MALANG NEWS – Belasan seniman senirupa karya kaligrafi Kota Batu menggelar pameran di Galeri Raos, Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Batu, Kota Batu, pada Rabu (15/12/2021).
Pameran kaligrafi itu dilakukan, untuk mendekatkan lagi ayat-ayat Al Qur’an kepada masyarakat, melalui puluhan karya seni yang dipamerkan.
Ketua Komunitas Perupa Kota Batu, Imron Fathoni menjelaskan, jika pameran itu bertujuan mendekatkan ayat Al Qur’an kepada masyarakat yang berkunjung ke Galery Raos.
“Ya, pameran dari sejumlah 12 seniman ini ada 25 karya seni lukis karya kaligrafi yang dipamerkan,” kata Gus Imron, sapaan akrabnya kepada awak media.
Ditambahkan dia, pameran kaligrafi tradisional yang dipamerkan tersebut, memakai kaidah-kaidah ketat.
“Kemudian ada kaligrafi komtemporer, yang temasuk karya kaligrafi perpaduan antara konsep lama dengan konsep baru,” imbuhnya.
Sehingga, ungkap dia, menjadi sebuah karya yang tidak terkonsep kuno. Namun akan tetapi, kaligrafi itu menurutnya adalah ilmu kuno.
“Kemudian oleh senimannya dirupakan dalam bentuk model kekinian. Selain itu, diaplikasikan dengan lukisan bermain dengan warna, bidang, desain dan sebagainya sesuai dengan imajinasinya seniman itu sendiri,” paparnya.
Meski demikian, lanjut Gus Imron, untuk bahannya sendiri dari kanvas, dan ada pula yang mengunakan plat.
“Kami memanfatkan plat-plat tersebut, lantaran salah satu senimannya dari bengkel mobil. Sehingga, kelompok masyarakat seni sebenarnya dari sisi humanisme telah membumikan kaligrafi Al Qur’an dan hadist yang meyampaikan pesan dakwah,” tukas dia.
Pun begitu, diakuinya tidak dengan pidato dan tidak dengan menulis makalah saja.
“Tapi, kami tengah mencoba untuk menghadirkan Al Qur’an melalui karya seni lukis dengan tujuan dakwah,” tuturnya.
Dari sisi lain, menurutnya, kaligrafi tulisan yang indah itu pihaknya meyakini bakal menambah nampak nyata.
“Oleh karena itu, kami berharap kepada pemerintah untuk mau mensupport dan memberi ruang dan waktu, untuk memamerkan senirupa kaligrafi. Terlebih pada Oktober nanti, kita bakal pameran lagi. Tepatnya pada saat memperingati Hari Santri. Nah, nantinya disitu akan bikin progres pameran,” katanya.
Pihaknya, masih kata Gus Imron, menginginkan agar pameran nantinya digelar di ruang publik.
“Misalnya seperti di bandara, atau di terminal yang tempatnya representatif.
Artinya tidak sebatas asal-asalan, sehingga karya-karya lukis kaligrafi itu betul-betul dihargai, yang pengunjung tidak sungkan dan kita tidak juga membatasi ruang dan waktu. Kalau soal laku dan tidaknya itu urusan belakang, yang terpenting kita bisa berdakwah,” pungkasnya. (Yan)