MALANG NEWS – Rumah Yayasan Kinasih yang berlokasi di Dusun Brongkos, Desa Siraman, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar mendapat kunjungan tidak terduga. Rumah yang dijadikan tempat menampung hasil membatik para penyandang disabilitas itu mendadak ceria, karena dikunjungi Kapolresta Malang Kota Kombes Pol. Budi Hermanto, S.I.K., M.Si, pada Rabu (7/12/2022).
Kombes Pol. Budi Hermanto sapaan akrabnya, tanpa pemberitahuan sebelumnya datang secara tiba-tiba datang ke yayasan yang dikelola Edi Cahyono. Edi yang menjadi pemilik yayasan menjadikan rumahnya sebagai tempat untuk membina para penyandang disabilitas, mulai tuna rungu, tuna grahita, tuna wicara, tuna daksa dan lain sebagainya.
Di rumah itulah, para penyandang disabilitas diajari bekerja dan berkarya sehingga mampu menghasilkan batik ciprat khas Blitar. Untuk membuat batik ciprat tidak seperti membatik pada umumnya, namun cat dicipratkan sesuai desain yang dikehendaki.
Kombes Pol. Buher datang ke sana memang bukan sekadar mampir, melainkan juga menemui orang-orang yang dikenalnya dulu. Maklum, Kombes Pol. Buher sebelumnya pernah menjabat sebagai Kapolres Blitar pada 2019 dan ia memberi perhatian kepada para penyandang disabilitas disana kala itu.
Dirinya awalnya hendak menyambangi keluarga duka dari dua anggota Polisi yang menjadi korban Tragedi Stadion Kanjuruhan. “Saya mampir dengan rombongan, mumpung lewat sini,” ujar Kombes Pol. Buher.
Begitu tiba di lokasi, Kombes Pol. Buher yang juga pernah menjabat sebagai Kapolres Batu ini tidak datang sendirian, namun melainkan bersama banyak anak buahnya diantaranya, Kapolsek Blimbing Kompol Danang Yudanto. Kombes Pol. Buher juga terlihat seperti sudah terbiasa datang ke sana, dan disambut oleh Edi Cahyono.
Begitu masuk ke lokasi pembuatan batik, Buher langsung mencari Kukuh Estu Pratama (30), yang menderita autis. Maklum, dirinya memang menjadi sosok Polisi yang dikenal dan disayangi para penyandang disabilitas di sana, itu berkat kepeduliannya yang besar. “Mana Kukuh?” tanya Kombes Pol. Buher.
Kukuh yang asal Bandung pada saat itu sedang sibuk membuat batik Ciprat dengan motif Candi Penataran pesanan Pemkab Blitar. Meski berpostur tinggi besar dengan kelainan autis, namun Kukuh sudah terlihat cukup mahir.
Tangannya memegang gabus yang dibalut kain, lalu diceplupkan ke tempat tinta, kemudian dicipratkan ke selembar kain yang ada tepat di depannya.
“Kamu sudah mahir Kuh, bisa bikin batik sendiri,” sapa Buher sambil melakukan salam tos dengan Kukuh.
Ternyata tanpa banyak diketahui orang lain, Kombes Pol. Buher sudah akrab dengan para difabel itu. Informasinya, kalau kebetulan lewat Blitar, ia sempatkan mampir untuk menyambanginya.
Ia mengaku salut dengan Kukuh dan penyandang kelainan lainnya. Sebab yang diingatnya, ketika Kukuh baru beberapa bulan datang atau setahun lalu, masih kesulitan meski setiap hari dengan sabar terus dibimbingnya.
“Kamu sekarang hebat, sudah bisa bikin lebih dari 10 potong kain batik per hari,” Kapolresta Malang Kota ini tak henti-hentinya memotivasi, hingga Kukuh tersenyum simpul.
Sebanyak 56 disabilitas dirumah yayasan itu memang sudah mahir membatik, dan setiap bulannya mampu memenuhi pesanan dari berbagai kota di Indonesia. Rata-rata mereka setiap bulan mampu menghasilkan 1.000 potong batik ciprat dengan motif sesuai dengan pesanan.
Misalnya saat pandemi Covid-19, banyak usaha yang gulung tikar, namun mereka tetap bertahan dengan kerajinan batik ciprat bermotif virus Corona dan siapa sangka, diluar dugaan laku keras. Bahkan tak jarang mereka juga harus lembur jika pesanan lagi membeludak, seperti dari Banyuwangi, Bandung, dan kota-kota lainnya.
“Dari 56 orang itu, 30 orang di antaranya menetap di rumah saya yang dijadikan tempat kerajinan batik ciprat ini. Sedangkan yang lainnya setiap hari pulang karena rumahnya dari sekitar sini,” ungkap Edi Cahyono.
Usai menggoda Kukuh, perwira Polisi dengan pangkat tiga bunga melati di pundaknya ini menyapa penyandang disabilitas lainnya yang memang telah dikenalnya sejak lama. Diantarnya Hari (50), penderita tuna grahita yang juga sudah mahir membatik. “Mana Pak Hari?” tanya Buher.
Sontak suara Konbes Pol. Buher seketika membuat Hari bersikap setengah sempurna, meski saat itu ia tengah sibuk membatik. Buher akhirnya memesan batik ciprat untuk anak buahnya di bagian humas, bahkan ia berjanji akan membantu terkait dengan pemasarannya.
“Karena ini usaha lain daripada yang lain, menghidupi orang-orang yang lemah. Namun oleh Pak Edi, mereka dibangkitkan sehingga para penyandang disabilitas itu tidak bergantung orang lain, dan bisa mandiri. Bahkan bisa menghasilkan uang sendiri,” pungkasnya.
Sebagaimana yang di ketahui bersama, bahwa Kapolresta Malang Kota Kombes Pol. Budi Hermanto, S.I.K., M.Si menaruh perhatian besar kepada para Penyandang Disabilitas, hal ini di buktikan dengan penobatan dirinya sebagai Bapak Disabilitas Kota Malang oleh Organisasi Disabilitas Malang Raya.
Tak hanya itu, bahkan pihaknya juga merekrut penyandang disabilitas sebagai staf di Polresta Malang Kota, dan yang paling terkini dirinya bersama Dandim Kota Malang baru saja mengadakan bakti kesehatan dan bakti sosial kepada penyanyi disabilitas, berupa pengecatan rumah disabilitas dan pemberian bantuan sosial pada awal Desember 2022 lalu. (And)