
MALANG NEWS – Pemerintah Desa (Pemdes) Sumberejo menggelar kegiatan acara Sumberejo Spectaculer Carnival yang merupakan Karnaval Budaya sebagai puncak kegiatan selamatan desa yang ke-115, dengan mengusung tema “Nyawiji Anggayuh Lestari”, yang artinya berupaya dan berusaha untuk kebersamaan, kekompakan mencapai kelestarian serta keberkahan dari Tuhan YME, dengan tujuan agar masyarakat saling memiliki dan melengkapi, rasa persatuan Desa Sumberejo pada Sabtu (21/6/2025).
Melalui kegiatan acara ini, tidak hanya mempertahankan kearifan lokal saja, namun akan tetapi juga mendorong kolaborasi warga masyarakat Desa Sumberejo dan Pemerintah Desa Sumberejo untuk pembangunan desa yang berkelanjutan.
Kepala Desa (Kades) Sumberejo, Drs. Riyanto menjelaskan, bahwa rangkaian acara dimulai pukul 11.00 WIB dengan pertunjukan budaya dari 15 kelompok kesenian binaan Desa Sumberejo, termasuk juga di dalamnya karnaval kolaboratif dari 10 RW.
“Setelah Maghrib, acara berlanjut dengan hiburan rakyat hingga pada malam harinya sound system. Partisipasi warga masyarakat Desa Sumberejo sangat luar biasa sekali mengikuti kegiatan ini. Kami sengaja melibatkan aparat keamanan (Polisi dan TNI) serta Lias Desa Sumberejo untuk menjaga keamanan dan kelancaran, hingga suksesnya acara tersebut,” terangnya kepada awak media.
Dirinya menambahkan, bahwa selain itu kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa yang hampir hilang dan mempererat hubungan antara pemerintah desa dengan masyarakat setempat.
“Kami berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kebersamaan dan kekompakan bagi seluruh warga masyarakat Desa Sumberejo,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia sampaikan, Karnaval Budaya ini juga menampilkan berbagai jenis seni budaya, termasuk reog, pencak silat, bantengan, tari-tarian dan lain sebagainya.
“Karnaval ini juga dimeriahkan dengan sound system yang menampilkan berbagai jenis musik, karena pihak panitia juga telah melakukan persiapan yang matang, termasuk juga dengan pengundian nomor peserta dan penataan lokasi karnaval,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Riayanto juga menyebutkan, selain Karnaval Budaya, kegiatan selamatan desa juga dimeriahkan dengan doa bersama lintas agama dan kegiatan ritual Jawa.
“Dimana salah satu tujuannya untuk melestarikan budaya Jawa dan juga tradisi agar tidak hilang, tapi tetap dilestarikan dengan baik,” pungkasnya.
Geliat Seni Dongkrak Perekonomian Desa
Sementara itu, Istri Kades Sumberejo, Mulyatini, menekankan bahwa selamatan ini menjadi wadah revitalisasi seni tradisional seperti jathilan, reog, tari adat, dan musik akar rumput, sekaligus pameran UMKM untuk menggerakkan dan mendongkrak ekonomi desa.
“Ini bukan sekadar pesta rakyat biasa. Sebab, kami ingin agar dampaknya menyentuh tiga aspek seperti budaya, ekonomi, dan sosial,” ujar Mulyatini.
Tradisi sebagai Fondasi Pembangunan Desa
Terpisah, sesepuh Desa Sumberejo, Mbah Jum menyampaikan, bahwa Selamatan Desa Sumberejo telah menjadi ritual refleksi atas keberkahan alam dan manusia, sekaligus evaluasi kolektif kemajuan pembangunan.
“Ya, itu tercermin dari keterlibatan warga masyarakat Desa Sumberejo dalam pelestarian lingkungan dan juga adat, karena ini merupakan investasi sosial bagi kami. Oleh sebab itu, nilainya tak terukur dengan materi, tetapi manfaatnya abadi untuk anak cucu kita,” tandasnya. (Nda)