prodi D3 Keperawatan STIKes Kepanjen, yang juga sekaligus Ketua PKMD 2021 mengatakan, program ini memang terbilang singkat akan tetapi efektif dan berkesan.

“Kami berharap bisa membawa kesan dan kenangan bagi warga masyarakat Desa Talok. Serta tentunya bermanfaat untuk semua warga di Desa Talok,” terangnya.

Perempuan yang juga pengurus BEM STIKes Kepanjen ini menambahkan, jenis TOGA yang bisa ditanam warga juga bisa beragam mulai dari Jahe, Kunyit, Serai, Sirih, Temulawak, Pegagan dan sebagainya. Tanaman-tanaman tersebut menurut wanita berparas cantik ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Gayung bersambut, Sam Bagas yang mewakili Kartar Millenial Desa Talok berkomitmen akan terus mengawal program TOGA ini.

“Diharapkan remaja bersama ibu-ibu PKK Desa Talok, dapat mengedukasi secara komprehensif sehingga ke depan dapat mengambil peran dalam pencegahan dan penanganan kesehatan secara mandiri,” tukasnya.

Lelaki yang pengurus BUMDES Talok ini menambahkan, karang taruna akan terus bersinergi mengembangkan program TOGA ini bersama STIKes Kepanjen, termasuk dengan Perawat Desa dan Bidan Desa Talok melalui kegiatan Posyandu Desa serta kegiatan edukasi kesehatan lainnya. (Had)

Share: