

“Kami mengecam tindakan Presiden Perancis dan dengan semangat toleransi, mendesak Pemerintah menjalankan langkah diplomatik semisal berdialog. Hal penting lainnya adalah mendukung boikot produk Perancis sebagai sanksi di bidang ekonomi,” kata Ketua PC NU Kabupaten Malang, dr. Umar Usman, MM, pada Minggu (1/11/2020).
Seperti diketahui, penghinaan Presiden Perancis Emmanuel Macron terhadap Islam memicu gelombang kecaman dari berbagai kalangan. Mulai dari warga biasa, akademisi, agamawan, dan politisi.
Dalam beberapa waktu terakhir, banyak negara dunia yang mengecam presiden Perancis, yang membela majalah Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berpendapat dan berekspresi.
Himbau Tidak Terpancing
dr. Umar mengungkapkan, belum tuntas kasus penistaan, pembakaran, dan perobekan Al-Qur’an di Swedia, Norwegia dan Denmark, Majalah Charlie Hebdo justru menambah intoleran dan laku radikal yang melukai umat Islam, dengan kerja provokatifnya yang kental dengan nuansa islamophobia.
dr. Umar meminta Nahdliyyin agar tidak terpancing dengan adanya hal tersebut. Ia berharap, umat islam dan warga NU untuk tetap tenang dalam menyikapi hal tersebut.
“Diharapkan umat Islam dan warga NU tetap tenang dan tidak terpancing,” kata dr. Umar.
dr. Umar menyayangkan pernyataan Macron yang menuding muslim sebagai separatisme, serta menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia pasca terbunuhnya seorang guru Perancis yang mempertunjukan kartun Nabi Muhammad.
Pernyataan tersebut sangat tendensius dan berpotensi pada bangkitnya islamophobia, yang akan berdampak besar pada perdamaian dunia.
Padahal, Islam adalah ajaran yang mengedepankan prinsip rahmatan lil alamin atau kasih sayang dan perdamaian di dunia.
Menuding islam sebagai gerakan ekstremis dan radikal yang menggunakan kekerasan adalah bentuk kekeliruan. Karena islam merupakan agama yang penuh kasih sayang.
“Maka menggelorakan bahwa Islam adalah agama radikalis dan ekstrimis, jauh sekali dengan kebenaran dan fakta yang ada,” ucap dr. Umar.
Pernyataan pernyataan yang provokatif dan berpotensi memecah belah umat Islam, seharusnya tidak perlu ditanggapi. Apalagi ditanggapi dengan emosi dan kemarahan pula, karena hal itu malah akan semakin memicu perpecahan.
Cooling Down
dr. Umar mengatakan, umat Islam selayaknya tetap cooling down, tidak terpancing dengan berbagai isu yang ada.
Pernyataan Presiden Macron terlalu gegabah dan emosional dalam menyikapi apa yang terjadi. Padahal tindakan ini dilakukan oleh oknum tertentu, sementara ajaran Islam justru tidak mendukung pelampiasan kekerasan.
“Ini harus dipisahkan antara oknum dan Islam sebagai agama atau umat Islam secara keseluruhan. Umat Islam juga mengecam tindakan pembunuhan itu,” jelas dr. Umar.
Di tengah situasi yang masih panas, diharapkan agar umat muslim dunia khususnya di Perancis dapat berbesar hati. Umat Islam selayaknya tetap memegang teguh ajaran Islam yang ramah tamah dan universal.
“Umat Islam harus menunjukan kebesaran Islam, keramahtamahan Islam, karena ini menjadi tantangan dari kita semua untuk menunjukan, bahwa Nabi Muhammad itu membawa ajaran cinta ke dunia. Ajaran Islam Rahmatan lil Alamin,” pungkas dr. Umar. (Had).