Banyak kisah inspiratif muncul dari kalangan millenial yang semakin banyak mempunyai mindset inovatif, dalam kemandirian finansial dan penghasilan.
“Saya salah satu peternak sapi perah FH yang ada di Toyomerto. Saya mulai menekuni dunia ternak semenjak lulus dari SMK tepatnya tahun 2016 dengan Bondo Nekat,” terang Peternak Sapi FH, Arif Syarifudin, Rabu (17/3/2021).
Modal Rp 10 Juta, terbantu sinergi
Ia mengatakan, kini berdomisili di lereng Gunung Panderman tepatnya di Toyomerto, Pesanggrahan, Kota Batu. Ia mengatakan, awal usaha bermodalkan uang sejumlah Rp 10 juta pemberian orangtua, sehingga cukup untuk mendapatkan sapi perah FH yang bunting 1 ekor.
Setelah itu pada tahun 2017 ada seorang yang ingin bekerja sama dengan bermodalkan Rp100 juta, untuk dibelikan sapi 8 ekor dengan harga per ekor Rp10 juta. Dengan sisa Rp 20 juta ini ia buat untuk pembelian pakan ternak.
Kerjasama ini berjalan dua tahunan sampai ia bisa mengembalikan modal Rp 100 juta, ditambah labanya sekitar Rp 50 juta dari hasil penjualan susu sapinya dan jual beli sapi.
Hingga saat ini, ia sudah bisa merasakan hasil dari bermodalkan nekat dan berprinsip, Ora mburu akehe Tapi Mburu Berkahe.
“Alhamdulillah tahun ini saya punya 20 ekor sapi perah FH baik induk maupun anak saya punya. Selama saya beternak sapi perah ini, juga bekerja sama dengan KUD BATU sebagai pengepul susunya dan sebagian lagi saya olah sendiri untuk susu pasteurisasi, namanya MILKY BOS sudah berjalan selama 1 tahun. Untuk pasarnya sendiri sementara masih di area Pesanggrahan dan loket pendakian,” terangnya.
Raup Rp 80 Juta
Di Toyomerto sendiri adalah dusun penghasil susu sapi segar terbesar di Kota Batu.
“Harapan saya supaya peternakan di Toyomerto ini semakin maju, dengan cara mengajak pemuda sebagai peternak sapi perah tapi dengan cara yang lebih modern, supaya tidak begitu bekerja keras tapi hasil yang maksimal. Karena lingkungan sangat mendukung untuk itu. Lebih lagi destinasi wisata di Kota Batu sangat banyak. Saya berharap, bisa menjangkau lebih luas lagi pemasaran agribisnis susu dengan cara membuat kelompok pemuda agribisnisnya dalam pengolahan susu,” tukasnya.
Ia bersyukur selama pandemi tidak terlalu memberikan dampak berarti.
“Alhamdulillah selama pandemi ini tidak ada kendala sama sekali untuk susu, kerena semua dari Sapi bisa jadi uang asalkan lebih inovatif. Untuk omset bisa mendapatkan sekitar Rp 70 – 80 juta per tahun. Monggo bisa melihat info produk di IG: MILKY BOS,” pungkasnya mengakhiri. (Had).
MALANG NEWS – Kota Batu sebagai wilayah yang subur, berhawa dingin dan bepemandangan indah, menjadi sumber ide dan potensi besar untuk menghasilkan kreativitas salah satunya dalam beternak sapi.