Ikuti Kami di Google News

Webinar memperingati hari bumi, di Hutan Cempaka, Dusun Gamoh, Desa Dunurejo, Prigen, Pasuruan. (Had)

MALANG NEWS – Ekonomi sirkular baik untuk diterapkan untuk saat ini, karena mempunyai banyak manfaat dan keunggulan didalamnya.

“Ekonomi sirkular adalah upaya mengurangi kerusakan LH dengan mengelola barang bekas atau sampah. Dengan demikian, sampah tidak lagi dibuang pada TPST langsung, akan tetapi dilakukan pengurangan dari rumah tangga,” terang Pakar Pemberdayaan Masyarakat yang juga Pendiri Dial Foundation, Pietra Widiadi dalam Webinar memperingati hari bumi, Minggu (2/5/2021).

Sekilas informasi, bertempat di Hutan Cempaka, Dusun Gamoh, Desa Danurejo, Prigen, Pasuruan, Stapa Center & PT. HM Sampoerna, bekerja sama dengan EJSC Bakorwil Malang memperingati hari bumi, Jumat, 30 April – 21 Mei 2021.

Pria alumnus FISIP Universitas Airlangga ini mengatakan, artinya sampah harus habis di rumah dan barang yang tidak bisa dimafaatkan di rumah, dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah sementara.

“Dan sampah yang berupa residu baru boleh dibawa ke TPA. Artinya TPA hanya menerima berupa limbah residu,” ujarnya.

Dikatakannya, hal Ini berlawanan dengan pola pikir yang berkembang seperti saat ini. Dimana, hampir semua sampah, misalnya dari rumah tangga dibawa TPS sebagai tempat transit sebelum dibawa ke TPA (tempat pembuangan akhir) sampah.

Pola ini disebut dengan clean first atau pipe end, dimana yang dilakukan kelihatan bersih dulu. Kelihatan bersih, tapi tidak menyelesaikan pesoalan limbah yang makin menggunung.

Selain itu, yang memiliki pengelolaan sampah umumnya dilakukan di kota. Tetapi kalau di desa, nyaris tidak ada tindakan yang tepat. Hal ini dianggap desa masih memiliki areal terbuka lebih luas. Ini juga cara pandang yang keliru.

Dengan demikian, maka ekonomi sirkular adalah sebuah alternatif untuk ekonomi linier tradisional (buat, gunakan, buang) dimana pelaku ekonomi menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin, menggali nilai maksimum dari penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur layanan.

Ekonomi sirkular merupakan sistem industri yang bersifat restoratif dan regeneratif dengan suatu desain yang menggantikan konsep ‘akhir hidup’ produk ke arah penggunaan energi yang terbarukan, menghilangkan penggunaan bahan kimia beracun, serta bertujuan untuk penghapusan limbah melalui desain unggul bahan, produk, sistem, dan model bisnis. 

Pada sistem ekonomi sirkular, penggunaan sumber daya, sampah, emisi, dan energi terbuang diminimalisir dengan menutup siklus produksi-konsumsi dengan memperpanjang umur produk, inovasi desain, pemeliharaan, pengunaan kembali, remanufaktur, daur ulang ke produk semula (recycling), dan daur ulang menjadi produk lain (upcycling).

“Dalam konteks keberlanjutan produk plastik, konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan melalui beberapa cara misalnya recycling plastik, upcycling 
plastik sebagai campuran aspal, mengubah plastik bernilai ekonomi rendah menjadi bahan bakar atau energi, dan sebagainya,” pungkasnya. (Had)

Share: