
MALANG NEWS – Keberadaan distro punk Kios Chaos milik Oki Honestiyan Adi, salah seorang punker dari komunitas punk Kota Batu, yang berlokasi di Jalan Apukat nomor 10, Dusun Binangun, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu mendapat dukungan dan diapresiasi komunitas punk yang ada di Kota Batu.
Pasalnya, distro punk tersebut menjadikan wadah atau tempat sarana untuk berkumpul dan berdiskusi tentang kemajuan komunitas punk terutama yang ada di Kota Batu.
Eko Sabdianto, salah seorang punker Kota Batu mendukung sekaligus mengapresiasi keberhasilan dari sahabatnya dalam memajukan distro punk yang dimaksud.
“Alhamdulilah, saya terus terang sangat senang pada akhirnya Boner (Oki-red) telah berhasil berwirausaha sendiri dan juga dari modal sendiri, hingga kini mempunyai tempat yang sangat layak jauh jika sebelumnya dibandingkan beberapa tahun lalu,” ungkap Kurowo sapaa akrabnya kepada awak media, Minggu (29/6/2025).
Kenang Masa Lalu saat di Jalanan
Berkaitan dengan keberhasilan dari sahabatnya tersebut, dirinya mengenang beberapa tahun lalu, jika Oki Honestiyan Adi sempat berjualan di pinggir-pinggir jalan yang sempat juga diusir petugas.
“Saya bersyukur, karena saat ini sudah punya tempat padahal kalau dulu itu Boner berjualan dengan cara ngelapak di pinggir-pinggir jalan dan jika kalau ada acara musik punk saja, karena belum mempunyai tempat, tapi sekarang sudah punya tempat layak,” ujarnya.
Saat berjualan di pinggir jalan dulu, urai Kurowo dirinya bersama rekan-rekan dari komunitas punk Kota Batu juga acapkali membantu menjaga dan menjajakan kaos, jaket, topi, kaset, celana dan lain sebagainya.
“Ya, itu karena dulu kami sama-sama berangkat dari jalanan, kehidupan keras di jalan seringkali memaksa kami untuk mencari uang salah satunya dengan cara mengamen, dan yang terpenting tidak mencuri apalagi merugikan orang lain,” paparnya.
Tepis Image Negatif di Komunitas Punk
Menurutnya, keberadaan komunitas punk di Kota Batu yang dulunya mendapat cibiran dan image yang negatif dari masyarakat awam tentang punk, tidak benar adanya.
“Ya, jadi kalau ada yang terlibat dengan obat-obatan atau narkoba atau bahkan melakukan tindak pidana yang berurusan dengan hukum itu hanyalah oknum, karena selama ini yang kita ketahui bersama, dan tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak punk memang identik dengan penampilan yang menurut masyarakat awam itu berbeda fashion dengan kebanyakan orang, karena mereka menilai hanya dari style dan fashion yang mereka kenakan, bahkan ironisnya keberadaanya dinilai dan dicap seperti kriminal,” urai Kurowo.
Pada hal, masih kata Kurowo, jika menelisik lebih jauh tentang keberadaan komunitas punk tidak seperti yang masyarakat awam sebut itu tidak benar adanya.
“Justeru itu, saat saya bergabung masuk ke dalam komunitas punk sekitar tahun 1990 an silam saya tidak menemui itu, bahkan mereka juga bisa berkarya dengan membuat lagu yang bertema sosial dan kritik terhadap pemerintah dan melawan kesewenang-wenangan, dari situ saya belajar banyak filosofi dan definisi tentang arti punk yang sesungguhnya,” kenang alumni APARTEL Ganesha Malang ini.
Berkarya dengan Lagu dan Membuka Usaha
Saat ini, lanjut Kurowo rekan-rekan sebayanya di komunitas punk Kota Batu terbilang sudah berubah drastis ke arah yang lebih baik dari beberapa tahun sebelumnya.
“Semakin lama usia kita bertambah, terlebih kita semua juga telah berkeluarga, maka secara otomatis ada tanggung jawab besar yang kita emban agar dapur tetap mengebul, yakni dengan bekerja mencari nafkah demi keluarga kita tercinta, dimana salah satunya dengan membuka distro punk, seperti yang dilakukan sahabat saya Oki Honestiyan Adi yang kini sukses menjadi seorang pengusaha dengan modal sendiri,” pungkasnya. (Nda)