Ikuti Kami di Google News

Mohammad Sueb, Kepala Desa Jatisari sukses beternak sapi saat pandemi. (Had)

MALANG NEWS – Merawat sapi sejak dirinya berusia anak-anak, menjadikan Muhammad Sueb pandai bersyukur dan mempunyai sikap welas asih dan loman (dermawan) yang tinggi kepada sesama.

Alhasil kini ia menjadi Kades Jatisari, Kecamatan Pakisji, Kabupaten Malang, bisa memetik hasil dari perjuangan dan kerja keras selama puluhan tahun.

“Alhamdulillah saya sejak kecil membantu orangtua saya dalam memelihara Sapi. Kalau dulu ya masih sangat tradisional cara perawatannya,” tutur Mohammad Sueb, Kepala Desa Jatisari yang tinggal di RT 12 RW 04 Jatisari, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Minggu (27/6/2021).

“Sejak kecil saya memang sudah bergelut di bidang Sapi. Karena (alm) bapak juga merawat sapi walaupun secara tradisional. Sapi digunakan untuk membajak sawah, ya dipakai jadi cikar, dan lainnya,” paparnya.

“Kalau untuk dikelola sebagai usaha ya sekitar tahun 1997 atau 1998an. Jenisnya macam-macam. Seperti Limousine,Simental, Pegon atau silangan, Ongus, FH dan lainnya,” jelasnya.

” Untuk modalnya ya nol rupiah. Modalnya ya kejujujuran, disiplin, dan tanggung jawab,” urainya.

“Untuk kendala ya lumayan banyak. Yakni pas harga tidak stabil, tentang kesehatan, waktu kesulitan mencari pakan dan harganya mahal. Bahkan juga ditipu orang,” tukasnya.

Ada beberapa faktor penunjang disini dalam beternak Sapi. “Yakni untuk pakan gak harus beli,  pakan bisa cari di sawah, kebun, dan lainnya, bisa memanfaatkan limbah pertanian,” terangnya.

Ia mengatakan usaha ternak Sapi, bisa dijadikan usaha sampingan, maupun jadi usaha utama. “Usaha saya ya bertani, jadi pegawai, pejabat, dan pengusaha. Kalau orang punya kemauan bisa jalan bersama,” imbuhnya.

“Kita selayaknya bisa memanfaatkan potensi desa, pertanian, persawahan, perkebunan, dan lainnya. Alhamdulillah di desa saya dan desa-desa sekitar wilayah saya, serta Kabupaten Malang ini banyak Sapi,” ungkapnya.

“Sapi (dagingnya) itu kebutuhan pokok sehari-hari, pasti laku walaupun mahal ataupun murah. Bisa menjadi sumber penghasilan, dan sumber usaha. Bisa juga membawa kesuksesan bagi kita semua,” imbuhnya.

“Alhamdulillah saya total punya ratusan ekor (di kandang dan di peternak penggaduh atau perawat). Saya tidak memelihara Kambing. Tapi kalo ada pesanan saya layani,” urainya.

Sueb mempunyai manajemen yang terbilang unik dalam pengelolaan ternak Sapi. “Saya beternak Sapi ya modal sendiri. Kalo yang merawat di kandang saya gaji. Kalau yang merawat dibawa ke rumahnya masing-masing bagi hasil 50/50. Dan kalo yang menjualkan dapat fee dari saya,” paparnya.

“Untuk pemasaran Sapi bisa di rumah (pembeli datang ke rumahnya), di pasar, dijual ke petani atau peternak, ke jagal, dan siapa saja yang membutuhkan,” jelasnya.

“Selama pandemi ya saya yakin semua usaha pasti terdampak entah itu besar atau kecil.  Tapi Alhamdulillah kalau di usaha kebutuhan pangan (Sapi daging) tidak begitu terdampak,” imbuhnya.

“Saya sangat-sangat pasti ingin memberdayakan masyarakat, agar mereka mau beternak Sapi, entah sebagai usaha sampingan maupun sebagai usaha utama untuk kesejahteraan hidup mereka (masyarakat). Memberikan pengertian pembelajaran dan wawasan kepada masyarakat secara langsung. Dengan beternak Sapi kita bisa makmur sejahtera (sukses),” terangnya.

“Alhamdulillah kemarin umek (Kiprah) saya di perSapian diliput sama Cak Darmaji YouTuber handal dari Gedangan. Matur nuwun sanget Cak Darmaji. Bagi yang ingin menyaksikan secara lengkap bisa klik di channel Rojo Koyo milik Cak Darmaji di: https://youtu.be/vkZ62yDB6gc,” pungkasnya. (Had)

Share: