Ikuti Kami di Google News

Pengrajin Cocodama alias pot berbahan sabut Kelapa di Kota Malang, Hadi Mustofa
Pengrajin Cocodama alias pot berbahan sabut Kelapa, Hadi Mustofa. (Had)
MALANG NEWS – Pengrajin Cocodama alias pot berbahan sabut Kelapa di Kota Malang, Hadi Mustofa, warga Dinoyo merasa bersyukur. Hal ini lantaran seiring semakin banyaknya penghobi bercocok tanam, produknya diburu Ibu-ibu penghobi berkebun.


“Alhamdulillah, Ibu-ibu pegawai RSI Unisma dan warga lokal Malang banyak membeli pot Cocodama kami,” tutur Hadi Mustofa, Selasa (20/4/2021).

Seperti diketahui, adanya pandemi, berdampak pada munculnya kebijakan WFH (Work From Home), demi menerapkan Jaga Jarak memutus rantai penularan Covid.

Hal ini membawa dampak munculnya gaya hidup (lifestyle) baru, ibu-ibu yang memanfaatkan waktu dengan berkebun di rumah.

Aktifitas baru bercocok tanam ini semakin banyak disenangi kaum hawa karena memberikan banyak manfaat.

Bukan hanya bisa memberikan manfaat menghasilkan oksigen segar dan melestarikan lingkungan, namun juga menjadi hiburan baru sederhana yang menyenangkan dan membahagiakan hati.

Salah satu bidang usaha yang mendapatkan berkah dari fenomena ini, adalah pelaku usaha pembuatan pot berbahan sabut kelapa yang biasa dinamai Cocodama.

Fenomena ini menjadikan produk Cocodama yang dibuat oleh Hadi Mustofa, salah satu pengrajin Cocodama yang tinggal di Kampung Tangguh Semeru (KTS), Dinoyo Patmanam, Kota Malang omsetnya melonjak.

Ia menjelaskan, omset yang diraup dalam sehari rata-rata Rp 400.000. Ia mengatakan sering mencari inspirasi baru dari alam dan juga bantuan lewat browsing di YouTube.

“Dari situ saya mencoba desain yang belum ada di pasaran,” terang pria yang juga Media Officer KTS Dinoyo Patmanam ini.

Ia menceritakan, bahan baku sabut kelapa diperoleh dari pedagang pasar secara gratis.

“Bahan baku sabut kelapa saya peroleh dari pedagang pasar secara gratis. Lumayan kan bisa mengurangi sampah dan sangat ramah lingkungan,” tukasnya.

Ia memilih bahan sabut kelapa bukan lainnya karena sabut kelapa itu multi fungsi.

“Cocofibernya bisa dibuat pot, cocopid yang halus bisa dibuat media tanam. Jadi enak tidak ada yang dibuang,” jelasnya.

“Harapan ke depan mungkin Pemerintah lebih peduli lagi terhadap pelaku UMKM,” imbuhnya.

Ia optimis usaha berkembang dan maju karena pasar masih luas. “InshaAllah pasar masih luas. Karena mayoritas manusia di bumi ini masih membutuhkan oksigen. Oleh sebab, itu ayo tandur dan ayo berkebun dari rumah dengan pot cocodama adalah cara efektif menghirup lebih banyak oksigen,” urainya.

Ia menjelaskan, kompetisi usaha seiring berjalannya waktu semakin ketat.

“Kompetisi ketat itu jelas. Yang penting kita harus ada inovasi baru dan tidak monoton. Promo khusus bulan Ramadhan beli pot serabut di Aneka Sarana Serat Kelapa Dinoyo 10 : Beli selusin gratis 1 dan free ongkir,” pungkasnya. (Had)

Share: