MALANG NEWS – Seabrek beragam program kerja di tahun 2024 ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu terus berbenah dan berinovasi yang seakan tiada henti, hal itu dilakukan demi perkembangan Kota Batu agar menjadi jujugan para wisatawan yang berkunjung merasa aman dan nyaman.
Usai memperbaharui dan merevitalisasi fasilitas umum seperti jalan raya dan drainase di Kota Batu, kini yang terbaru menciptakan program Kota Tematik, dimana saat ini masih tengah berproses.
Pasalnya, di era gencarnya pembangunan infrastruktur, DPUPR Kota Batu menjadi dinas yang paling sibuk. Hal tersebut sesuai dengan visi DPUPR, yakni mewujudkan penyelenggaraan sarana dan prasarana serta pemanfaatan ruang kota yang mampu melayani kebutuhan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, sekaligus juga dalam mendukung Kota Batu sebagai kota wisata, mandiri, maju, dan sejahtera dengan implementasi Desa Berdaya Kota Berjaya.
Kepala Dinas (Kadis) PUPR Kota Batu, Ir. Alfi Nurhidayat, S.T., M.T., IPM menjelaskan, bahwa pihaknya tidak hanya sekadar membangun infrastrukturnya saja, namun DPUPR Kota Batu juga mempunyai misi untuk mewujudkan kualitas dan kuantitas jalan sesuai dengan kebutuhan pengembangan Kota Batu, agar bisa dinikmati masyarakat dan wisatawan.
“Ya, selain itu, kami juga mewujudkan pengembangan sarana prasarana permukiman bagi lingkungan yang sehat dan sistem drainase yang baik dalam upaya meminimalkan genangan air di seluruh wilayah Kota Batu, seperti saat ini yang kami kerjakan di sepanjang Jalan Panglima Sudirman,” terang Alfi Nurhidayat kepada awak media, pada Senin (22/7/2024).
Menurutnya, DPUPR Kota Batu dalam hal ini juga mewujudkan sistem pengendalian tata ruang yang meliputi perencanaan dan pemanfaatan ruang, mewujudkan pedestrian bagi para pejalan kaki, serta mewujudkan pelayanan bagi masyarakat.
“Karena tanggung jawab kami tidak hanya membangun infrastruktur saja, namun juga pelayanan, perawatan, dan pelestariannya. Selain itu, DPUPR Kota Batu memiliki berbagai program unggulan dimana salah satunya pengelolaan tata ruang kota dengan mewujudkan kota tematik, karena Kota Batu merupakan kota wisata. Dalam program ini kami juga melakukan revitalisasi terhadap drainase yang ada di sepanjang Jalan Panglima Sudirman, Semeru, Bromo, Diponegoro dan beberapa ruas jalan lainnya,” ungkap Alfi Nurhidayat.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kota Batu, Ir. Eko Setiawan, S.T., M.T, PM menbahkan, dalam menjalankan berbagai programnya, DPUPR Kota Batu mengemban amanat anggaran sebesar Rp 41 miliar yang dialokasikan kepada 6 bidang kerja yakni Bidang Cipta Karya, Bidang Sumber Daya Air, Bidang Bina Marga, Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dan Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang.
“Dalam pelaksanaannya kami sudah berkoordinasi dengan DPUPR Provinsi Jawa Timur, dan saat ini masih dalam proses pengerjaan, dimana salah satunya menebang pohon yang berada di beberapa ruas jalan Provinsi Jawa Timur, untuk mewujudkan kota tematik dan pedestrian bagi para pejalan kaki. Namun, tentunya juga mengantisipasi pohon yang ditebang dengan menanam pohon baru sebagai penggantinya, hal ini sesuai dengan arahan dari DPUPR Provinsi Jawa Timur,” imbuhnya.
Dirinya menegaskan, namun beberapa pohon yang ditebang itu memang dilakukan untuk pohon yang sekiranya membahayakan bagi para pengendara dan pejalan kaki, agar tidak sampai membahayakan.
“Karena usia pohon itu memang sudah tua, lalu dari segi fisik pohon itu mengalami pelapukan artinya dari akar itu sudah waktunya untuk ditebang, sebelum menimpa pengendara dan pejalan kaki yang melintas. Sebab, disamping membahayakan para pengguna jalan, akarnya pohon juga merusak paving diatas drainase yang kita bangunan,” ungkap Eko Setiawan.
Dirinya lebih lanjut menjelaskan, bahwa dengan penggantian atau pemindahan pohon ini pasti ada efeknya. Namun menurutnya keberadaan pohon yang dimaksud diusahakan berada dijalur kewenangan Provinsi Jawa Timur.
“Ya, artinya biar Provinsi Jawa Timur nantinya yang akan menentukan seperti diperiode satu kemarin ada beberapa pohon yang kita pindah, namun pihak provinsi menginginkan pohon itu dipindahkan ke jalur Sumber Brantas juga ke beberapa arah Kecamatan Pujon. Jadi pada intinya kami hanya melaksanakan dan mengikuti saran dari provinsi untuk dipindah ke aset mereka,” urainya.
Meski demikian, masih kata Eko, pohon-pohon yang ada disepanjang Jalan Panglima Sudirman ini tidak tertata, dengan kata lain artinya dari segi jenis tidak seragam dan dari segi bentuk juga tidak seragam ada yang besar dan kecil.
“Maka dari itu melalui program kerja ini kita ingin menciptakan kota tematik, dengan melakukan penanaman kembali jenis Tabebuya, tujuannya agar supaya Kota Batu itu terlihat lebih indah, apalagi para wisatawan yang berkunjung dan bagi para pejalan kaki juga bisa menikmatinya dengan nyaman,” tegasnya.
Eko Setiawan juga menyebutkan, bahwa dibeberapa ruas jalan yang dibangun diantarany yakni, di Jalan Panglima Sudirman, Jalan Semeru, Jalan Patimura, Jalan Dewi Sartika, Jalan Diponergoro, dan di Jalan Sutan Hasan Halim.
“Tentunya dalam hal ini kami didukung penuh oleh Provinsi Jawa Timur, karena disesi pertama kemarin kami sudah selesai, dan digelombang kedua ini pihak provinsi mendukung dan menyambut dengan baik,” sebut dia.
Kendati demikian, pihaknya berharap dari pihak Pemerintah Kota Batu khususnya DPUPR Kota Batu ingin menciptkan sesuatu yang aman dan nyaman, agar terkesan memorable atau dikenang oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu.
“Kami tentunya juga menyediakan fasilitas sarana dan prasarana untuk difabel, agar supaya lebih nyaman, dan untuk para pejalan jalan kaki juga begitu, untuk bisa menikmati kota tematik. Selain itu juga supaya keramaian yang selama ini para wisatawan selalu menuju ke Alun-alun Kota Batu, dengan kerjasama yang baik mereka nantinya bisa memakirkan kendaraan di hotel-hotel dan wisatawan juga bisa menikmati jalan-jalan sambil menikmati Tabebuya, sehingga kemacetan bisa diminimalisir dengan baik,” tandas Eko Setiawan. (Nda)