Ikuti Kami di Google News

MALANG NEWS – Drs. Kelvin Surya Abdi Wijaya warga Kota Batu usai sudah menempuh pendidikan S-2 di Universiteit Amsterdam (VU Amsterdam) Belanda, yang langsung diterima bekerja di Antariksa Eropa (ESA), dimana wilayah kerjanya antar Eropa.

Hal ini disampaikan Kelvin sapaan akrabnya saat berada dikediamannya Dusun Glonggong Jalan Patimura Gang VII, RT 6/7 Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu, pada Selasa (29/8/2023).

Sekadar diketahui, putra pasangan Mr. Wong dan Mariana ini, tempat pendidikan dari TK hingga Perguruan Tinggi sebagai berikut.

TK di Shenzhen Kota Selatan China, SD kelas 1 di SDK Sang Timur Kota Batu, kemudian pindah sekolah SD kelas 1-4 kembali ke Shenzhen Sekolah
di Elementary School for Hong Kong, kemudian berlanjut di Childrens SD kelas 5-6 di Hongkong FSFTF Fong Shu Chuen Primary School.

SMP-SMA 2012-2018 di CC Kei San Secondary School, lulus SMA meneruskan kuliah S-1 2018-2022, selanjutnya meneruskan S-2 2022-2023 yang seharusnya ditempuh selama 1,5 tahun, namun dipercepat dalan 1 tahun selesai 2023.

Saat ini menurut Kelvin, dirinya sedang liburan atau pulang ke Kota Batu tanah kelahirannya.

“Mumpung libur tiga pekan saya pulang di rumah Temas Glonggong Kota Batu. Alhamdulillah saya kuliah di Amsterdam Belanda, S-1 saya Sarjana Internasional Bisnis Administrasi di Vrije Universiteit Amsterdam Belanda. Kalau untuk S-2 Magister Manajemen Kewirausahaan di Vrije Universitas yang sama, Universitas Amsterdam di Belanda,” ungkapnya kepada awak media.

Selanjutnya pria kelahiran 1999 ini, menyampaikan untuk Extra Curicurlar, Ambassador Universitas untuk Mahasiswa luar negri.

“Bagian pemasaran program sekolah di Negara Austria, Inggris, Italia, dan China,” ujarnya.

Tak hanya itu, pria kelahiran Kota Apel ini juga menguasai lima bahasa, yakni bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Cantonis, dan bahasa Cina.

Di Belanda, masih kata Kelvin dirinya menyebut, juga pernah magang di Deloitte Belfast Akuntan untuk sektor Pertambangan dan Energi (solusi logistik dan rantai pasokan Shell Nederland (Analis Harga).

“Kemudian Part-time di Vrije Universiteit Amsterdam Belanda sebagai Assisten Dosen untuk pelajaran Akkuntasi Dasar, Teori Organisasi, Kebijakan Lingkungan, Proses Bisnis dan rantai Pasokan Global, dan Dosen untuk Punilas Akademi,” ujarnya.

Disinggung biaya kehidupan di Belanda tiap bulannya mencapai berapa jika dirupiahkan?

“Biaya pendidikan lebih kecil dari biaya hidup di Belanda, seperti untuk biaya pendidikan bayarnya tiap tahun ketika dirupiahkan besarannya Rp 170 juta. Untuk biaya hidup bayar kontrakan, makan dan beberapa kebutuhan lainya sekitar Rp 40 juta dalam satu bulan,” paparnya.

Oleh karena itu, ia mengucapkan rasa syukur setelah berhasil menyelesaikan gelar S-2 nya di Belanda dan diterima bekerja di Antariksa Eropa.

“Terimakasih kepada Allah SWT dan kedua orangtua saya, Bismillah bulan depan mulai masuk di lingkungan baru tempat kerja dimana saya sudah diterima di ESA,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, ESA adalah organisasi internasional dengan 22 negara anggota.
Lini aktivitas terbesar ESA, program Pengamatan Bumi, mengembangkan teknologi dan aplikasi lintas ruang angkasa mutakhir untuk lebih memahami planet ini dan lingkungannya serta meningkatkan kehidupan sehari-hari. (Dec)

Share: