Ikuti Kami di Google News

petani Hidroganik Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Basiri
Badiri, petani Hidroganik Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. (Had)
MALANG NEWS – Merefleksi peringatan Hari Pertanian, Kamis 24 September 2020 petani Hidroganik Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Basiri punya catatan tersendiri.


Basiri menyatakan, jika ada 3 PR (pekerjaan rumah) utama yang mendesak dicarikan solusi adalah terjadinya alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali secara nasional.

“Sebagai wujud apresiasi maka saya menilai ada tiga pekerjaan utama yang harus diselesaikan. Yang pertama adalah terjadinya alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali secara nasional,” kata Basiri, Kamis (24/9/2020).

Pria konseptor dan pendiri Bengkel Mimpi wadah pemberdayaan petani muda Kabupaten Malang ini menuturkan, selayaknya dilakukan regulasi, pengaturan lewat kebijakan yang pro petani, agar lahan pertanian tidak semakin habis.

Persoalan kedua yang perlu dicarikan jalan keluar adalah semakin banyaknya usia golongan petani yang sudah uzur alias sudah lanjut usia.

“Sekarang ini petani sudah banyak yang tua. Usia petani rata-rata diatas 50 tahun. Perlu dilakukan kaderisasi dan pemberdayaan mencetak petani millenial,” terang Basiri.

Selanjutnya PR ketiga adalah, harga komoditas pertanian yang tidak stabil yang berdampak merugikan petani. “Semestinya harga komoditas pertanian bisa stabil agar petani terlindungi,” papar Basiri.

Dari ketiga persoalan pertanian yang dipaparkan tersebut, Basiri menilai dampaknya sangat merugikan petani rakyat. “Akumulasi dari tiga persoalan tersebut adalah sulit tercapainya kesejahteraan petani dan swasembada pangan,” terang Basiri.

Potensi Pertanian
Tak hanya memaparkan tentang persoalan dan tantangan sektor pertanian saati ini, Basiri juga mengungkapkan adanya berbagai peluang potensi yang mesti dikembangkan untuk mewujudkan ketahanan pangan.

“Ada beberapa potensi yang layak untuk dikembangkan. Yakni pemanfaatan lahan pekarangan untuk bertani, pemanfaatan lahan kering atau tandus untuk bertani dengan bantuan teknologi, dan pengembangan potensi anak muda untuk menjadi petani produktif,” tukas Basiri.

Inovasi Baru Bengkel Mimpi
Sebagai wujud kepedulian terhadap penciptaan ketahanan pangan, Bengkel Mimpi membuat inovasi baru berupa sistem budidaya padi sistem tetes untuk lahan kering.

Basiri menjelaskan, gambaran sistem ini adalah padi ditanam di lahan kering dengan menggunakan irigasi tetes.

“Alhamdulillah dengan sistem ini insya allah hemat air sampai 70 persen. Dan
peningkatan hasil sampai 50 persen,” imbuh Basiri.

Basiri berharap, ke depan swasembada pangan dan kesejahteraan petani bisa tercapai.

“Kami siap berpartisipasi mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan. Doakan bisa terealisasikan dan petani bisa sejahtera,” pungkas Basiri. (Had).

Share: