Ikuti Kami di Google News

MALANG NEWS – Perumdam Among Tirto Kota Batu menjadi tuan rumah dalam kegiatan “Rabuisasi Nanduri Gunung” penanaman bibit pohon bambu, di sekitar sumber mata air Torong Belok, Desa Tambuh, Kelurahan Songgokerto, pada Rabu (9/2/2022).

Penanaman bibit pohon bambu tersebut sudah beberapa kali dilakukan di sejumlah titik-titik di Kota Batu, yang dinilai rawan longsor dan diperlukan penanaman pohon untuk reboisasi serta resapan air.

Dengan melibatkan berbagai unsur yang terdiri dari elemen masyarakat, baik dari pengusaha, Ormas Pemuda Pancasila, Gekraf, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), maupun masyarakat yang ikut menjadi sukarelawan penanaman bibit pohon bambu tersebut.

Direktur Utama Perumdam Among Tirto Kota Batu, Edy Sunaedi, S.T., M.Ap menyampaikan, bahwa giat reboisasi yang digelar setiap Rabu dengan tema “Rabuisasi Nanduri Gunung” ini adalah bentuk kepedulian bagi semua elemen masyarakat.

“Sesuai dengan jargon tentang pesan alam yaitu ‘Hormatilah Hargailah Kami, Maka Kau Akan Kumakmurkan’ adalah pesan alam pada kita agar perduli dan selalu menjaga kelestarian alam. Maka dari itu, kita tanam sebanyak 150 buah bibit pohon bambu,” kata Sokeh sapaan akrabnya kepada awak media.

Saat, ditanya apa alasan memilih bibit pohon bambu, pria berkacamata ini lebih lanjut mengungkapkan alasan memilih bibit tersebut.

“Ya, karena bambu merupakan pohon tadah air dan akarnya yang kuat bisa menahan tanah agar tidak terkikis air hujan, untuk penanaman kita bagi tiga kelompok dan masing-masing kelompok membawa 50 buah bibit pohon bambu. Kita bergerak dulu untuk kemudian baru mengajak siapa saja yang ingin ikut perduli pada kelestarian lingkungan,” ungkap dia.

Ditempat yang sama, Bendahara DPC Gekraf Kota Batu, Tamzil Ainnur Rizal menyampaikan, jika kegiatan tersebut sudah yang ketiga kalinya dan didukung oleh berbagai elemen masyarakat.

“Ke depan kegiatan ini akan terus berlanjut, kita tak hanya menanam saja tapi kita juga akan merawat serta terus memantau pertumbuhan dan perkembangan pohon yang kita tanam ini. Semoga gerakan ini bisa menggerakkan yang lain untuk lebih perduli pada alam, agar Kota Batu bisa kembali seperti dulu. Karena orang yang datang ke Batu ini karena alamnya yang bagus, udara yang sejuk dan bersih sehingga membuat mereka akan datang ke Batu lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Muhamad Nur selaku Kepala Bidang P3LP dari DLH Pemerintah Kota Batu menambahkan, sesuai permintaan dari Dirut Perumdam Among Tirto Kota Batu, pihaknya juga telah menyediakan bibit pohon bambu yang dimaksud.

“Untuk area di sekitar sumber mata air memang sangat cocok ditanami pohon bambu, karena bisa menyimpan air 70 persen dan perawatannya pun mudah tidak memerlukan perawatan khusus,” paparnya.

Pihaknya juga berharap, agar nantinya bibit pohon bambu yang ditanam bisa tumbuh besar dan bisa melindungi serta menjaga dari erosi.

“Ya, dengan ditanamnya bibit pohon bambu ini semoga di Kota Batu tidak terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, karena DLH Pemkot Batu akan terus berkontribusi terhadap pelestarian alam dan lingkungan,” pungkasnya.

Terpisah, Dodik Hariyanto, salah seorang jurnalis media online di Kota Batu yang ikut menanam bibit pohon bambu juga menyampaikan, jika curah hujan yang cukup tinggi, dikhawatirkan memberikan dampak kurang baik berupa bencana alam tanah longsor dan banjir, jika tidak ada bentuk kepedulian terhadap pelestarian lingkungan.

“Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya berupa reboisasi atau penanaman kembali lahan dan hutan yang gundul sebagai bentuk eksistensi menjaga lingkungan dan hutan. Selain itu, juga bentuk konsistensi masyarakat Kota Batu sendiri dalam mempertahankan pelestarian lingkungan,” ujar dia.

Putra daerah asli Kota Batu ini menambahkan, jika turut serta andil dalam aksi penanaman pohon ini sebagai bentuk langkah dalam merawat dan turut ambil bagian melestarikan lingkungan dan hutan.

“Kita semua sudah melihat sendiri apa akibatnya bila kita tidak merawat alam. Main asal tebang pohon, akhirnya bencana seperti banjir dan tanah longsor datang dan tentunya akan menyusahkan kita semua,” ucapnya.

Dodik, sapaan akrabnya juga menguraikan, bahwa urusan pelestarian alam bukanlah masalah kecil, karena menyangkut masa depan anak cucu. Menurutnya, dengan menanam pohon berarti sedang menanam do’a dan harapan untuk keberlangsungan hidup bagi generasi yang akan datang.

“Karena menjaga lingkungan dan hutan bukanlah sebuah acara untuk seremonial saja, akan tetapi memang diperlukan kesabaran dan hati yang tulus saat bergerak, sehingga dengan ikut terlibat maka akan tertanam dalam jiwa demi menjaga kelestarian alam dan lingkungan,” tandasnya. (Yan)

Share: