MALANG NEWS – Baru-baru ini viral pemberitaan penangkapan terduga teroris KDW (Krisna Dwi Wardhana) dan menariknya, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Centre mengungkapkan, jika selama ini KDW memiliki peran vital menjadi pemasok bahan peledak bagi teroris.
“Krisna Dwi Wardhana alias Abu Aliyah Al Indunisy adalah pria asal Sumatera Barat, yang penyuplai bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membuat bahan peledak bom oleh sejumlah tersangka terorisme,” tegas Ken Setiawan, Rabu (16/6/2021).
KDW adalah lulusan Universitas Indonesia. Dia lulus setelah 3 tahun menimba ilmu di jurusan Kimia FMIPA UI.
KDW juga memiliki channel YouTube, yang membagikan video-video tata cara permainan kimia atau apapun tentang kimia.
Dan di dalam akun YouTube milik KDW tersebut, banyak unggahan video-video tentang eksperimen mengenai uji coba meracik bahan kimia yang dapat menjadi sebuah referensi untuk membuat bahan peledak bom.
Saat penangkapan, tim juga mengamankan sejumlah barang bukti, yakni satu buah buku The Mujahideen Poisons Handbook, 10 lembar black dolar, Potassium Klorat (KClO3), Sulfur (S) dan Aluminium (Al) yang merupakan bahan baku bahan peledak berkekuatan rendah (low explosive) flash powder.
Menurut Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan, pergerakan kelompok radikal di Sumatera Barat memang agak unik, hampir sama dengan Aceh, ada pergerakan kelompok yang bersifat ideologis dan ada juga yang biologis, karena ada sejarah kelam masa lalu dengan pemerintah yang mempengaruhi.
Ken menyayangkan lemahnya pengawasan peredaran senjata dan bahan peledak (sendak), yang dinilai sangat berbahaya, sebab dimanfaatkan betul oleh kelompok radikalisme untuk melakukan aksi teror.
Bahkan Ken mencium ada aroma, bahwa saat ini ada oknum kelompok radikal dalam melakukan kegiatan latihan mulai terbuka dengan bergabung ke Perbakin, jadi latihan menembak tidak perlu sembunyi sembunyi di hutan lagi, tapi legal dan bisa ikut pertandingan menembak ditingkat daerah maupun nasional.
“Kasus penembakan wanita di Mabes Polri menurut Ken harusnya dijadikan pelajaran dan evaluasi bahwa kelompok radikal kini tak perlu bergabung dan berbaiat dengan suatu kelompok tertentu, cukup belajar di media sosial, yang penting sudah punya modal kebencian kepada aparat dan pemerintah, punya keberanian, maka bisa melakukan aksi teror lone wolf, ini yang kadang tidak termonitor oleh pantauan aparat kerena berdiri sendiri,” tukasnya.
DITANGKAP DI BOGOR
Sekilas informasi, KDW ditangkap tim Densus 88 di Komplek Perumahan Indrapasta Bogor, pada Senin (14/6/2021) sekitar pukul 10.43 WIB.
Berdasar keterangan, KDW memasok bahan peledak bom kepada empat tersangka teroris yang telah ditangkap Densus 88, salah satunya adalah pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar beberapa waktu lalu.
KDW memiliki sejumlah website dan akun E-Commerce untuk menjajakan bahan peledak bom yang digunakan para teroris. (Had)