Ikuti Kami di Google News

Suasana di Taman Pintar RTQ An Namiroh. (Had)

MALANG NEWS – Informasi menjadi bencana karena banyak berisi hoaks, fitnah, menghina, mencaci maki, ujaran kebencian, dan mengadu domba sesama. Demikian pendapat akademisi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Rachmat Kriyantono, PhD.

“Internet memiliki kecepatan, kemampuan menduplikasi, dan terpaan tanpa batas sehingga proses internalisasi informasi pun makin kuat.” kata Rachmat yang juga Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UB ini, pada Sabtu (14/8/2021).

Sekilas informasi, Informasi yang tersebar lewat internet berpotensi membangun pola pikir generasi muda karena pengguna internet kebanyakan berusia muda.

Internet dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, tetapi, internet juga memiliki dampak negatif, yakni menjadi sarana munculnya bencana informasi

Pengguna internet makin bertambah setiap tahun. Data dinukil dari agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam Laporan Digital 2021 menyebut bahwa terjadi peningkatan 15 persen (27 juta) pengguna internet dari Januari 2020, sehingga menjadi 202.6 juta pengguna internet dari 274 juta penduduk Indonesia.

“Masyarakat sekarang ini menjadi dimanjakan dan bergantung pada informasi internet yang serba ada. Mencari informasi untuk tugas sekolah atau kuliah, siswa dan mahasiswa meng-klik tombol dan semua tersedia. Biaya pun lebih murah daripada membeli buku,” ujar pria lulusan PhD di bidang public relations dari Edith Cowan University Australia ini.

Namun, menurut Rachmat, budaya akademis yang masih rendah membuat masyarakat, siswa maupun mahasiswa tidak terlalu mempedulikan kualitas informasi yang diperolehnya.

Seringkali informasi di internet tidak jelas sumber rujukan atau siapa yang menulis. Hal ini yang menjadi faktor banyak hoaks beredar.

Gerakan literasi positif kepada generasi muda usia dini, menurut Rachmat, sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang dan penangkal informasi negatif dari internet.

TAMAN BACA SEBAGAI SOLUSI

Terkait hal tersebut, Jurusan Komunikasi FISIP UB juga ikut aktif membangun literasi positif dengan sosialisasi dan mendirikan Taman Pintar di Raudhatut Tarbiyatul Qur’an (RTQ) An Namiroh Tegalgondo Kota  Malang.

Literasi positif yang berlokasi di pelataran Masjid An Namiroh Perum IKIP Tegalgondo ini diresmikan, pada Sabtu (14/8/21).

Taman Pintar ini dilengkapi buku-buku agama, iptek, dan cerita anak Nusantara. “Anak-anak usia dini bisa belajar agama dan iptek dari sumber yang kredibel,” terang pria alumnus FISIP Universitas Airlangga ini.

Buku cerita anak Nusantara membuat anak-anak tidak tercerabut dari akar budaya Nusantara. Cerita anak Nusantara sebenarnya berisi pendidikan akhlak juga, seperti cerita Malin Kundang mengajari anak agar berbakti kepada orang tua,” pungkas Rachmat, yang biasa dipanggil RK ini. 

Sementara itu, Kepala RTQ An Namiroh, H. Nur Yasin, S.Pd., M.M menyambut baik program ini. Menurutnya, Taman Pintar ini melengkapi ilmu agama pada anak-anak usia muda.

“Diharapkan kelak mereka akan menyebarkannya kepada masyarakat menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal yang terus mengalir,” tegas Kepala RTQ An Namiroh, H. Nur Yasin, S.Pd., M.M. (Had)

Share: