Ikuti Kami di Google News

Suara Minangkabau) dirilis dengan kolaborasi organizing
Suasana saat Launching Suara Minangkabau dirilis dengan kolaborasi organizing. (Had).
MALANG NEWS – Mengobati kerinduan akan masa Lalu, yang penuh dengan suasana natural dan tradisional, musisi pemburu bunyi-bunyian Rani Jambak melaunching komposisi unik.


“Saya merindukan masa Lalu, yang penuh dengan suasana natural dan tradisional. Saya juga ingin menelusuri jejak sejarah budaya leluhur yang kini mulai meluntur. Alhamdulillah semoga karya saya yang dilaunching bertepatan dengan HUT saya ke-29 bisa memberi manfaat,” tegas Rani Jambak, Kamis (1/4/2021).

Komposisi SM (Suara Minangkabau) dirilis dengan kolaborasi organizing pelaksana kegiatan oleh Medan Creative Hub di sebuah Cafe di Kota Medan, beberapa waktu lalu.

Dalam proses karya ini, ia merasa bahwa karya ini adalah benar-benar perjalanan spiritual personal untuk mengenal diri dan asal-usul, serta tanah leluhurnya.

“Saya lahir di Medan, namun saya berasal dari etnis Minangkabau, dari suku Jambak. Menurut saya, banyak hal-hal mengenai sejarah dan kebudayaan yang ternyata tidak bisa saya dapatkan di literasi buku Minangkabau konvensional. Saya menemukan keberagaman aksen bahasa tiap nagari (desa) dan kekayaan alam mulai dari pegunungan hingga lautan,” tutur Rani Jambak.

Trenyuh Surau Menghilang

Ia menjumpai sistem pendidikan Minangkabau yang ada sejak dulu, yaitu surau, yang kini mulai hampir tidak bisa ditemukan lagi.

“Saya pun menjumpai sistem pendidikan Minangkabau yang ada sejak dulu, yaitu surau, yang kini mulai hampir tidak bisa ditemukan lagi. Menurut saya surau dan pendidikan silat masih sangat relevan bahkan sangat penting untuk generasi Minangkabau yang kuat secara fisik, mental, dan spiritualnya,” jelasnya.

Ia menilai hasil karyanya belum sepenuhnya bisa merepresentasikan kebudayaan Minangkabau.

“Saya merasakan bahwa sebenarnya apa yang saya tuangkan dalam karya ini, tentu sangatlah subyektif, dan mungkin belum sepenuhnya merepresentasikan Minangkabau, namun itulah perspektif yang memang saya tangkap secara personal, terutama dalam hal-hal yang selama ini belum saya temukan dalam berbagai literasi kebudayaan tentang Minangkabau,” tuturnya.

Komposisi Unik

Suara Minangkabau merupakan sebuah komposisi unik, di mana Rani Jambak (sound recordist) dan Evi Ovtiana (videografer) merekam langsung berbagai bunyi-bunyian khas daerah Minangkabau (dan visualnya melalui video), seperti aktivitas di pasar, berkebun, berburu babi, melaut, rumah gadang, pemain musik tradisi, makanan tradisional, randai, sawah, perbukitan, transportasi umum, pembuatan sampan, lembah, air terjun, danau, mesjid, hewan, alat musik talempong batu, air terjun, laut, dan lainnya.

Setelah tuntas melakukan perburuan bunyi merekam di lapangan, proses selanjutnya dilakukan Rani dan Evi di studio, untuk mengaransemen komposisi musik dan video editing. Proses komposisi menggunakan teknik sampling, eksplorasi bunyi, dan soundscapes, yang diolahnya menjadi sebuah suguhan karya inovatif.

Menariknya saat rilis, Rani Jambak, membawakan lagu Kampuang Nan Jauh di Mato dalam versi kemasan musik elektronik. Acara rilis karya Suara Minangkabau diakhiri pukul 22.30, dengan kejutan perayaaan kecil ulang tahun Rani Jambak ke-29, yang bertepatan dengan waktu pelaksanaan rilis karyanya yang mendapatkan dukungan penuh dari Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui program FBK (Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2020). (Eko)

Share: