

Realita ini tentu ironis dan memprihatinkan semua pihak. “Saya pribadi prihatin atas adanya realita ini. Kita harus bergerak bersama untuk mengatasinya,” kata Penanggung Jawab Satgas Covid–19 PC NU Kabupaten Malang dr. Umar Usman MM, Sabtu (7/11/2020).
7 Klaster Baru
Tidak tanggung-tanggung, banyak Klaster baru muncul. Setidaknya ada 7 Klaster baru yang mencatatkan muncul pasien Covid baru secara signifikan.
Adapun klaster yang dimaksud adalah sebagai berikut. Klaster wisata (dampak liburan panjang kemarin), klaster LP (lembaga pemasyarakatan), Klaster perkantoran, Klaster pilkada (akibat kampanye dan indisipliner jaga jarak), Klaster family (keluarga), Klaster Demonstran (demo omnibus Law di berbagai daerah) dan pondok pesantren.
Klaster Perkantoran
Jumlah kasus penyebaran COVID-19 di tempat kerja terus meningkat tajam, sejak dua bulan terakhir. Perkantoran menjadi klaster baru Corona, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Pada akhir Juli 2020, ada 329 kasus positif di tempat kerja di wilayah ibu kota. Per 18 September 2020, jumlahnya melonjak menjadi 3.412 kasus, dengan rincian 1.223 di kantor kementerian, 639 di kantor swasta, 625 di lembaga negara, 601 di kantor Pemda DKI, dan sisanya 324 di pasar dan swalayan.
Klaster Keluarga
Selain itu muncul klaster baru Covid-19, yakni klaster keluarga. Penularan virus Corona (Covid-19) di dalam keluarga berdampak buruk bagi kelompok usia rentan.
“Di rumah itu kan ada anak-anak kecil dan orangtua yang berpotensi untuk sesuatu yang lebih buruk bisa terjadi. Klaster keluarga muncul lantaran ada salah satu anggota keluarga yang terpapar Covid-19 di luar rumah, lalu menularkan virus ke orang rumah,” terang dr. Umar.
Sementara itu, ada sebanyak 20 orang demonstran dinyatakan reaktif setelah menjalani rapid test di Polresta Malang Kota. Hal tersebut membuat Satgas Covid-19 Kota Malang mewaspadai adanya klaster baru dalam penularan virus Corona.
Saat itu ribuan demonstran memadati kawasan Balai Kota Malang dan Gedung DPRD. Mereka bergerombol dan mengabaikan protokol kesehatan. Sehingga, para demonstran memiliki resiko yang cukup tinggi untuk tertular.
Pada bagian lain, kekhawatiran juga muncul pada sektor wisata. Kota Malang diserbu pelancong. Selama masa liburan panjang, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Malang mengimbau seluruh wisatawan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah antisipasi timbulnya klaster baru.
“Uhtungnya Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Malang, dr. Husnul Muarif sudah mengingatkan untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan, manakala beraktivitas di luar ruangan,” terang dr. Umar.
Kasus positif Covid-19 bertambah 4.065 menjadi 425.796 di Indonesia. Pasien sembuh bertambah 3.860 menjadi 357.142. Pasien meninggal bertambah 89 menjadi 14.348. Sebelumnya pada Rabu (4/11/2020), jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat 421.731 kasus, sembuh 353.282, dan meninggal 14.259 kasus.
Jalan keluar
Banyak keresahan yang muncul dari masyarakat, terkait penanganan Covid-19 khususnya di Kabupaten Malang semisal regulasi dan eksekusi kebijakan penanganan pandemi Covid-19.
“Politik itu terkait dengan kebijakan. Nah kebijakan ini dapat bermanfaat buat penanganan Covid-19. Kebijakan politik inilah yang menjaga kelangsungan manajemen suatu Pemerintahan Daerah dalam menanggulangi pandemi ini,” tutur dr. Umar.
Lebih jauh dr. Umar menjabarkan, bahwa lewat kebijakan politik maka regulasi penanganan bisa dijalankan secara simultan, efektif-efisien, holistik, dan tepat sasaran.
“Regulasi itu dapat dipergunakan semisal memanajemeni penempatan petugas medis dalam penanganan Covid. Termasuk mengenai anggaran penanggulangan,” imbuh dr. Umar.
Promotif Preventif
Terdapat dua hal yang terkait solusi dalam melakukan penanganan dan pencegahan Covid-19, yakni langkah promotif dan preventif.
Terkait obat-obatan yang juga direferensikan akan dapat menyembuhkan Covid-19, dr. Umar mengatakan, bahwa pemilihan obat tersebut merupakan drugs of choice yang harus masyarakat pilih. Karena memang sampai saat ini masih belum terdapat obat secara resmi, yang dapat menyembuhkan Covid-19.
“Nah memang kenyataannya obat belum ada. Banyak juga kita diberikan referensi beberapa obat ini dapat menyembuhkan, tetapi apakah betul-betul menyembuhkan? Apakah itu drugs of choice yang menjadi pilihan, itu belum ada yang meyakini. Sehingga yang efektif adalah di promotif dan preventifnya,” terang dr. Umar.
dr. Umar mengatakan, banyak sekali yang harus dipersiapkan untuk pencegahan penyebaran Covid-19. Untuk menangani pasien pun terdapat SOP (Standard Operational Procedure) yang harus dilakukan, yakni dimulai dengan penggalian informasi riwayat perjalanan dan keluhannya seperti apa.
Setelah digali, seorang pasien tersebut akan diperiksa fisiknya apakah sesuai dengan yang diceritakan. Setelah itu, dibantu dengan alat-alat penunjang untuk mengetahui penyakit dari seseorang tersebut. Mulai dari alat di laboratorium, rontgen, USG, CT Scan dan lain-lain sebagai alat untuk mempertajam analisa tenaga kesehatan.
Setelah itu dipilihlah pemecahan masalah yang pas dengan kondisi seorang pasien tersebut, akankah dengan menggunakan obat atau sebuah cairan, hal itu yang nantinya akan disesuaikan dengan kondisi fisik pasien.
“Itu juga yang akan kita terapkan dalam menangani Kabupaten Malang. Lebih-lebih dalam masa pandemi, kita berharap penanganan pandemi ini secara holistik,” pungkas dr. Umar. (Had).