Ikuti Kami di Google News

Tradisi larung sesaji
Warga masyarakat setempat, saat melakukan tradisi larung sesaji di Pantai Ngliyep. (Foto: Achmad Saifudin/malangNEWS).
MALANG NEWS – Keunikan budaya di Kabupaten Malang seakan tak ada habis-habisnya untuk terus dinikmati.


Di Pantai Ngilyep, terdapat sebuah tradisi yang sarat akan filosofi adat jawa yang masih begitu kental. Namanya Labuhan Gunung Kombang Pantai Ngliyep, Donomulyo.

Tradisi larung sesaji ini sudah dilakukan sejak turun-temurun oleh warga sekitar, tepatnya di bibir pantai Ngliyep yang dilakukan di sebuah gunung kapur di desa setempat.

Uniknya, belasan kepala kambing dan lembu dilemparkan ke laut yang ada di bawah gunung.

Dengan suasana laut berombak kencang, warga masyarakat setempat melemparkan sesaji satu persatu ke laut.

Camat Donomulyo, Darianto juga menyebutkan, tradisi sudah ada sejak zaman nenek moyang atau pendiri warga sekitar pantai.

“Memang sejak zaman nenek moyang dulu, dapat wangsit menggelar upacara labuhan pasca Maulid Nabi, tapi sebenarnya bukan untuk memperingati Maulid Nabi,” kata Darianto kepada awak media, pada Sabtu (30/10/2020).

Arti dari tradisi labuhan ini adalah ucapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Tak hanya itu saja, tradisi ini dimaknai sebagai bentuk tolak balak dan simbol pengharapan.

“Ya, tujuannya agar warga masyarakat disini selalu dilindungi dari segala mala petaka,” ungkap dia.

Darianto juga menegaskan, bahwasanya tradisi ini bukan kegiatan yang menyimpang.

“Lebih kepada ucapan rasa syukur terhadap sang pencipta alam semesta,” pungkasnya. (Mad).

Share: