Pasalnya, hal itu diketahui ketika salah seorang penggemar ayam hias asal Kota Blitar kala membeli bibit ayam di Inayah Jaya.
Saat awak media melakukan investigasi dan bermaksud membuktikan kebenaran terkait isu judi sabung ayam, sebagaimana yang pernah diberitakan di salah satu media lokal online, tak menemui kebenaran isu tersebut.
Ya, betapa tidak, hal itu diketahui ketika ada salah seorang penggemar ayam yang secara kebetulan berada di lokasi untuk membeli ayam.
Diakuinya, bahwa kedatanggannya ke Inayah Jaya bermaksud untuk membeli bibit ayam untuk diikutkan kontes atau lomba.
“Tujuan saya datang kesini memang untuk membeli ayam untuk keperluan kontes. Karena berdasarkan informasi dari teman, kualitas ayam disini bagus, terutama warna bulunya. Saya jadi tertarik untuk membreeding buat bahan kontes,” kata Rudi Purnomo (37), salah seorang pembeli asal Kota Blitar yang tinggal di Kota Malang, Selasa (13/4/2021).
Menurutnya, selain harga yang ditawarkan tergolong sangat terjangkau, juga kualitas ayamnya juga tak kalah menarik, baik di corak bulu dan kualitasnya.
“Setelah melihat-lihat koleksi ayam disini, saya akhirnya memutuskan untuk membelinya, dan kebetulan saya tertarik dengan jenis ayam Birma yang memiliki bulu yang cemerlang bila terkena paparan sinar matahari,” tukas dia.
Pria berdomisili di Kota Malang yang mengaku sejak 2009 beternak ayam hias ini, kerap acapkali mengikuti lomba dan kontes yang digelar Papaji.
“Kebetulan, saya juga bergabung dalam komunitas Pajaba yang ada di Kota Batu. Dan atas rekomendasi dari beberapa teman dan saudara, akhirnya saya putuskan untuk langsung datang kemari,” ujarnya.
Sementara itu, Budiarto (50) selaku pengelola Inayah Jaya mengklarifikasi atas tudingan maupun isu miring, jika tempat yang dikelolanya tersebut sebagai sarana ajang judi sabung ayam.
“Terus terang itu tidak benar mas, jadi mungkin perspektif masyarakat yang tidak tahu. Mereka melihat ayam disini diadu dengan ditaruhi uang. Itu kan judi namanya. Tapi disini saya tegaskan, ayam yang diadu disini hanyalah dicoba sebentar saja, yang mana tujuannya untuk mengetahui kualitasnya saja. Jadi, bukan dengan ditaruhi uang,” papar Budi sapaan akrabnya, sembari melayani beberapa calon pembeli.
Dengan demikian, diungkapkan Budi, bahwa semua ayam-ayam yang dibreeding di tempatnya tersebut, selain terdapat berbagai ayam hias juga diantaranya ada ayam bangkok, pelung, birma, dan ayam pedaging untuk dikonsumsi.
“Seperti yang saya sebutkan tadi. Dan memang, ketika ada calon pembeli yang tertarik terutama dengan jenis ayam bangkok, mereka meminta untuk dicoba. Bukan berarti ditaruhi dengan uang, melainkan hanya ingin mengetahui kualitas bertarungnya saja,” ungkap dia lagi.
Saat disinggung lagi perihal isu judi sabung ayam, dengan tegas dirinya menjelaskan, bahwa apa yang selama ini diisukan itu ternyata amatlah tidak benar.
“Ya, secara logika saja, namanya orang usaha jika sukses dan banyak pembeli pasti ada saja yang pro dan kontra. Konkretnya, mungkin di tempat lain ada orang yang berprofesi serupa dengan beternak ayam, tapi ayamnya tidak laku terjual. Jadi, mereka menyebarkan isu kepada wartawan jika di tempat ini ada praktik-praktik judi sabung ayam. Hal itu bisa dibuktikan, bahwa kemarin tempat ini didatangi polisi. Hasilnya, apa yang di isukan itu tidak terbukti,” bebernya.
Diuraikan Budi, bahwa Inayah Jaya difokuskan untuk membreeding atau beternak unggas untuk dibudidayakan yang kemudian dijual. Dan untuk memenuhi konsumennya, selain ayam hias juga menyediakan telur ayam yang siap untuk dikonsumsi.
“Unggas itu ada macam-macamnya, yang nomor satu untuk breeding. Juga untuk jual bibit ayam kontes, yang nantinya bisa untuk dijual lagi kepada penggemar. Selain itu, dari ayam-ayam disini juga ada klasifikasi harga dan gradenya. Ya, tapi itu semua kembali lagi kepada kualitas dari ayam tersebut. Kami menjual mulai kisaran harga yang kualitas bagus Rp 3 juta. Jadi, selain itu juga ada katagorinya. Semisal kualitas rendah atau afkir, biasanya masuk untuk pedaging. Dan kebanyakan, customer yang membeli diperuntukkan untuk soto dan lalapan,” urai dia.
Diungkapkan Budi, bisnis usaha yang tengah digelutinya kurang lebih sudah 6 tahun berjalan lamanya. Dan rata-rata pembeli selain dari Kota Batu juga ada yang datang dari luar kota.
“Tapi, di saat pandemi akhir-akhir ini memang berkurang pendapatan dari hasil berjualan ayam. Bukan hanya di sektor ini saja, melainkan sektor perekonomian lainnya juga terdampak, seperti hotel, tempat wisata dan tempat-tempat hiburan lainnya,” tuturnya.
Sanitasi Kandang dan Pakan
Beternak unggas terutama ayam hias, baik pedaging lanjut Budi, dibutuhkan kebersihan dan perawatan yang ekstra. Sebab, hal itu juga sangat mempengaruhi bagi pertumbuhan kualitas ayam itu sendiri.
“Otomatis kebersihan kandang harus terjaga, dengan kita membersihkannya setiap hari. Dan yang tak kalah penting, pakan juga harus diperhatikan. Pakan haruslah yang mengandung protein dan vitamin, seperti jagung 87 persen, dan gabah 20 persen, serta sisanya bisa berupa kacang hijau,” katanya.
Koleksi ayam di Inayah Jaya tersebut, masih kata Budi, terdapat kurang lebih 200 ekor, yang rincianya anakan, ayam remaja dan pejantan serta indukan.
“Kalau untuk totalnya memang ratusan, dan itu juga termasuk anakan ayam dari usia mulai umur 3 bulan hingga 4 bulan. Selain itu, untuk menentukan hasil breeding, kami lakukan seleksi yang ketat. Jadi, disini hasil breeding kami memang mengutamakan kualitas, bukan kuantitas,” pungkasnya mengakhiri.
Sekadar diketahui, sebelumnya jajaran Sat Reskrim dengan dikawal Sat Sabhara Polres Batu melakukan pemeriksaan, dengan mendatangi lokasi yang diduga sebagai arena ajang judi sabung ayam tersebut.
Namun, setelah dicek diketahui jika isu yang beredar itu ternyata tidak benar. Bahkan, hasilnya nihil. Malah tidak terlihat adanya aktifitas orang yang tengah melakukan praktik judi sabung ayam.
Pewarta: Eko Sabdianto
Editor: Andi Rachmanto
Publisher: Edius
MALANG NEWS – Soal isu beredarnya kabar adanya perjudian sabung ayam di Dusun Pentil Agro Kusuma, Jalan Abdul Gani Atas, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu yang diberitakan di salah satu media lokal online ternyata hanyalah isapan jempol belaka.