MALANG NEWS – Para pekerja operator mesin pembakar sampah di TPA Tlekung mengeluhkan tidak adanya safety, seperti Alat Pelindung Diri (APD) pada saat melaksanakan pekerjaannya, yang setiap hari membakar sampah.
Hingga puncaknya, kerap terjadi musibah terbakarnya wajah, salah seorang pekerja di TPA Tlekung, karena terkena percikan dari pembakaran sampah.
Salah seorang pekerja operator mesin pembakar sampah di TPA Tlekung, Budi Slamet yang juga warga Desa Tlekung, menuturkan kepada awak media, berkaitan dengan pekerjaanya yang setiap hari membakar sampah.
“Terus terang sudah puluhan tahun para pekerja disini merasa resah dan was-was, karena sering terjadi musibah terbakar, karena terkena percikan pembakaran sampah, yang dialami teman-teman kami, pada saat membakar sampah. Karena, tidak dibekali APD, seragam dan sepatu saat sedang bekerja,” keluh Budi, pada Selasa (25/6/2024).
Bapak dengan dua anak ini mengungkapkan, kronologis musibah yang dialami rekannya itu berawal pada saat tengah membakar sampah botol yang terbuat dari kaleng.
“Pada saat dimasukkan ke dalam mesin pembakar sampah, botol kaleng tersebut menyemburkan gas hingga mengenai muka dan pipi dari rekan saya, Andika Agus Saputra. Sebenarnya dari dulu juga pernah dan sering terjadi musibah seperti ini. Maka dari itu, kami selalu was-was dan kuatir, karena para pekerja disini tidak dibekali APD saat bekerja,” ungkap Budi.
Kakek dengan satu cucu ini lebih lanjut menguraikan, jika pihaknya pernah mengajukan permohonan terkait dengan APD yang dimaksud ke pihak DLH Pemkot Batu.
“Namun sampai sekarang ini sudah lama tidak kunjung terealisasikan. Kami juga meminta kepada Dinkes Pemkot Batu untuk memeriksa kondisi kesehatan para pekerja disini, karena setiap hari menghirup asap dari pembakaran sampah, tapi itu juga tidak kunjung terealisasikan juga. Kami butuh perhatian terhadap keselamatan kami para pekerja disini,” papar Budi.
Namun siapa sangka, justeru dari pihak DLH Pemkot Batu, masih kata Budi, dirinya hanya disuruh bersabar dan sabar.
“Jawaban dari DLH selalu sabar dan sabar, sampai kapan kami butuh bersabar, kami hanya butuh keselamatan saat bekerja disini,” tukas Budi.
Di tempat yang sama, salah seorang pegawai di TPA Tlekung dari DLH Pemkot Batu yang enggan disebutkan namanya membenarkan kejadian yang menimpa salah seorang pekerja di TPA Tlekung.
“Kejadian para pekerja yang terbakar mengenai wajah dan pipinya karena terkena percikan sampah pembakaran itu kemarin. Sebenarnya memang sudah sering terjadi musibah pekerja yang terbakar, karena ketidaksesuaian APD yang mereka kenakan, hanya seadanya, tanpa adanya jaminan keselamatan kerja,” ungkapnya sembari mewanti-wanti agar namanya tidak disebutkan.
Berkaitan dengan permintaan APD dan cek kesehatan para pekerja di TPA Tlekung, diakuinya jika juga sudah pernah dirinya mengajukan ke DLH Pemkot Batu dan Dinkes Pemkot Batu.
“Namun, hal itu mulai saya ditempatkan disini (TPA Tlekung-red), mulai Januari 2024 hingga kini tidak pernah terwujud,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dirinya ebih dalam menguraikan, jika semua saran dan usulan darinya demi keselamatan para pekerja di TPA Tlekung, sejauh ini juga tidak pernah ada dan tidak kunjung terbukti.
“Seperti diantaranya penggandaan hand sanitizer, masker, sarung tangan, helm, sepatu safety dan sarana penunjang lainnya seperti APD juga tidak pernah ada. Saya kasihan kepada para pekerja disini, mereka setiap harinya diliputi rasa kekuatiran dan was-was,” paparnya.
Berkaitan dengan hal itu, dirinya meminta perhatian dari Pemkot Batu melalui DLH dan Dinas Kesehatan Pemkot Batu, untuk mewujudkan itu semua, agar para pekerja menjadi nyamam dan aman pada saat bekerja.
“Terus terang kami tidak meminta uang, hanya APD saja itu yang lebih penting, karena itu semua demi keselamatan para pekerja disini, agar mereka selalu aman dan nyaman ketika bekerja,” tandasnya.
Sementara itu, hingga berita ini dilansir, Kepala DLH Pemkot Batu, Muji Dwi Leksono, saat dikonfirmasi melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA) masih belum memberikan jawaban. (Bersambung). (Nda)