MALANG NEWS – Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) untuk pertahanan negara merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa yang berdaulat.
Pasalnya, hal itu untuk menjamin keberlangsungan bagi perjalanan hidup bangsa, proteksi terhadap berbagai ancaman, baik militer maupun nonmiliter, sangat diperlukan terhadap keselamatan bangsa dalam wilayah NKRI.
Tak hanya itu, bahkan bagi setiap warga negara berhak dan wajib untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara (UUD 45 Pasal 27 ayat 3 Pasal 30 ayat 1).
Selama ini, bela negara identik atau dipahami hanya sebatas militer saja. Padahal, menurut UU No 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN) untuk Pertahanan Negara, bela negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif, dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa serta negara.
Setidaknya, masih menurut UU, ada empat bentuk partisipasi masyarakat dalam bela negara, yakni pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi tak terkecuali seperti pelajar.
Kepala Sekolah SPI Kota Batu Risna Amalia Ulfa menyampaikan, bahwa Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, mengikutsertakan para siswa dan siswinya.
“Sejumlah 139 siswa-siswi SMA SPI dan 8 mahasiwa baru Sekolah Tinggi Kewirausahaan (STK) mengikuti pendidikan bela negara selama dua hari, terhitung mulai tanggal 22-23 Agustus 2022 di lapangan Sudirman Pusdik Arhanud,” kata Risna sapaan akrabnya kepada awak media, Senin (22/8/2022).
Sementara itu, Wakil Komandan Latihan (Wadanlat) Pusdik Arhanud Kapten Arh. Alfian Gustaf yang membuka pendidikan bela negara bagi siswa-siswi SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) dan Mahasiswa STK SPI menyampaikan, bahwa bela negara adalah merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa pengecualian.
“Ya, karena kedamaian dan ketentramaan saat ini merupakan sebuah anugerah yang tidak didapatkan secara mudah, melainkan melalui pertumpahan darah, tangisan, dan jeritan dari para pejuang-pejuang Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu unsur dari bela negara adalah mengembangkan sikap disiplin dan rajin belajar, kedisiplinan diri dengan semangat belajar yang tinggi akan memunculkan sumber daya manusia yang cerdas dan bertanggung jawab.
“Sedangkan manfaat lainnya dari perwujudan bela negara bagi generasi muda antara lain, membentuk sikap disiplin baik waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lainnya, kemudian membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan, membentuk mental maupun fisik yang tangguh, menanamkan rasa kecintaan pada bangsa serta patriotisme sesuai dengan kemampuan diri,” paparnya.
Semangat bela negara, lanjut Kapten Arh. Alfian Gustaf, juga melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
“Selain itu juga membentuk iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu, berbakti pada orang tua, bangsa, agama, melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan, menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, serta tidak disiplin, membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama”, pungkasnya.
Terpisah, Letda Sisworo sebagai koordinator PBB juga menyampaikan, jika materi yang diberikan dalam pendidikan bela negara, selain latihan kedisiplinan, juga ada Tata Upacara Militer (TUM) serta games yang menekankan tentang pembentukan team work.
“Materi pelatihan belanegara, diantaranya PBB, latihan disiplin, TUM serta games yang melatihan team work di bagi para siswa dan siswi maupun mahasiswa SPI,” tandasnya. (Yan)