Ikuti Kami di Google News

MALANG NEWS – Pemerintah Kota Batu melalui Bappelitbangda Kota Batu menyelenggarakan forum partisipasi publik dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batu periode 2025-2030, di Zam-Zam Hotel, Rabu (5/3/2025).

Forum ini menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan usulan dalam merumuskan kebijakan pembangunan lima tahun ke depan. RPJMD merupakan kewajiban kepala daerah yang diamanatkan oleh Pasal 263 Ayat (2) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 14 Ayat (1) dan (2) Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah.

Wali Kota Batu, Nurochman, dalam sambutannya menegaskan, bahwa forum ini merupakan ruang partisipasi publik yang luar biasa untuk merumuskan kebijakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

“Forum ini menjadi rumah partisipasi publik bagi masyarakat Kota Batu. Semakin banyak refleksi dan usulan yang disampaikan, semakin berkualitas rekomendasi yang dihasilkan untuk RPJMD,” ujar Wali Kota Batu, Nurochman.

RPJMD Kota Batu 2025-2030 bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui tiga pilar utama: yakni Mengembangkan ekonomi berbasis agro-kreatif dengan dukungan infrastruktur integratif dan berwawasan lingkungan. Mengendalikan pembangunan ruang kota, konservasi hutan, dan sumber daya air, serta membangun tata kelola pemerintahan yang berintegritas, kolaboratif, dan inovatif dengan penguatan desa dan kelurahan.

Sasaran utama RPJMD meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), perluasan kesempatan kerja, ketahanan pangan, pemenuhan infrastruktur dasar, serta peningkatan produktivitas sektor ekonomi strategis seperti pertanian dan UMKM.

Wali Kota Batu, Nurochman menyoroti beberapa isu strategis yang menjadi fokus pembangunan Kota Batu, mulai dari sektor pariwisata yang berkembang pesat, namun UMKM lokal belum sepenuhnya menjadi tuan rumah di kota wisata. Sektor pertanian yang masih menjadi tulang punggung kehidupan masyarakat Kota Batu, hingga permasalahan sampah perlu penanganan serius untuk menjaga keberlanjutan ekologis, dan percepatan pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas SDM.

Selain itu, Wali Kota Batu, Nurochman juga mengapresiasi pengabdian RT/RW dengan memberikan kenaikan insentif dan mengumumkan penurunan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar 30 persen sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap masyarakat.

Prof. Dwi Budi Santoso, selaku narasumber dalam forum ini, menyampaikan tantangan dalam mewujudkan visi “Mbatu Sae” (Kota Batu yang Baik).

“Target pertumbuhan ekonomi Kota Batu sangat tinggi, sehingga membutuhkan pengelolaan keuangan daerah yang presisi. Pendapatan per kapita Kota Batu sedang naik, namun investasi mulai menurun. Oleh karena itu, inovasi dan gagasan baru sangat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian,” ujar Prof. Dwi.

Ia juga menekankan pentingnya peningkatan investasi dan pendapatan daerah, terutama melalui penguatan sektor UMKM dan pertanian.

“Pendidikan dan kesehatan perlu mendapat perhatian lebih, sementara pertanian dan UMKM harus dimaksimalkan sebagai basis ekonomi Kota Batu,” tambahnya.

Wali Kota Batu, Nurochman berharap forum ini dapat menghasilkan rekomendasi yang berkualitas dan menjadi landasan kuat dalam penyusunan RPJMD Kota Batu 2025-2030.

“Mari kita bersama mewujudkan pembangunan Kota Batu yang lebih baik demi kesejahteraan seluruh masyarakat dan mewujudkan Mbatu Sae,” tutupnya.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Pemerintah Kota Batu berkomitmen untuk mewujudkan visi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing menuju Kota Batu Generasi Emas 2045. (Nda)

Share: