

Gambaran dampak pandemi terhadap pariwisata di Kota Batu, nyatanya cukup memprihatinkan.
“Terhitung lebih dari 1 tahun pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Kota Batu pada khususnya, menjadikan okupansi hotel menurun lebih dari 90 persen, kecuali di Hari Sabtu – Minggu (weekend). Pun demikian okupansi inap di hari weekend, diketahui masih didominasi oleh wisatawan lokal Jatim saja,” tutur perwakilan Himpunan Pramuwisata Kota Batu, Ilham Adilia Uyak kepada awak media, Senin (12/4/2021).
Seperti diketahui, sektor pariwisata menjadi sektor yang terpukul berat karena adanya pandemi.
Uyak menjelaskan, jika banyak pengangguran akibat pandemi. “Banyak pengangguran. Karena basicly Kota Batu salah satu sumber ekonomi masyarakat berasal dari kegiatan industri pariwisata, seperti berprofesi sebagai karyawan obyek wisata, karyawan hotel, karyawan jasa biro wisata, karyawan atau pengusaha transportasi wisata dan lain sebagainya,” ujar dia.
Diakuinya, bahwa dalam circle dampak pendemic Covid-19 di dunia, yang terdampak pertama kali adalah traveling. Maka, secara otomatis di Kota Batu pada khususnya menambah jumlah pengangguran.
“Ya, dikarenakan mereka dirumahkan atau di PHK dari perusahaan mereka, dan atau sebagai pengusaha jasa wisata mandek dari pekerjaan jasa wisata,” paparnya.
Ia mengatakan, banyak jasa pariwisata kolaps. “Tentunya kita sama-sama paham, bahwa kegiatan pariwisata adalah kegiatan yang berhubungan antar person. Nah, dikarenakan aturan-aturan yang tidak memperbolehkan adanya kegiatan-kegiatan kerumunan dan pembatasan kegiatan kerumunan (pariwisata), maka secara otomatis banyak usaha jasa pariwisata yang kolaps,” imbuhnya.
Upaya Himpunan Pramuwisata Indonesia Kota Batu saat pandemi untuk bertahan dari pandemi, adalah meningkatkan sinergisitas sesama pramuwisata berikut menggali potensi-potensi selain dari kegiatan pariwisata, tanpa melupakan keilmuan atau peluang-peluang pariwisata di era new normal,” terangnya.
Kegiatan Himpunan Pramuwisata selama ini adalah bersinergi dengan pihak pemerintah Daerah, atau Pusat untuk kegiatan yang solutif disaat masa pandemi. Yakni melakukan terobosan-terobosan sebagai langkah survival di saat pandemi.
Menggelar OBSI
Pria yang juga dedengkot di Batu Total Independen ini mengungkapkan, jika pihaknya intens berkegiatan positif.
“Kegiatan Batu Total Indiependent tetap konsisten dalam berkarya, salah satunya adalah OBSI (Obrolan Musisi) yang dikemas live concert via platform digital,” urainya.
Ia menjelaskan, kegiatan BTI sangat berhubungan erat dengan pariwisata, karena musik adalah bagian dari 17 sub sektor e-kraf yang menunjang atau salah satu element pendukung, dalam kegiatan kepariwisataan terutama dalam bidang entertainment.
Ia mengatakan, harapan ke depan adalah pandemi bisa segera selesai.
“Adanya peluang peluang baru yang dapat dimanfaatkan secara bersama antara masyarakat pariwisata dan pemerintah dengan kebijakan-kebijakan yang mengarah kepada subsidi secara langsung tidak harus berupa materi, tapi bisa berupa program stimulan untuk kesejahteraan bersama,” tukasnya.
Terkait pemberdayaan anggota, ia mengatakan, berbagi peluang-peluang kerja sehingga, dapat dilakukan sebagai upaya mewujudkan ketahanan ekonomi anggota. (Had)