Ikuti Kami di Google News

MALANG NEWS – Saat ini penikmat kopi tidak hanya didominasi oleh orang dewasa saja, namun juga kalangan anak muda pun atau kaum millenial banyak yang menyukai kopi.

Terbukti, dengan banyaknya anak muda saat ini marak berbisnis pada industri kopi sebagai Barista.

Dalam rangka mendongkrak segment market kopi terutama di Kota Malang, Typika Coffee Roasters menggelar kegiatan acara lomba Pentagon Brewer Cup, yang bertempat di Jalan Puncak Tidar Blok VE2 No 2A, Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada Selasa (24/1/2023) malam.

Owner Typika Roasters Coffee Shop Pramiga Aditya, S.E., M.Si menjelaskan, lomba tersebut dikhususkan bagi para brewer internal typika, terutama untuk yang menyukai dengan mengulik kopi, seperti dengan kesehariannya menyeduh kopi di rumah.

“Jadi para pesertanya malam ini adalah brewer kita, mereka sebenarnya pelanggan di Roasted Bean, lantas kami roasting dan kebetulan mereka cukup loyal. Mereka ingin assesment dengan mengasah kemampuan teknisnya, karena kami mengajari juga seperti cara menyeduh kopi. Nah, malam ini kita buatkan battle buat mereka khusus internal brewernya typika,” terang Aditya sapaan akrabnya kepada awak media.

Alumni IPB ini menambahkan, dengan diselenggarakan acara tersebut, pihaknya bakal menilai sejauh mana kemampuan bagi para peserta terutama dalam meracik kopi.

“Jadi lomba ini ada enam variable besar, diantaranya acidity, aroma, after taste, sweatness, balance cup sama body modfil. Jadi kita nilai, dari hasilnya secara technical, artinya semua termasuk juga dari citarasa kopinya. Nantinya kita nilai bagian dari variable. Jadi gunanya untuk melihat optimal ekstrak dari kopi itu sendiri, kemampuan seduhnya yang kita nilai,” imbuh Aditya.

Pria yang pernah 19 tahun tinggal di Jakarta ini menguraikan, jika dalam perlombaan yang dimaksud, itu diikuti oleh sembilan peserta.

“Jadi terdapat beberapa variable jenis kopi yang diseduh, seperti esmeralda, herera gesha dari Panama, itu yang terbaik di dunia. Karena tumbuh di highland, survival beannya juga tentunya juga sangat tinggi,” papar Aditya.

Berkaitan dengan lomba yang diselenggarakan, diakuinya jika pihaknya terbuka dengan adanya rencana dari Pemkot Malang, yang akan mensupport bagi para pecinta kopi.

“Kami sangat mengapresiasi sekali, karena tumbuhnya coffee shop di Kota Malang ini massif sekali, dan itu tumbuh sangat besar. Kalau tidak melihat support dari pemerintah, seolah-olah kita tidak memiliki kultur peminum kopi. Jadi nantinya kita adakan brewing yang cukup massif, mudah-mudahan bisa dicatat MURI sebagi ikon Kota Malang, bahwa di Malang memang masyarakatnya peminum kopi,” ujar Aditya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengaku, jika bakal memfasilitasi bagi para barista dengan memfasilitasi sebuah wadah sebagi tempat berkreasi pecinta kopi.

“Kami sebagai pemerintah pastinya sangat mengapresiasi sekali sekaligus mendukung penuh, karena dapat mengangkat UMKM di Kota Malang, termasuk dengan menyediakan coffee shop, nantinya kita freekan, termasuk program kami di bidang pendampingan, penguatan keterampilan, pelatihan kepada para barista,” ungkapnya.

Meski demikian, diungkapkan Sofyan Edi Jarwoko, hal yang tidak kalah pentingnya bagaimana cara mengangkat UMKM tersebut untuk nantinya bakal dipromosikan, salah satunya dengan memasarkan melalui sosial media yang dimiliki.

