Ikuti Kami di Google News

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Sinarto
Sinarto, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur. (Had)
MALANG NEWS – Walaupun adanya pandemi memberi dampak buruk pada berbagai sektor kehidupan, namun Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Sinarto optimis industri pariwisata bangkit dan bisa menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan penerimaan pendapatan besar.


“Kami optimis, industri pariwisata bangkit dan bisa menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan penerimaan pendapatan besar,” kata Sinarto, Senin (27/7/2020).

Sinarto menuturkan, dirinya berharap industri pariwisata Jawa Timur berkembang dengan baik, karena industri MICE menyerap banyak tenaga kerja, masyarakat bisa kembali beraktifitas dan perekonomian menjadi lebih stabil.

“Karena bagaimanapun, pariwisata merupakan salah satu sumber PAD terbesar bagi daerah,” tegas Sinarto.

Langkah Strategis
Sinarto mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah penting memajukan pariwisata di Jawa Timur dan khususnya Malang.

Ia menuturkan, secara umum yang dilakukan terhadap Pariwisata Jawa Timur dan Malang Raya tertuang dalam Nawa Bhakti Satya yakni Jatim Harmoni, dimana berbagai program yang merupakan sinergitas antar sektor untuk mendukung kepariwisatan dilakukan.

Atensi secara khusus tertuang dalam penyusunan perencanaan perencanaan dalam Perda no 6 tahun 2017, serta diantaranya dalam Perencanaan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi Malang maupun penguatan kelembagaan untuk mendorong percepatan pembangunan KEK Singhasari. 

Selain itu yang dilakukan Disbudpar Provinsi Jatim pada masa Pandemi COVID-19 terhadap pariwisata Jatim dan Malang Raya, adalah dengan telah mengeluarkan SE Gubernur nomor: 650/28404/118.1/2020 tentang tatanan kenormalan baru sektor pariwisata Jawa Timur yang kemudian ditindaklanjuti dengan SK Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur nomor: 556/119/118.5/2020 tentang Petunjuk Teknis SOP Protokol Kesehatan di Lingkungan Usaha Pariwisata. 

Ia menjelaskan, solusi pariwisata di new normal ini telah disebutkan dalam
dua surat tersebut pada poin 1, diharapkan dapat diterapkan di seluruh usaha pariwisata di Jawa Timur dalam menegakkan protokol Kesehatan guna memutus rantai penularan Covid-19.

Yakni wajib mengenakan masker, adanya pembatasan pengunjung, penerapan physical distancing, hingga pengaturan keluar masuk pengunjung.

Penerapan protokol Kesehatan tersebut tentu membutuhkan Kerjasama dari berbagai pihak, termasuk media yang diharapkan dapat mendukung edukasi masyarakat untuk meningkatkan kepercayaan terhadap usaha pariwisata, dan memulihkan kembali perekonomian masyarakat.

Disamping itu, di masa transisi pandemi ini Disbudpar Provinsi Jawa Timur melakukan kampanye pemasaran melalui media digital, menggerakkan pertemuan di hotel sesuai dengan protokol kesehatan sebagai upaya menggerakkan perekonomian, dan mendorong Kabupaten/Kota untuk re-opening usaha pariwisata dengan penerapan protokol kesehatan.

Berdasar data sampai tanggal 27 Juli 2020 dapat dilaporkan sebagai berikut : 

18 Kabupaten/Kota telah siap membuka kembali (re-opening) Destinasi Wisatanya sebanyak 111 DTW (Destinasi Tujuan Wisata) dengan memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung, menerapkan Protokol Kesehatan (CHS).

Usaha Pariwisata yang telah buka dan menerapkan Protokol Kesehatan di 38 Kabupaten/Kota sebanyak: 796 hotel dari 2.225 hotel, dan 2.707 restaurant atau rumah makan dari 4.203 restaurant/rumah makan.

Strategi lain yang dilakukan dalam rangka pemulihan ekonomi sektor pariwisata, dengan lebih difokuskan pada wisatawan Nusantara khususnya BTS dan Ijen.

Daerah tujuan wisatawan Nusantara: Kota Batu, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Banyuwangi, Probolinggo dan Kabupaten Pacitan. Dalam menggarap pasar wisatawan Nusantara ini, secara teknis dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu: Pasar Internal masing-masing wilayah Kabupaten Kota. Misalnya: Orang Malang berwisata di internal wilayahnya, Orang Magetan berwisata di internal wilayah Magetan, dsb.

