Ikuti Kami di Google News

Ki Demang, Ketua Forkom Pokdarwis, saat sesi foto bersama pada kegiatan acara Riyayan nang Kayoetangan. (Mad)

MALANG NEWS – Salah satu keunikan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia adalah yang disebut dalam bahasa Jawa sebagai riyayan. Satu-satunya tradisi yang menjadi khazanah budaya Indonesia yang tidak ditemukan di Islam Timur tengah. Tradisi saling bermaaf maafan, kunjung sanak famili tetangga dan makan bersama keluarga disitulah ciri khasnya.

Tak terkecuali di Kampung Heritage Kajoetangan, gelaran Riyayan Nang Kajoetangan, pada Sabtu (5/6/2021) tahun ini justru digelar sebagai perayaan bersatunya 4 RW (1, 2, 9, 10) Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang dalam satu managemen Pokdarwis KJT.

“Dampak pandemi Covid-19 di KJT yang tidak menerima kunjungan wisata justru di gunakan warga untuk konsolidasi, gotong royong memperbaiki destinasi,” tutur Mila Kurniawati Ketua Pokdarwis KJT dalam sambutan pembukaan Riyayan Nang Kajoetangan.

Terbukti, RW 2 tahun ini bargabung untuk turut serta mengembangkan Kampung Kayutangan sebaga wisata Heritage di Kota Malang.

Meskipun Kampung Kajoetangan berada di tengah Kota, namun ternyata warganya tetap menjaga tradisi lama dan warisan budaya leluhurnya. Riyayan dengan saling berkunjung ke antar tetangga masih terjaga temasuk jajanan khas lebaran jaman dulu, jug masih banyak ditemukan.

Kegiatan berkunjung di KJT, di kemas dalam acara susur kampung dan icip-icip jajanan lawas.

Dalam kegiatan acara ini dihadiri Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT dosen senior ITN yang telah membuat 2 buku tentang Heritage  Kajoetangan didampingi Ir. Budi Fatony, MT, Tjandra Purnama Edhi dan disusul  kemudian Birom G dan Agung H Buana masing-masing sebagai pembina KJT. 

“Kekuatan Kayutangan, ada pada warga masyarakatnya yang selaman ini telah menjaga kampungnya sebagai cagar budaya dan kawasan heritage,” tambah Mila.

Sepanjang susur kampung di beberapa sudut, ditemukan bazaar kuliner jajanan lawas serta pameran kerajinan. Yang menarik, saat undangan menyantap makanan nasi jagung disuguhi dengan hiburan musik keroncong dengan lagu-lagu nostalgia menambah suasana lawasnya.

Di penghujung acara, juga ada acara galak gampil bagi-bagi uang kepada anak-anak kecil sebagai bagian dari tradisi riyayan.

Kegiatan acara ini juga dihadiri Disporapar Kota Malang yang di wakili oleh Endang. Dalam sambutannya, dirinya mengatakan, bahwa riyayan nang Kayutangan ini merupakan event kalender wisata Kota Malang.

“Tahun ini berjumlah 40 event yang digelar di masing-masing kampung tematik. Mengingat masih situasi pandemi, tetap menerapkan protokol kesehatan. Digelarnya event ini, dengan tujuan sebagai bahan promosi wisata dan riyayan sebaga sarana menggiatkan lagi warga kampung,” ujarnya.

Riyayan Nang Kajoetangan ini juga di hadiri 21 perwakilan Pokdarwis kampung tematik se Kota Malang.

Sementara itu, Ki Demang Ketua Forkom Pokdarwis mengatakan, riyayan ini sebagai kebangkitan wisata heritage Kota Malang. Menuritnya, wisata di Kayutangan yang paling kaya sejarahnya, kampung wisata yang paling besar dan paling luas wilayahnya.

“Saya berharap kampung ini di jaga lingkungannya, kawasannya, objek cagar budayanya sehingga ke depan Kayutangan akan menjadi prototipe wisata heritage terbaik di Jawa Timur,” harap pria yang bernama asli Isa Wahyudi yang juga penggagas Kampung Budaya Polowijen.

Selama KJT tutup karena masa pandemi Covid-19 , KJT telah diperbaiki sistem drainase, jalan lingkungan, sungai, jembatan dan beberapa sport tambahan, untuk media pengunjung berswafoto dalam rangka menyambut program wisata heritage Kota Malang. (Mad)

Share: