MALANG NEWS – Selama ini berdasarkan penelitian ada sejumlah kelemahan pelaku usaha mikro, dan kecil menengah (UMKM) terkait masalah pencatatan. Banyak pelaku usaha UMKM menilai hal itu tidak berguna. Padahal penting untuk tahu cash-flow keuangan dan hal lainnya.
“Pelaku UMKM sering menganggap biaya makan, rokok, bensin waktu mengantar barang tidak perlu dicatat. Padahal itu pengeluaran terkait kegiatan bisnis,” jelas Business Development Manager, Tri Wahyu Budi Setiawan S.IP, Kamis (3/6/2021) pada Pelatihan Dasar Kewirausahaan yang diselenggarakan FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang, secara daring dan diikuti 187 peserta.
Lebih jauh Tri Wahyu mengemukakan, saat belum berkembang, pemilik UMKM harus menjadi “karyawan” atau CEO. Dia harus hanya menerima gaji yang dipotong tiap bulan. Kalau tidak dikontrol begitu, UMKM baru itu akan kesulitan.
JANGAN TAKUT MEMULAI
Sementara itu, pembicara berikutnya, owner Mimi Apple Pie Malang, Nisrina Yola Amalia, S.I.Kom yang juga mahasiswa Pasca Sarjana Unair tersebut mengatakan tidak perlu takut memulai berusaha asal dengan perhitungan.
Yola menjelaskan, untuk mulai berusaha, pilihlah usaha yang disukai, rencanakan usaha yang akan dilakukan.
Lulusan Jurusan Komunikasi FISIP UB angkatan 2014 itu mengemukakan, bisa dimulai dengan membuat analisis SWOT dari usaha yang akan dilakukan.
“Kemudian siapkan nama yang menarik, berbeda dengan pesaing, mudah diingat dan diucapkan, serta terkait dengan produk,” jelasnya.
Hal yang tidak kalah penting bagi pemula menurut Yola pengusaha pemula terkait pemasaran dan menjaga kualitas.
“Banyak usaha yang awalnya baik. Setelah ramai dan dikenal kualitas justru tidak dijaga dan menurun. Hal itu harus dihindari,” terangnya memungkasi. (Had)