Pasar Wisnus antar Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Timur: Misalnya Surabaya ke Probolinggo, Sidoarjo ke Kediri, dan seterusnya.

Pasar Antar Provinsi, terutama Provinsi di Pulau Jawa. Sementara diutamakan yang memiliki akses mudah, yaitu yang bisa dijangkau tanpa harus menggunakan pesawat (karena untuk naik pesawat perlu izin yang tidak sederhana).

Dampak Pandemi
Terkait prosentase penurunan saat PSBB beberapa bulan lalu pada omset dan jumlah wisatawan, Sinarto mengatakan belum ada laporan penghitungannya.

Di era yang susah begini, industri pariwisata masih fokus untuk bertahan dan survive. Dikarenakan Hampir semua sektor pariwisata terdampak Covid–19.

Secara otomatis omset dan jumlah wisatawan menurun drastis. Kabupaten/kota di awal pandemi juga mengeluarkan himbauan untuk menutup destinasi wisata, membatalkan kalender wisata dan event budaya di daerahnya.  

“Data yang terkumpul di Kami untuk Okupansi hotel bintang dan non bintang turun hingga tersisa hanya 5-10 persen, Pengunjung restoran turun hingga tersisa 20-30 persen, pembatalan tiket perjalanan wisata mencapai 95 persen, hingga pengurangan jumlah tenaga kerja dan jam kerja,” tegas Sinarto.

Terkait gambaran potensi pariwisata di Jawa Timur dan Kabupaten Malang, Sinarto menjelaskan, potensi Pariwisata Jawa Timur sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia memiliki aneka ragam daya tarik wisata yang terdiri dari daya tarik wisata alam, budaya dan buatan.

Jawa Timur dengan 38 Kabupaten dan Kota. Pada data terakhir, Jawa Timur memiliki 958 daya tarik wisata, yaitu 332 DTW Alam, 299 DTW Budaya dan 291 DTW Buatan serta 479 Desa Wisata.

Dengan kekayaan alam dan potensi wisata yang melimpah ruah, apabila dikelola dengan baik tentu akan meningkatkan kuantitas maupun kualitas DTW yang juga akan berdampak pada meningkatnya kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Dimana hal tersebut nantinya akan meningkatkan juga bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Malang Raya yang terdiri dari Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu memiliki jumlah DTW sebanyak 176 DTW, yang terdiri dari 107 DTW di Kabupaten Malang, 32 DTW di Kota Malang dan 37 DTW di Kota Batu

Sehubungan dengan selama PSBB kemarin ada PHK atau usaha pariwisata kolaps, Sinarto mengungkapkan, hampir semua sektor pariwisata mengalami kolaps.

Biro perjalan wisata dan agen perjalanan wisata juga sarana hiburan dan rekreasi sempat berhenti total. Hanya sebagian hotel dan restoran yang buka dan menerapkan aturan ketat new normal.

Total pekerja terdampak sebanyak 36.057. Sekitar 2,4 persen pekerja mengalami PHK sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Pekerja yang dirumahkan sebanyak 55,4 persen. Pengurangan aktifitas ekonomi sebesar 25,4 persen. Resceduling pekerjaan sebesar 16,7 persen. Dan Bekerja normal sebanyak 0,1 persen.

Sinarto menjelaskan, saat pandemi, seluruh sektor pariwisata mengalami kolaps. Mengingat dampak dari pandemi ini menyebabkan seluruh daya tarik wisata tutup, kalender wisata dan event budaya dibatalkan, museum tutup, penghentian sementara penerbangan internasional sehingga angka kunjungan wisatawan mengalami penurunan yang signifikan.

Demikian juga pada tingkat hunian hotel dan pengunjung restoran yang juga mengalami penurunan signifikan. Dikarenakan perjalanan pariwisata mengalami penurunan yang benar-benar signifikan, sehingga berdampak pada kolapsnya industri pariwisata.

Sinarto menuturkan, pihaknya tetap optimis dan mengajak semua pihak bersinergi untuk mendukung pariwisata di era new normal.

“Saya Optimis industri pariwisata bisa berkembang dan maju. Semoga semua pihak turut mendukung menjadikan industri pariwisata Indonesia umumnya, dan Jawa Timur dapat mensejahterakan rakyat,” pungkas Sinarto. (Had)

Share: