Ikuti Kami di Google News

Caption : Wisata Kampung Tradisional Mbah Boirin Ngliyep. (ist)
Wisata Kampung Tradisional Mbah Boirin Ngliyep. (Had).
MALANG NEWS – Hingga kini keberadaan Wisata Kampung Tradisional Mbah Boirin di Pantai Ngliyep Donomulyo, Kabupaten Malang, masih belum banyak diketahui orang


Padahal, destinasi wisata murah meriah ini full edukasi dan menyuguhkan nuansa kehidupan desa yang tradisional dan sederhana.

“Kami mengkonsep destinasi wisata edukasi kampung tradisional Mbah Boirin di Desa Kedung Salam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang yang berada sekitar 5 km sebelum pantai Ngliyep,” kata Founder Muhaqqy Fahmi Al-Haq, Sabtu (7/11/2020).

Kampung tradisional Mbah Boirin dibuka sejak Oktober 2020. Pendirinya adalah Fahmi bekerjasama dengan Sutjipto, Pandri dan Mbah Boirin.

Destinasi wisata tradisional ini, mempunyai konsep wisata dengan unsur edukasi yang simpel dan sederhana.

Wisatawan dijamin merasa nyaman dengan singgah disini, setelah bersuka ria berjalan-jalan, dan berenang di pantai Ngliyep.

Fahmi menilai wisata ini jauh lebih ekonomis dibanding di tempat lain, dan banyak hal mengesankan yang bisa didapatkan wisatawan.

Wisatawan bisa mampir homestay dengan budget keluarga. “Jadi ya hanya ganti biaya makanan yang dipesan, dan jika berkenan meninggalkan donasi seikhlasnya. Pada dasarnya tidak dipungut biaya jika hanya mampir,” tukas Fahmi.

Ada beberapa spot indah untuk berselfie. Seperti di atas bukit, di depan rumah, dan di dapur bersuasana tradisional tempo dulu. Dengan alat masak sederhana ala desa. Salah satu contoh adalah memasak dengan bahan kayu bakar.

Banyak Harapan

Fahmi mengatakan, dirinya berharap anak muda di kota tau betapa berat perjuangan orangtuanya dahulu.

Anak muda bisa bersyukur dengan kondisinya saat ini, yang hidup pada jaman yang serba canggih.

Diharapkan pula perekonomian desa Kedungsalam ikut terangkat, karena ramai wisatawan. Toko-toko milik warga akan banyak dikunjungi pembeli.

“Ekonomi berbasis kreatifitas tumbuh dengan signifikan bermodal seadanya, berbekal kreatifitas story telling,” terang Fahmi.

Merasa Terkesan

Sementara itu, salah satu peserta prakerin di Griya Mint milik Fahmi, yakni Zaqi Ayuna, menceritakan pengalaman usai berkunjung ke kampung tradisional Mbah Boirin Ngliyep.

Gadis yang bersekolah di SMK Telkom ini, bersama teman-temannya berkunjung ke wisata kampung tradisional Mbah Boirin.

Kunjungan itu dilakukan pada Kamis, 22 Oktober 2020 ia beserta teman-temannya yang menjalankan prakerin di Danau Mas Arkademi, beserta guru pembimbing prakerin Fahmi berlibur ke Pantai Ngliyep.

Setelah menempuh perjalanan memakan waktu lebih kurang 2 jam menggunakan Hiace, akhirnya sampai tujuan.

“Setelah 2 jam di perjalanan kami sampai juga di Pantai Ngliyep, dan kami merasa terhibur disitu, ” tuturnya.

Setelah semua lelah bermain air akhirnya mereka bersiap untuk pulang. Tetapi sebelum pulang ke Malang, mereka singgah di Wisata Kampoeng Mbah Boirin.

“Letak kampung ini tidak jauh dari pantai. Untuk sampai kesana kita melewati sebuah gang. Rumahnya diapit oleh dataran tinggi membuat suasananya menjadi sangat nyaman, asri, udaranya masih segar. Di Kampoeng Mbah Boirin kami bisa beristirahat, beribadah dan makan siang. Disini adalah pelopor membuat rangka rumah dengan menggunakan cor, dan juga disini masih ada tungku api dari batu bata. Sangat mengesankan dan menyenangkan bisa berkunjung disini,” terangnya.

Selanjutnya, mereka berjalan-jalan di sekitar rumah dan berfoto-foto. “Setelah Ashar kita jalan-jalan di sekitar rumah dan naik ke dataran tinggi. Sebelum pulang tidak lupa kami foto terlebih dahulu,” pungkas Zaqi. (Had)

Share: