Ikuti Kami di Google News

Caption : Polda Jatim lakukan trauma healing. (ist)
Anggota Polda Jatim, saat tengah lakukan trauma healing. (Had)
MALANG NEWS – Tagana (Taruna Siaga Bencana) Kabupaten Malang melakukan treatment Trauma Healing, guna untuk membantu memulihkan kondisi psikologis korban gempa Malang yang mengalami trauma,


“Harapannya, dengan begini, anak-anak bisa melupakan musibah yang terjadi, dan bisa kembali bermain dengan gembira,” ungkap anggota Tagana Kabupaten Malang, Hari Subakti di Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Kamis (15/4/2021).

Seperti diketahui, Taruna Siaga Bencana, (Tagana) adalah relawan sosial merupakan Tenaga Kesejahteraan Sosial yang berasal dari masyarakat, dan memiliki kepedulian serta aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial.

Sekilas informasi, rasa traumatik bisa saja terjadi bagi masyarakat yang terdampak gempa bumi, pada Sabtu (10/4/2021) lalu. Apalagi bagi anak-anak yang masih berusia dini.

Mengantisipasi hal itu, Kementerian Sosial melalui Tagana Kabupaten Malang melakukan trauma healing dengan menyediakan Pos Layanan Dukungan Sosial di Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Rabu (14/4/2021).

Tampak, anak-anak yang rumahnya ambruk akibat gempa bermain berbagai permainan. Mulai dari permainan ular tangga, hingga permainan tradisional.

Sesekali, mentor dalam permainan itu mengiming-imingi hadiah, agar anak-anak semangat dalam bermain.

Penanganan trauma healing itu, menurut Hari akan berjalan selama 4 hari pada suatu daerah terdampak gempa bumi.

“Kali ini, sedang terlaksana di Kecamatan Tirtoyudo dan Dampit. Empat hari kemudian kami akan pindah ke Kecamatan Ampelgading,” tuturnya.

Sementara itu, anggota Tagana Kabupaten Malang yang lain, Hernika Wati, yang juga berperan sebagai mentor permainan itu merasakan dampak permainan yang ia ciptakan.

Pasalnya, paska kejadian gempa tersebut, sejumlah anak-anak tampak ketakutan dan cenderung murung. Menurutnya, saat ini mereka sudah mulai riang kembali. Perlahan-lahan mereka mulai melupakan peristiwa yang traumatis itu.

“Dalam sekali permainan, anak-anak yang ikut sedikitnya sebanyak 10 hingga 12 orang,” tandasnya.

Dikatakannya, permainan ini akan terus dilakukan selama anak-anak ada kesempatan, yakni selama 4 hari ke depan. (Had)

Share: