Ikuti Kami di Google News

MALANG NEWS – Dalam rangka memperingati HKP (Hari Kelahiran Pancasila) Medimas (Media Masyarakat) Kecamatan Turen menggelar Dialog Interaktif di Padepokan Kebangsaan Desa Undaan, pada Selasa (1/6/2021), dengan mengusung tema Kepemimpinan Era Millenial dalam Perspektif Ideologi Pancasila.

Adapun narasumber yang dihadirkan meliputi Camat Turen, Danramil Kecamatan Turen, Kapolsek Turen, Anggota DPRD Kabupaten Malang, Duta Pancasila, Seniman, pemuda dan tokoh masyarakat.

Alasan memilih tema, adalah untuk memahami kepemimpinan era millenial dalam sudut pandang Pancasila agar pemimpin tidak keluar dari falsafah hidup Bangsa Indonesia.

RAGAM PANDANGAN

Duta Pancasila Kabupaten Malang, Rias Fathanawati mengatakan, jika Millenial wajib berperan aktif dalam menjaga NKRI dan Pancasila.

“Milenial wajib berperan aktif dalam menjaga NKRI dan Pancasila,” tegas Duta Pancasila Rias Fathanawati.

Dirinya menyebutkan, terjadi krisis kepemimpinan dan pemahaman Pancasila pada generasi Millenial saat ini, karena ada millenial yang tergabung dalam gerakan radikalisme terselubung atau tersembunyi yang sulit dideteksi aparat.

“Kami prihatin, millenial sudah pasif terhadap kegiatan-kegiatan kebangsaan,” terangnya.

WAY OF LIFE

Pada kesempatan itu, Camat Turen Tri Sulawanto menuturkan, bahwa Pancasila menjadi way of life, falsafah bangsa, serta ideologi bangsa yang universal.

“Pancasila sebagai way of life, falsafah bangsa, menjadi ideologi bangsa yang universal sebagai pijakan dalam menentukan kebijakan dari seorang pemimpin, untuk menjaga NKRI  kemajuan bangsa dan negara idealnya seperti itu,” tandas Camat Turen Tri Sulawanto.

Menurutnya, millenial sekarang memasuki dunia maya dimana millenial lebih kritis akan fakta-fakta sosial yang terjadi. Millenial lebih mudah menerima informasi dan menjustifikasi.

“Maka, solusinya diberikan kegiatan kebangsaan seperti saat ini. Peran pemimpin dan millenial harus lebih ditingkatkan lagi,” paparnya.

PENJAGA KEDAULATAN

Kapolsek Turen Kompol Suko Wahyudi menuturkan, aparat sebagai penjaga kedaulatan negara dan keutuhan NKRI siap menjaga dari segala ancaman.

“Aparat sebagai penjaga kedaulatan negara dan keutuhan NKRI, siap menjaga ancaman dari dalam negeri dari rong-rongan ideologi dengan paham radikalisme dan pengaruh dari luar negeri, serta narkoba yang sangat berbahaya mempengaruhi pola pikir millenial. Indikatornya, millenial sudah mulai lupa dengan sila Pancasila,” ungkapnya.

Danramil Turen Kapten Arm Sunardi mengatakan, bahwasanya pemuda banyak tergiur dengan narkoba, cara pergaulan millenial yang salah atau sex bebas, style bebas millenial yang kurang pantas, dan pemuda disuguhi dengan banyaknya berita bohong.

“Pemuda banyak tergiur dengan narkoba, cara pergaulan millenial yang salah atau sex bebas, style bebas millenial yang kurang pantas, pemuda serta disuguhi dengan banyaknya berita bohong,” tegas Danramil.

Pada kesempatan yang sama, anggota DPRD Kabupaten Malang Rahmat Kartala mengatakan, pengejewantahan dan praktek sila Pancasila harus tepat pelaksanaanya.

“Pengejewantahan dan praktek sila Pancasila harus tepat pelaksanaanya, karena 5 sila itu mengandung makna yang dalam,” jelas Rahmat Kartala.

BANYAK MUNCUL PERTANYAAN

Dalam sesi tanya jawab, banyak pertanyaan muncul. Evan Pembina Karang Taruna Talok bertanya, di era ini banyak sekali pemuda yang asyik berselancar sendiri. Hal ini berkaitan degan adanya berita-berita atau informasi hoax yang terkonsumsi pemuda, hingga menyebabkan pemuda tanpa bertanya dan mencari info membenarkan info tersebut.

”Intinya bagaimana solusi mengatasi informasi menyimpang harus dirumuskan,” jelasnya.

Derin dari Karang Taruna Talok bertanya, bagaimana cara mengatasi pola kehidupan kebarat-baratan, dan meluruskan kehidupan berPancasila.

“Bagaimana mengatasi itu, yah kita balikkan ke diri sendiri pemuda, gimana caranya menyikapi, bergerak, dan berjalan terus sering dengan adanya kebijakan kebijakan yang ada,” urai Camat menjawab pertanyaan.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Malang Kuncoro juga memberikan jawaban pertanyaan Derin.

“Belajar agama yang baik merupakan filter dari buaya-buaya luar yang masuk, sekaligus memahami Pancasila karena antara agama dan Pancasila saling berkolaborasi tidak saling bentrok. Ada permasalahan yang sudah disampaikan Bapak Koramil, yaitu terkait narkoba, Hal ini sangat mempengaruhi jati diri bangsa terutama pemuda jaman sekarang baik di desa saya sendiri maupun desa lain, hingga  bagaimana cara mereka mencari uang dengan tidak halal untuk membeli barang haram narkoba tersebut sangatlah banyak kasusnya. Intinya belajar agama dengan baik Karena hal tersebut memfilter semua budaya luar negeri yang buruk,” tegas Kuncoro. (Had)

Share: