MALANG NEWS – Dalam upaya membentengi Santri dari maraknya konten negatif di media digital, Akademisi Universitas Brawijaya (UB) Malang melakukan edukasi dan sosialisasi di PP Nurul Ihsan Bululawang, Kamis (2/9/2021).
“Saat ini kita berada dalam perang informasi. Media digital banyak diisi oleh konten-konten negatif. Karena itu, para santri harus mampu membuat konten kebaikan yang disebarkan di media sosial dan media digital,” ungkap
Akademisi Public Relations Jurusan Ilmu Komunikasi UB Malang, Rachmat Kriyantono.
Seperti diketahui, empat akademisi lintas ilmu dari Universitas Brawijaya (UB) Malang menjalankan sosialisasi dan pelatihan bertajuk “Memperkuat Peran Pesantren Dalam Dakwah Digital” di Pondok Pesantren (PP) Nurul Ihsan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
Kegiatan berlangsung dan diikuti 100 Santri dari beberapa Ponpes, antara lain Nurul Ihsan dan Al-Ihsan Al-Murtadlo (Bululawang), Al-Ishlahiyah (Singosari), dan Nurul Huda (Ngajum) Kabupaten Malang.
Media digital menjadi sarana efektif menyebarkan pesan-pesan kebaikan. Pesan-pesan yang bisa menangkal hoaks, fitnah, ujaran kebencian, caci-maki, dan adu domba.
Media digital membuat eskalasi perang informasi makin meningkat. Peran santri dan pondok pesantren sangat vital sebagai aktor dan lembaga produsen pesan-pesan kebaikan agama.
Para Santri juga diminta untuk menjaga budaya para leluhur, saat menyebarkan agama Islam di kelompok orang yang sering membid’ah-bid’ahkan atau menyesat-sesatkan amalan tersebut di media digital.
“Kita jangan menjadi sombong dengan melupakan warisan amalan para ulama dahulu hanya karena sekarang Islam menjadi mayoritas. Tanpa leluhur kita, belum tentu kita sekarang mayoritas,” tegas Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UB ini.
PELATIHAN FOTOGRAFI, dan PEMBUATAN VIDEO
Sementara itu, Pakar Audio Visual, Muhammad Irawan Saputra pada kesempatan itu memberikan pelatihan tentang fotografi, lighting, dan pembuatan video.
“Ambil gambar sebaiknya dengan membelakangi sumber cahaya dan perhatikan kestabilan pencahayaan antar shoot dalam satu scene,” pesan Irawan, Dosen Kajian Media Jurusan Ilmu Komunikasi UB Malang.
Para Santri pun diminta praktek shooting sebuah program pengajian. Seorang Santri berperan sebagai penceramah kemudian dilakukan pengambilan gambar.
Gus Ahmad Zaki, Dosen Ilmu Pemerintahan UB Malang yang juga salah seorang pengasuh PP Nurul Ihsan menyatakan, bahwa semua kegiatan keilmuan di pesantrennya akan divideokan dan disebarkan melalui akun media digital.
“Semua itu akan dioperasionalisasikan oleh para Santri. Kami secara berangsur akan melengkapi fasilitas peralatannya,” ungkapnya.
MEMPRODUKSI KONTEN MENARIK
Di bagian terakhir, Dosen Ilmu Budaya UB Malang, Nanang B. Fauzi, menekankan efektivitas konten media digital adalah yang sesuai dengan kebutuhan audience milenial.
Menurutnya, para santri sudah memiliki modal ilmu agama sehingga perlu mengasah kreativitas memproduksi konten yang menarik.
“Generasi millenial banyak yang lebih tertarik kemasan dan cara tampilan pesan daripada kualitas ilmu agamanya,” tukas Nanang. (Had)