
MALANG NEWS – Pemerintah Desa (Pemdes) Tulungrejo bersama warga masyarakat menggelar kegiatan acara Njenang Bareng dan Pentas Seni, yang merupakan tradisi tahunan dalam rangka Merti Bumi Tulungrejo dengan mengusung tema “Tulus Wigati Trustha ung Widhi” bertempat di lapangan Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada Sabtu (26/7/2025).
Dalam kegiatan acara tersebut, dari pihak panitia pelaksana juga memberikan 10 ribu kupon makan gratis. Hal itu dilakukan, sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi warga masyarakat yang turut serta memeriahkan.
Selain itu, untuk menghibur warga masyarakat yang antusias mengikuti, dari pihak panitia juga menghadirkan Daily Music Intertainment, senam bersama Zyn Tya. Terakhir, yag tidak kalah menarik, pihak panitia pelaksana juga menyediakan 10 keping emas dengan hadiah utama 1 ekor sapi dan ribuan hadiah hiburan lainnya.
Tidak hanya itu saja, kegiatan acara ini juga dimeriahkan oleh pentas seni dan budaya dari masing-masing RW, itu mulai tari-tarian tradisional hingga pertunjukan budaya.
Kepala Desa (Kades) Tulungrejo, Suliono menjelaskan, Merti Bumi merupakan tradisi unik karena juga terdapat ritual yang sarat makna dan nilai-nilai spiritual, sosial, dan budaya.
“Merti Bumi memiliki makna spiritual yang mendalam, yaitu sebagai wujud syukur dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan perlindungan-Nya. Melalui ritual ini memperkuat solidaritas sosial antar warga desa, karena semua elemen masyarakat terlibat dalam proses persiapan dan pelaksanaan,” terangnya kepada awak media.
Menurutnya, Merti Bumi menjadi sarana pelestarian budaya dan tradisi lokal, sehingga nilai-nilai budaya dapat terus dipertahankan dan diwariskan kepada para generasi berikutnya.
“Melalui ritual ini mencerminkan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam. Dengan demikian, Merti Bumi menjadi contoh nyata dari kekayaan budaya yang ada di Desa Tulungrejo yang patut dilestarikan dan dikembangkan serta dipertahankan hingga sampai ke anak cucu kita, sebab ini merupakan salah satu dari budaya leluhur,” ungkap Suliono.
Njenang Bareng
Puncak dari serangkaian kegiatan acara di Desa Tulungrejo ditandai dengan tradisi “Njenang Bareng”, dimana diikuti sejumlah 18 RW, para warga memasak dengan mengaduk jenang bersama menggunakan wajan besar.
“Ya, jadi warga masyarakat memasak dengan mengaduk jenang secara bersama-sama sampai matang. Jadi, jumlah total bahan jenang yang diolah mencapai 4 ton, yang terdiri dari ketan, kelapa, gula merah, dan beras, seluruhnya hasil dari pertanian warga Desa Tulungrejo yang menjadi simbol keberkahan, karena ini juga salah satu bentuk wujud gotong-royong dan kebersamaan,” ujar Suliono.
Tidak hanya memasak saja, namun setelah matang, lanjut Suliono, kemudian jenang tersebut disuguhkan kepada warga dan tamu undangan.
“Betapa ini memperlihatkan nilai luhur semangat gotong-royong dan kepedulian antarwarga. Karena filosofi njenang adalah tentang kebersamaan. Rasa dan kekuatan akan tercipta melalui kesatuan, kebersamaan dan persatuan,” paparnya.
Tulus Wigati Trustha ing Widhi
Berkaitan dengan tema, lebih lanjut dirinya mengungkapkan, tahun ini “Tulus Wigati Trustha ing Widhi” yang memiliki makna ketulusan, kesungguhan, dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan perlindungan-Nya.
“Seperti yang saya sampaikan tadi, bahwa ritual adat ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada bumi saja, akan tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan juga sebagai penguatan solidaritas sosial bagi warga masyarakat di Desa Tulungrejo, dengan harapan agar senantiasa diberikan keberkahan, dijauhkan dari bencana, musibah selalu hidup guyub rukun, tenteram dan damai,” harap Suliono.
Berdayakan Pelaku UMKM Agriraya
Suliono juga mengungkapkan, bahwa pihak panitia juga mengandeng para pelaku UMKM setempat, dengan menjual aneka produk-produk unggulan khas, sehingga mereka dapat berkreasi untuk memasarkan serta mengenalkan kepada wisatawan.
“Tentunya kami sengaja melibatkan para pelaku UMKM Agriraya yang ada di Desa Tulungrejo, sehingga perekonomian warga masyarakat dapat terdongkrak naik,” urainya dengan optimis.

Didukung dan Diapresiasi Wawali Kota Batu
Sementara itu, di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, S.H., M.H mengaku sangat mendukung penuh dan memberikan apresiasi atas komitmen yang dilakukan oleh Pemdes Tulungrejo dalam menjaga dan tetap melestarikan warisan budaya dari leluhur.
“SD saya di Tulungrejo, akte kelahiran saya juga di Desa Tulungrejo, tentunya saya sangat bangga sekali dengan Desa Tulungrejo, karena telah menyelenggarakan acara ini sebagai bentuk rasa syukur, sekaligus juga menguri-uri budaya untuk selalu dilaksanakan pada setiap tahunnya agar tetap selalu dipertahankan hingga kepada generasi muda,” ungkapnya.
Politisi Partai Gerindra ini juga menambahkan, melalui penyelenggaraan budaya seperti ini sejalan dengan visi misi Kota Batu sebagai kota wisata yang berbasis pertanian, agro industri, alam, budaya, dan juga spiritual.
“Karena Merti Bumi tentunya bukan hanya perayaan tahunan saja, melainkan juga sebagai salah satu bentuk pondasi sosial yang mengajarkan pentingnya hidup dalam harmoni kebersamaan. Oleh sebab itu, tradisi ini dapat menyatukan warga, selain itu juga tentunya dapat mempererat jalinan silaturahmi, hubungan lintas usia dan generasi muda, sekaligus memperkuat rasa persaudaraan dan gotong-royong untuk selalu mempertahankan warisan budaya dari leluhur,” tuturnya.
Menurut mantan anggota DPRD Kota Batu ini, tradisi seperti itu bukan hanya layak untuk dipertahankan saja, akan tetapi juga harus diangkat sebagai potensi pariwisata berbasis kearifan lokal.
“Kami mendorong agar kegiatan Merti Bumi ini masuk dalam kalender wisata Kota Batu, melalui Dinas Pariwisata Kota Batu,” ujar Heli Suyanto, saat turut serta dalam prosesi njenang bareng bersama warga.
Pihaknya meyakini, tradisi selamatan desa seperti ini mampu menjadi model pembangunan yang berakar pada nilai-nilai budaya, memperkuat identitas masyarakat, dan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata secara berkelanjutan.
“Pemerintah Kota Batu berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian budaya sebagai bagian integral dari pembangunan Kota Batu menuju kota yang berkarakter, berdaya saing, dan berkelanjutan,” tandas Heli Suyanto. (Nda)