Ikuti Kami di Google News

bagian badan jalan yang menjadi rusak menuju Coban Lanang dan sengaja ditutup. Sehingga warga masyarakat yang berprofesi sebagai petani tidak bisa melewati badan jalan tersebut.
Badan jalan menjadi rusak usai dilewati excavator menuju Coban Lanang, sehingga warga masyarakat yang berprofesi sebagai petani tidak bisa melewati badan jalan tersebut. (Foto: Eko Sabdianto/malangNEWS).
MALANG NEWS – Warga RT 6/ RW 9, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu mengaku resah dan merasa dirugikan. Pasalnya, saluran air (parit) yang mengairi lahan sawah mereka menyusut akibat tertimbun bebatuan setelah badan jalan di desa setempat dilewati alat berat excavator atau bego.


Tak hanya itu, bahkan banyak bagian badan jalan yang menjadi rusak menuju Coban Lanang dan sengaja ditutup. Sehingga warga masyarakat yang berprofesi sebagai petani tidak bisa melewati badan jalan tersebut.

Salah satu warga Desa Pandanrejo, Darmaji mengungkapkan, sejak ada pengerjaan proyek yang dilakukan pengembang di Desa Pandanrejo yang menggunakan alat berat bego, warga menjadi kesulitan mengairi lahan sawahnya. Aliran air parit menjadi tidak lancar.

“Saya dan petani Desa Pandanrejo ini tidak diberitahu, tiba-tiba ada alat berat bego yang sudah beraktivitas dua mingguan ini. Kami kaget, karena jalanan (badan jalan) yang tadinya bagus sekarang menjadi rusak dilewati alat berat bego itu. Kami pun kesulitan untuk mengairi sawah, karena paritnya tertimbun tanah dan bebatuan,” keluhnya kepada awak media, Jumat (25/9/20).

Ketika dikonfirmasi awak media terkait keberadaan bego tersebut, Darmaji mengaku tidak tahu. Hal yang terjadi tahu-tahu badan jalan sudah rusak setelah dilewati alat berat tersebut.

“Kami sebagai orang kecil tidak diberitahu terlebih dahulu. Ya tahunya jalan menjadi rusak setelah dilewati bego. Kami sebagai masyarakat kecil resah, karena parit untuk pengairan sawah menjadi terkendala karena keuruk (tertimbun) dan menyempit,” kata dia.

Kepala Desa Pandanrejo, Abdul Manan, S.Sos saat ditemui awak media mengaku tidak ada pemberitahuan, baik kepada dirinya maupun kepada warga setempat terkait keberadaan alat berat tersebut.

“Sama sekali tidak ada pemberitahuan kepada kami selaku Kepala Desa Pandanrejo, dan pihak pengembang juga tidak berkirim surat kepada desa soal bego tersebut. Jadi, ya kami memang tidak tahu apa-apa,” ujar Manan.

Rencananya, lanjut Manan, dirinya bakal mengkonfirmasi kepada pihak pengembang terkait badan jalan rusak setelah dilewati excavator (bego) dimaksud.

“Ya, dalam hal ini saya sebagai Kepala Desa akan menghubungi pihak pengembang, agar segera membenahi kembali badan jalan yang rusak setelah dilewati bego itu,” janji dia.

Sementara itu, Mifta selaku pihak pengembang sekaligus pemilik “Taman Dolan” ketika dikonfirmasi awak media mengaku tidak tahu jika apa yang dilakukan pihaknya dinilai merugikan orang lain sebagsi akibat alat berat (bego) yang ia sewa.

“Ya, saya memang tidak tahu Mas, kalau jalanan irigasi itu rusak. Tapi nanti saya perbaiki kalau bego kembali. Sebetulnya kami sudah diberitahu Kepala Desa, bahwa ada kerusakan di irigasi. Kami tidak tahu juga kalau ada bego masuk malam pukul 20.00 WIB, ya karena ini semua akibat dari ketidaktahuan kami,” sesal dia.

Pewarta: Eko Sabdianto
Editor: Andi Rachmanto
Editor: Edius

Share: