Ikuti Kami di Google News

MALANG NEWS – Sinergi masyarakat bersama pemerintah daerah untuk bersama-sama mencegah penularan Tuberkulosis (TBC) harus semakin ditingkatkan. Hal ini mengingat angka prevalensi penderita TBC di Indonesia kembali naik di beberapa daerah.

Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK), Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta, dalam dialog di saluran Radio Pro II Malang, pada Jumat (22/7/2022).

Demi mencegah penularan TBC, ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat dengan memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.

“Penularannya bisa kita cegah mirip seperti bagaimana kita mencegah Covid-19. Yang paling utama adalah lingkungannya bersih. Apalagi kita masih pakai masker, bisa mencegah TBC secara efektif,” katanya kepada awak media.

Wiryanta juga mendorong kepada masyarakat apabila ada yang merasa dirinya terpapar TBC untuk segera melapor ke puskesmas terdekat, agar dapat ditangani dengan baik. Tindakan tersebut juga dapat mencegah agar tidak terjadi penularan yang lebih luas.

Dokter Spesialis Paru Januar Habibi, yang juga menjadi narasumber dalam dialog tersebut, menjelaskan bahwa TBC merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh kuman mycrobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular dan dapat disembuhkan.

“Secara umum perlu kita pahami bahwa Indonesia merupakan rumahnya TBC. Artinya, TBC itu sangat banyak di populasi Indonesia dan masih merupakan ancaman serius bagi kita masyarakat Indonesia maupun populasi dunia,” jelasnya.

Januar mengatakan, tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak tertular TBC di antaranya adalah dengan memanfaatkan momentum Covid-19.

“Kita sudah terbiasa menggunakan masker, ini merupakan satu pencegahan yang sangat baik,” paparnya.

Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pola hidup bersih, tidak meludah di sembarang tempat, tidak merokok, makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memastikan sirkulasi udara yang baik di dalam rumah, serta memberikan vaksinasi BCG untuk balita.

Pada kesempatan terpisah, Koordinator Komunikasi Kesehatan IKPMK Kemenkominfo Marroli J. Indarto, mengatakan, Kementerian Kominfo sebagai humas pemerintah menjadikan TBC sebagai isu prioritas yang disampaikan ke publik.

Hal ini mengingat kasus TBC masih tinggi di Indonesia. Di tahun 2022 Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.

Sebanyak 91 persen kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya. Namun, hingga kini baru 49 persen kasus TBC yang ditemukan dan diobati, sehingga masih banyak yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan.


Terkait dengan hal ini, menurut Marroli edukasi menjadi penting, bukan hanya sekadar mengetahui tetapi juga menjadi gerakan sosial masyarakat agar peduli TBC.

“Kita bisa berpartisipasi dengan mencari informasi tentang TBC, menemukan, kenali dan tentu melaporkan bila memiliki indikasi TBC,” tandasnya. (Yan)

Share: