MALANG NEWS – Program kerjasama antara SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu dengan Kerajaan Cambodia terus berlanjut.
Hal itu dibuktikan, dengan kegiatan acara wisuda sejumlah sembilan siswa dan siswi asal negara Kamboja yang bersekolah di SPI Kota Batu. Acara wisuda yang digelar di Trabsformers Center tampak begitu meriah. Pasalnya, dalam kegiatan tersebut dihadiri Deputi General Administrasi dan Keuangan Majelis Nasional Kerajaan Cambodia yang mewakili Raja Cambodia, pada Senin (20/6/2022) malam.
Ketua Yayasan SMA SPI Sendy Fransiscus Tantono Putro, ST., M.Eng., Ph.D menjelaskan, bahwa para pelajar yang berasal dari Kerajaan Camdia belajar di SMA SPI Kota Batu adalah merupakan hasil pertukaran antar pelajar.
“Ya, ini program kerjasama Indonesia SMA SPI – Kamboja yang pertama kali dilaksanakan berkat hasil dukungan dari JHL (Jarry Harmawan Loe), sebagai sponsor kegiatan pelajar kerajaan Cambodia ke SMA SPI Kota Batu selama 3 tahun. Hasilnya dapat dilihat bagaimana kemampuan mereka yang ditunjukkan tadi,” terang Koh Sendy, sapaan akrabnya.
Pihaknya mengungkapkan, sebelum Negara Kamboja menyetujui untuk mengirimkan warganya (pelajar-red) untuk belajar ke SMA SPI-Indonesia, Kementerian Pendidikan Kamboja melakukan kunjungan kerja dengan tujuan untuk melihat langsung kegiatan belajar mengajar yang ada di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu.
“Jadi, setelah melihat secara langsung proses kegiatan belajar mengajar yang ada di SMA SPI Kota Batu, pada akhirnya mereka memutuskan mengirimkan pelajarnya untuk mengikuti pendidikan di SMA SPI Kota Batu, karena dianggap siswa selain menerima pelajaran akademis juga pengetahuan dibidang enterprenuer, IT dan managemen pertanian, yang dianggap sangat diperlukan negara Kamboja dalam pengembangan industrialisasi,” ungkap Koh Sendy.
Pada kesempatan yang sama, Deputi General Administrasi dan (euangan Majelis Nasional Kerajaan Cambodia Mr. Eng Yane yang mewakili Raja Cambodia mengapresiasi terhadap SMA SPI Kota Batu, yang selama ini telah mampu memberikan ilmu dan menerima pelajar dari kerajaan Cambodia untuk menempuh pendidikan selama 3 (tiga) tahun.
“Kami akui bagaimana sulitnya menyesuaikan perbedaan bahasa, budaya maupun agama pada awal anak kami masuk ke SMa SPI. Namun, kami sangat respect dan apresiasi kepada SPI yang mampu membentuk karakter dan meningkatkan kemampuan, pengetahuan serta keahlian, yang tentunya sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan bagi bangsa dan negara kami, yang sedang mengembangkan industri,” kata Mr. Eng Yane.
Oleh karena itu, ia menambahkan, bahwa untuk tahun ajaran baru pihak Kerajaan Camboja rencananya akan mengirimkan kembali pelajarnya ke SMA SPI Kota Batu lagi.
Dirinya juga menyebutkan, jumlah pelajar Kerajaan Cambodia yang akan disekolahkan ke SMA SPI sebanyak 20 siswa.
“Kami harapkan program ini merupakan “transfer knowlege” dari SPI Indonesia ke Kamboja. Mengingat kami perlu banyak SDM untuk membangun pendidikan kejuruan yang dapat memainkan peran besar untuk mendukung industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak lulusan sekolah kejuruan yang kompeten, semakin cepat Kamboja dalam mengembangkan sektor manufakturnya untuk mengatasi pengangguran dan mengurangi tingkat kemiskinan,” ujar Mr. Eng Yane.
Sementara itu, Chiko selaku wakil JHL (Jarry Harmawan Loe) sebagai sponsorship pelajar Negara Kamboja untuk menimbah ilmu ke SMA SPI, merasa bangga melihat hasil dan kemampuan siswa Negara Kamboja setelah 3 tahun menempuh pendidikan di SMA SPI.
“Saya sebagai sponsor sangat bangga melihat hasil setelah mereka dinyatakan lulus pendidikan di SMa SPI. Awal masuk 3 tahun lalu mereka kesulitan dengan bahasa, kini mereka sudah fasih berbahasa Indonesia bahkan bahasa Malangan. Disamping kemampuan dibidang IT dan lainnya,” ungkap Chiko dengan bangga.
Kendati demikian, masih kata Chiko, setelah melihat respon positif dari Negara Kamboja terhadap sekolah SMA SPI, maka untuk tahun ajaran baru JHL akan menambah jumlah pelajar Negara Kamboja yang akan bersekolah di SMA SPI menjadi 20 siswa.
“Nantinya akan bertambah sejumlah 20 siswa dan siswi,” ungkap dia.
Menurutnya, program kerjasama dengan Negara Kamboja untuk menjaga hubungan baik yang sejak lama telah dirintis leluhur. Seperti pembangunan Candi di Kamboja teknisinya orang dari Indonesia.
“Disamping Perusahaan JHL ada di Kamboja. Apalagi kini JHL juga sedang mengembangkan sepakbola Dewa United yang home basenya di Tangerang, juga memanfaatkan pemain dari Kamboja termasuk siswa SMA SPI berasal dari Kamboja,” beber dia.
Dirinya menambahkan, Panggung Transformer Centre SPI, bagai semalam di Negeri Kamboja. Lantaran menuritnya, nuansa yang ditampilkan merupakan karya siswa dari Kamboja, baik tarian maupun nyanyian.
“Kecerian dan kegembiraan terpancar dari raut wajah pada 9 orang Siswa Kamboja, karena 3 tahun mereka tidak pernah pulang ke negaranya. Mereka tinggal di asrama SMA SPI belajar dan berkarya,” tandasnya mengakhiri. (Yan)