Ikuti Kami di Google News

Kedai Spesialis Rendang, Ambolapa
Kedai Spesialis Rendang, Ambolapa. (Had).
MALANG NEWS – Banyak usaha bisnis gulung tikar kala pandemi, namun sebagian pelaku usaha justru melihat peluang di tengah kondisi tersebut.


Kota Malang dikenal sebagai Kota Pendidikan yang menjadikan jumlah mahasiswa cukup banyak melanjutkan studi disini.

Hal ini tak ayal menjadikan Bisnis Kuliner spesialis Rendang dengan harga terjangkau yang membidik pangsa pasar mahasiswa, laris manis meski dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.

“Usaha ini masih terhitung baru dan dibuka saat terjadi pandemi. Jadi kalau dibilang omsetnya menurun Kami belum tahu pasti. Namun setelah beberapa bulan berjalan. Alhamdulillah trend pendapatan setiap bulannya masih meningkat,” tegas Owner Kedai Spesialis Rendang, Ambolapa, Sandyo Pandapotan Cesar, Rabu (10/2/2021).

Sandyo sengaja mengambil nama Ambolapa yang berarti Saya Lapar. “Nama usaha Ambolapa” adalah berasal.dari Bahasa Minangkabau, artinya Saya Lapar. Berharap jika orang lapar akan mampir di kedai kami,” terang Sandyo.

Ditanya sejak kapan buka usaha, Sandyo mengatakan dibuka sejak enam bulan lalu. “Usaha ini baru berdiri sejak September 2020. Bermula saat saya dan teman satu kamar kos saya yang bernama Wahyu Tandrio telah lulus kuliah. Kita berdua lulus disaat pandemi, sehingga membuat kami sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi jurusan kami kurang populer, yaitu Ilmu Kelautan,” tegas Sandyo.

Rejeki Daging Kurban

Ia bersyukur karena usaha kuliner terinspirasi saat teman kuliah mendapat rejeki kurban daging Sapi.
“Tidak sampai disitu, Hikmah Idul Adha menghampiri Kami. Wahyu yang aktif dalam organisasi ekstra kampus dan sangat piawai dalam memasak mendapatkan rejeki daging Sapi dan dimasak Rendang. Disitulah awal kami kepikiran untuk membuka usaha ini,” papar Sandyo.

Terkait modal awal, Sandyo memberi jawaban menarik karena inspiratif. “Berkat dulu sewaktu Kami menjadi mahasiswa sangat rajin dan suka menabung, kami berhasil mengumpulkan modal untuk membuka usaha ini. Memang tidak terlalu besar, kurang lebih terkumpul Rp 15 juta,” imbuh Sandyo.

Tanpa Pengawet dan Bidik Mahasiswa

Sandyo menceritakan, dirinya berjualan Rendang yang menyehatkan karena memakai bumbu orisinil. “Untuk makanan kami hanya menjual Rendang bumbu asli tanpa bahan pengawet, dan dijamin semua bahan masakannya masih segar (fresh),” urai Sandyo.

Terkait target segmen, ia membidik segmen mahasiswa. “Sebelum membuka usaha ini, kami memang melakukan riset terkait target segmen pasar. Tidak bisa dipungkiri target pasar kami adalah mahasiswa yang berada di Kota Malang,” tukas Sandyo.

Bersikap Positif

Sandyo berupaya bersikap positif, terkait adanya kebijakan menekan persebaran Covid-19 yaitu PPKM Mikro yang dijalankan pemerintah yang juga membawa dampak.

“Pastinya kita selalu berpikir positif. Kita harus memutar otak agar tetap laris berjualan dengan memaksimalkan penjualan. Intinya mau jemput bola, promosi sana sini. Optimalkan lewat media digital memanfaatkan grab, go food atau e-commerce lainnya. Untungnya masakan Rendang ini bisa tahan lama, jadi bisa dikirim keluar kota,” ungkap Sandyo.

Gratis Pelaku Puasa Senin-Kamis

Satu hal menarik lagi, Sandyo menggratiskan makanan untuk pelaku puasa Senin Kamis.

“Kami membuat gratis buka puasa untuk teman- teman yang berpuasa Senin-Kamis. Tidak sampai disitu, kami juga membuka kesempatan untuk teman-teman yang mau berdonasi. Jadi teman-teman bisa mengirimkan donasi ke kami dari Hari Sabtu sampai Hari Kamis. Lalu uang yang terkumpul dijadikan masakan Rendang di Hari Jumatnya. Yang perlu dicatat, kami tidak mengambil untung sedikitpun jika untuk donasi seperti ini. Teman-teman sumbang materinya, kami sumbang tenaganya,” tukas Sandyo.

Ditanya menu andalan apa saja, ia menjelaskan mempunyai dua menu istimewa. “Untuk makanan kami punya 2 menu andalan. Yang pertama jelas Rendang Daging Sapi dan yang kedua adalah Nasi Martabak Rendang. Untuk minuman, kami punya menu andalan dan kami sangat yakin bahwa minuman ini hanya satu-satunya ada di Malang, yaitu Teh Talua. Untuk makanan kami start dari Rp 10 ribuan sampai Rp 14 ribuan,” terang Sandyo.

Sandyo mengaku senang, jika konsumen memuji olahan kulinernya. “Namanya laki-laki sangat suka dengan pengakuan kan. Kami sangat senang jika ada pelanggan yang memuji dan mengatakan, menu masakan kami enak dan berbeda dari yang lain. Jujur walaupun terlihat sederhana, namun sangat membangun semangat Kami untuk menjadi lebih baik lagi,” imbuh Sandyo.

Ia berharap, agar pandemi cepat selesai supaya semuanya bisa beraktivitas normal. “Harapan kami, pandemi ini cepat selesai. Semuanya bisa beraktivitas dengan normal. Karena hal ini juga mempengaruhi pelaku usaha seperti kami. Bagi yang ingin mencoba menu kami, bisa datang ke Jalan Gajayana, No.19 A, Kota Malang atau kunjungi IG:Rendang_Ambolapa,” pungkas Sandyo. (Had).

Share: