Dengan mengusung tema “Konten Sehat, Media Kuat, Industri Hebat” dipilih sebagai bentuk kesiapan menyongsong era kolaborasi menghadapi kondisi media di tengah pandemi.
Pertemuan tiga tahunan ini, sekaligus juga membahas program utama AMSI Jawa Timur dalam penguatan dan upaya memajukan perusahaan media siber secara profesional.
Kegiatan acara dibuka dengan hiburan suguhan tari Monel kebanggaan Kota Batu ciptaan maestro tari, Winarto Eka.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Timut Dra. Hj. Khofifah Indarparawansa, M.Si mengatakan perkembangan Jawa Timur dalam menghadapi wabah pandemi.
“Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah membangun koneksitas menuju penguatan ekonomi,” kata Khofifah dalam sambutannya.
Ia mengajak kepada industri media untuk bersinergi bersama dengan menghadirkan konten sehat.
Di sisi lain, Khofifah juga mengurai bahaya hate speech atau ujaran kebencian sebagai faktor pengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
“Hate speech sendiri banyak bertebaran di media sosial. Oleh karena itu, kehadiran media merupakan solusi membendung banjirnya ujaran kebencian,” ujarnya.
Bangunan yang memperkuat media siber, lanjut Khofifah, menjadi sebuah kebutuhan di masa depan.
“Apalagi, tren digitalisasi informasi harus sudah mulai dirangkum untuk menghitung Indeks Demokrasi Indonesia (IDI). AMSI adalah industri masa depan,” tukas Khofifah.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua AMSI Jawa Timur Arief Rahman, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Gubernur perempuan pertama di Jatim dan Wali Kota perempuan pertama di Kota Batu, dalam momen penting AMSI Jatim di tengah pandemi.
“AMSI ingin menjadi pelopor menggerakkan ekonomi Jatim melalui konferwil di kota pariwisata,” terang Arief.
Menurut Arief, sektor pariwisata memang perlu mendapat perhatian khusus pasca terpuruk karena pandemi.
Arief juga menegaskan, bahwasanya dalam membangun ekonomi perlu penguatan kesetiakawanan antar stakeholder.
“Bukan lagi masa untuk berkompetisi. Hal ini juga menjadi kunci saat Eropa menghadapi flu Spanyol dengan mendirikan koperasi,” ungkap dia.
Masih kata Arief, sinergitas dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama senada dengan slogan Gubernur Khofifah, rakyat sehat ekonomi sehat, rakyat selamet ekonomi selamet.
“Ini yang menjadi konsep kami dengan tetap membuat konten yang sehat,” ucapnya.
Kunci menghadapi pandemi, lanjut Arief, bagaimana media bisa memframing bencana nasional ini lebih baik agar partisipasi publik makin meningkat.
“AMSI akan mengambil peran di situ,” jelasnya.
Hal tersebut mengamini paparan Ketua AMSI Pusat, Wenseslaus Manggut, tentang upaya mengonstruksi konten. Apalagi pandemi mengembalikan marwah media paling dasar, yakni proximity local content.
“Misal, bagaimana publik ingin mengetahui persebaran Covid-19 di daerah mereka. Makin kuat proximitynya, makin dibutuhkan oleh publik. Karena, roximity dan local content menjadi sangat penting pada masa sekarang,” katanya secara daring.
Dari pandemi ini pula, media ditantang untuk mengemas local content dengan rasa nasional. “Dari pandemi kita belajar banyak agar kita lebih fokus pada lokal content,” ujar Wens.
Dia berharap, agar AMSI Jatim bersama stakeholders digital yang lain ikut mengorkestrasi ekosistem digital.
“Antara lain untuk kampanye anti hoaks. AMSI harus mengambil tempat di situ, kampanye anti hoaks dan anti hate speech,” tandasnya.
Sekadar diketahui, Konferwil ke-2 menjadi momentum penting bagi keberlanjutan AMSI sebagai konstituen Dewan Pers, menjelang akhir periode pertama kepengurusan AMSI Jatim menuju periode kepengurusan 2020-2023.
Pewarta: Eko Sabdianto
Editor: Andi Rachmanto
Publisher: Edius