“Pemerintah memberikan kesempatan kepada para pelaku usaha lewat kanal-kanal yang kita miliki, sebab di Kota Malang ini udaranya cukup bagus dan cocok sekali untuk ngopi. Itu terbukti, jika di Kota Malang ini banyak sekali coffee shop yang tumbuh subur,” tukasnya.

Pihaknya juga mengajak kepada para barista untuk membrandid kopi, agar selain ikon Kota Malang yang selama ini dikenal sebagi kota pendidikan, juga sebagai ikon kopi.

“Sehingga nantinya secara otomatif jika telah dikenal luas, maka usaha bagi para pelaku UMKM khususnya kopi, nantinya dapat saling bekerjasama dengan mensupport coffee shop yang lain,” ucapnya.

Pihaknya juga menegaskan, jika dengan banyaknya para pelaku UMKM pecinta kopi, dapat saling bersatu padu untuk solid satu dengan lainnya.

“Maka dari itu, mari kita bersama-sama membesarkan branded di Kota Malang tentang kopi ini, baru semuanya akan bisa jalan. Tapi kalau malah bersaing, nantinya akan jatuh bangun semua karena imagenya belum terbangun,” kata Sofyan Edi Jarwoko.

Berkaitan dengan hal itu, pihaknya juga berharap, agar Kota Malang semakin dikenal dengan ikon kopinya.

“Sehingga nantinya jika sudah besar dan dikenal, maka tidak hanya melayani masyarakat Malang saja, tapi juga bagi siapapun yang datang ke Malang. Karena, tingkat pariwisata di Jawa Timur 25 persennya wisatawan ke Malang Raya. Jadi, membangun itu yang harus dilakukan bersama-sama, termasuk juga dengan rekan-rekan media yang harus mempublikasikan melalui pemberitaan,” pungkas Sofyan Edi Jarwoko.

Sementara itu, Direktur Jawa Timur Park 3 Ir. Suryo Widodo, MArs., M.M salah seorang pecinta kopi menyampaikan, jika saat ini profesi barista di coffee shop tentunya sangat ideal bagi orang yang sangat suka dengan kopi, dengan mencoba pada industri kuliner.

“Ya, karena seorang barista biasanya memiliki citra keren, dengan pakaiannya yang dilengkapi apron. Mereka tentunya juga sangat terampil mengoperasikan mesin kopi, juga karismatik dalam menyajikan kopi,” kata Suryo.

Menurutnya, tidak hanya menyajikan menu-menu berbahan dasar espresso, saat ini coffee shop juga sudah banyak yang menyajikan metode manual brew menggunakan french press, vietnam drip, dan syphon dengan karakter kopi yang strong dan low acidity.

“Alhasil teknik penyeduhannya pun terlihat elegan. karena metode manual brewing ini menggunakan berbagai peralatan manual seperti Hario V60, Kalita Wave, Clever Dripper, Aeropress, dan masih banyak lagi,” ujar Suryo.

Penggunaan alat-alat manual brew yang saya lihat tadi, masih kata Suryo, tidak luput juga tentunya membutuhkan berbagai keahlian khusus bagi seorang barista.

“Mulai dari brewing ratio, jenis air yang digunakan, temperatur air, dan juga waktu saat menyeduh kopi, yang nantinya dapat menciptakan sebuah citarasa dari hasil kopi yang dihasilkan,” urainya.

Berkaitan dengan acara yang dimaksud, Suryo Widodo juga mendukung penuh agar dunia perkopian di Malang Raya dapat dikenal secara luas.

“Ya, khususnya bagi para pecinta kopi. Nantinya kami berkeinginan untuk menggelar acara yang sama, tapi dengan skala besar supaya brand ikon kopi di Malang Raya ini dapat dikenal luas, baik dikancah nasional maupun internasional,” tandas Magister Arsitektur ini.

Sebagai informasi, dalam perlombaan tersebut pihak dari Typika Roaster telah menyediakan hadiah uang tunai, bagi juara 1 Rp 20 juta, juara 2 Rp 10 juta dan juara 3 Rp 5 juta untuk para pemenang. (Nda)

Share: