MALANG NEWS – Anggota Komisi lX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Kris Dayanti bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menggelar kegiatan acara Sosialisasi Telemedice melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), yang berlokasi di gedung Satya Wungu Jalan Katsubi, nomor: 39A, Dusun Binangun, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, pada Rabu (3/7/2024).
Dengan mengusung tema Pemanfaatan Telemedice bagi warga masyarakat, kegiatan ini dihadiri ratusan warga masyarakat di wilayah tersebut.
Tak hanya itu, Sosialiasi Telemedicene juga dihadiri Dinas Kesehatan Kota Batu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Anggota Komisi lX DPR RI, Kris Dayanti menjelaskan, bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi warga masyarakat di Desa Bumiaji, terkait dengan manfaat Telemedicine.
“Melalui konsultasi online seputar masalah kesehatan yang marak beberapa tahun belakangan kian menjadi pilihan di tengah masa pandemi Covid-19. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan pun telah memiliki program Telemedicine Indonesia dalam rangka penyediaan konsultasi online di rumah sakit hingga Puskesmas,” terang KD, sapaan akrabnya kepada awak media.
Diva Pop Indonesia ini menambahkan, bahwa sebetulnya layanan konsultasi online atau telemedicine tidak hadir secara khusus, karena adanya pandemi virus corona yang terjadi beberapa tahun lalu.
“Akan tetapi layanan ini sudah ada jauh sebelumnya. Namun, perbedanya adalah dulu yang digunakan adalah radio, telepon, dan telegram, bukan perangkat teknologi digital seperti saat ini,” imbuhnya.
Pelantun tembang Menghitung Hari ini memaparkan, bahwa telemedicine atau konsultasi online didefinisikan oleh American Academy of Family Physicians, sebagai praktik penggunaan teknologi untuk memberikan pelayanan kesehatan dari jarak jauh.
“Contohnya seorang dokter di satu tempat pelayanan kesehatan, baik Puskesmas atau rumah sakit menggunakan teknologi komunikasi untuk melayani pasien yang berada di tempat lain,” urai KD.
Menurut WHO, lanjut penyanyi jebolan ajang pencarian bakat Asia Bagus ini, bahwa praktik telemedicine bisa dibedakan menjadi dua, yakni asinkronis dan sinkronis.
“Perbedaan keduanya terletak pada pengiriman data terkait yang diperlukan dalam konsultasi online. Dengan telemedicine asinkronis, data pasien bisa dikirim melalui email kepada dokter. Selanjutnya dokter mempelajari data itu untuk kemudian menyampaikan diagnosis. Sedangkan telemedicine sinkroinis dilakukan dengan cara interaktif secara langsung, misalnya melalui video call. Jadi baik dokter maupun pasien dapat berinteraksi secara langsung untuk konsultasi masalah kesehatan,” ungkapnya.
Meski demikian, masih kata KD, data pasien terlebih dahulu dikirim ke dokter untuk dijadikan dasar diagnosis yang melengkapi konsultasi online melalui telemedicine.
“Seperti yang saya sampaikan tadi, bahwa tujuan penggunaan telemedicine untuk memberikan dukungan klinis yang tentunya berguna dalam mengatasi hambatan geografis dan jarak, dengan melibatkan penggunaan berbagai jenis perangkat teknologi informasi,” tukas KD.
Istri dari pengusaha asal Timor Leste, Raul Lemos ini juga mengungkapkan, bahwa selain bertujuan untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat melalui layanan konsultasi secara online. Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan telemedicine.
“Diantaranya pengiriman data pasien yang jauh dari rumah sakit untuk dilakukan diagnosis secara cepat, seperti radiologi dan pemeriksaan jantung. Sebab, telemedicine juga bisa dilakukan antar fasilitas kesehatan untuk pertukaran data pasien. Maka, dengan demikian, pasien tetap dapat memperoleh manfaat pemeriksaan kesehatan dari dokter meski tempat tinggalnya jauh dari fasilitas medis atau tempat layanan kesehatan,” tukas KD.
Politisi PDI Perjuangan ini mencontohkan, misalnya saja bagi masyarakat yang tinggal di daerah pelosok, atau desa tertinggal yang jauh dari tempat layanan kesehatan. Karena dalam hal ini, dokumen seperti foto, video, dan rekam medis cukup dikirimkan ke dokter untuk mendapat diagnosis.
“Karena fungsi utama telemedicine adalah mempermudah pelayanan medis oleh fasilitas kesehatan, terutama bagi masyarakat yang sulit terjangkau atau mengakses fasilitas tersebut. Namun dibutuhkan dukungan infrastruktur dan pemahaman mengenai teknologi informasi yang memadai dalam penerapan telemedicine. Maka dari itu, saya bersama Kemenkes RI bekerjasama untuk mensosialisasikan telemedicine melalui Germas kepada masyarakat, agar mereka menjadi paham,” pungkas KD.
Di tempat yang sama, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batu, Aditya Prasaja juga menyampaikan, bahwa khusus dalam soal konsultasi kesehatan menggunakan Internet, dibutuhkan koneksi yang stabil dan kuat agar layanan berjalan lancar.
“Maka secara otomatis, dengan adanya dukungan tersebut, telemedicine dapat berfungsi sepenuhnya sesuai dengan tujuannya untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat secara jarak jauh, agar mempermudah,” katanya.
Menurutnya, telemedicine juga berfungsi memudahkan sistem rujukan bagi pasien antar rumah sakit atau dari Puskesmas ke rumah sakit, karena telemedicine atau konsultasi online disarankan menjadi pilihan meski masyarakat masih bisa menjangkau fasilitas medis.
“Jadi bukan hanya mereka yang tinggal di daerah terpencil yang bisa memperoleh manfaat telemedicine, melainkan masyarakat secara umum. Sebab, data pasien cukup dikirim dengan teknologi sehingga mengurangi risiko kerusakan atau hilang di tengah jalan. Pasien pun tidak perlu lagi risau atau lupa untuk membawa dokumen ketika datang ke rumah sakit rujukan. Selain itu melalui telemedicine dapat mempercepat dan memudahkan sistem rujukan, membantu pertolongan pertama pada pasien sebelum dirujuk ke rumah sakit, membantu akses kesehatan bagi masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan, membantu mengurangi kepadatan rumah sakit sehingga layanan di rumah sakit bisa lebih maksimal bagi pasien yang membutuhkan,” tandasnya. (Nda)