Ikuti Kami di Google News

Anggota Tim Satgas Pemakaman Darurat Covid-19 UPT PPU.
Anggota Tim Satgas Pemakaman Darurat Covid-19 UPT PPU, saat memakamkan jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP). (Har).
MALANG NEWS – Tidak mengenal waktu dan hari libur. Itulah kata yang patut disematkan kepada Tim Gabungan yang terdiri dari Tim Siaga Darurat Covid-19 UPT Pengelolaan Pemakaman Umum, Search And Rescue (SAR), Public Safety Center (PSC) 119 dan Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang.


Bagaimana tidak, jenazah kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Kota Malang terus meningkat. Belum kering rasa lelah petugas, setelah kemarin memakamkan jenasah PDP di TPU Sukun Nasrani. Kini Tim gabungan harus beraksi dalam prosesi pemakaman di TPU Ngujil yang berlokasi di Jalan Membramo, Kota Malang.

Peningkatan jenazah kategori PDP tidak dapat dipungkiri, jika dibandingkan saat awal-awal pandemi ini diumumkan secara resmi oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagai pandemi global pada tanggal 11 Maret 2020.

Tiga bulan yang lalu. Saat itu masyarakat masih mematuhi aturan protokol kesehatan dengan tetap berada di rumah dengan mengikuti anjuran Pemerintah. Dimasa transisi, dimana protokol kesehatan mulai diacuhkan. Masyarakat sudah banyak tidak mengenakan masker, tidak memperhatikan social distancing maupun phisyical distancing.

Sungguh ironi yang patut disayangkan, pasalnya virus yang berasal dari Kota Wuhan Propinsi Hubei Tiongkok – Cina ini masih belum berakhir. Tidak mengagetkan jika grafik pergerakan orang terpapar SARS CoV-2 ini terus meningkat.

“Iya hari ini, kita ada pelayanan pemakaman PDP berasal dari Jalan Binor dan telah dirawat di Rumah Sakit Islam Aisyiah Jalan Sulawesi dan dimakamkan di TPU Ngujil,” ujar Kepala UPT Pengelolaan Pemakaman Umum sekaligus Ketua Tim Satgas Pemakaman Darurat Covid-19, Taqruni Akbar saat ditemui di sela-sela pemakaman di TPU Ngujil Blok V, Sabtu (27/6/2020).

Lebih lanjut, pria murah senyum ini mengatakan, meskipun Tim kelelahan namun tetap bersemangat untuk menjalankan tugas.

“Pasalnya melayani masyarakat menuju peristirahatan terakhir merupakan motto yang harus diimplementasikan dan kesiagaan sangat diperlukan, apalagi di musim wabah ini,” ucap dia.

Panas yang cukup terik dengan sengatan yang cukup menggigit. Tidak menyurutkan semangat Tim gabungan untuk bekerja dalam pelayanan pemakaman sesuai protokol Covid-19. Tim saling bersinergi dan berbagi tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Pengawalan jenazah dan penyemprotan disinfektan dilaksanakan oleh BPBD, pengangkutan sekaligus pemindahan peti dari mobil jenasah ke lokasi pemakaman dilakukan oleh Tim 119 Dinas Kesehatan. Sebuah kerjasama dan gotong-royong yang patut diapresiasi.

Tidak seperti Tempat Pemakaman Umum lainnya, TPU Ngujil ini memiliki kultur tanah yang berbeda. Medan yang cukup menanjak dan sulit dilalui drakbar, sehingga peti harus digotong. Bukan perkara mudah karena peti yang berisi jenasah memiliki volume yang lebih berat. Perlu diketahui jenasah yang sudah dimasukkan peti, sudah disterilkan dan pihak Rumah Sakit sudah menjalankan SOP untuk pemulasaran jenasah. Sehingga ketakutan masyarakat yang berlebihan sepatutnya tidak terjadi.

Dikatakan, jenazah kategori Pasien Dalam Pengawasan karena sebelum meninggal pasien sudah dilakukan rapid test dengan gejala awal yang teridentifikasi Corona Virus Disease -19, seperti serangan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), batuk, demam diatas suhu 38⁰, bronkitis dan pneumunia.

Meskipun jenazah memiliki penyakit bawaan seperti jantung, diabetes, stroke atau darah tinggi untuk pemakaman tetap harus melalui protokol penanganan dan pengamanan jenasah Covid-19. Hal ini yang perlu diedukasi kepada masyarakat.

“Dengan sosialisasi dan edukasi secara humanis, diharapkan jenazah kategori PDP maupun Covid-19 dapat diminimalisir karena masyarakat sudah paham dan mengerti. Kami juga menghimbau kepada masayarakat, untuk selalu tetap waspada,” pungkas dia.

Prosesi pemakaman yang memakan waktu sekitar 3 jam berlangsung tertib. Pihak keluarga turut hadir untuk mendoakan, tentu dengan mematuhi protokol kesehatan dan pembatasan bagi yang berziarah. (Har)

Share: