Ikuti Kami di Google News

Minat besar terhadap urban farming ini, membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha penjual pot berbahan dasar Sabut kelapa.
Urban farming membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha penjual pot berbahan dasar Sabut kelapa. (Had)
MALANG NEWS – Selain imunitas, ketahanan pangan menjadi suatu hal penting saat pandemi.


Hal ini otomatis menjadikan Urban Farming sebagai solusi mewujudkan ketahanan pangan, yang pada akhirnya banyak diminati warga perkotaan dan menjadi penyaluran hobi baru bercocok tanam di rumah minimalis.

Minat besar terhadap urban farming ini, membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha penjual pot berbahan dasar Sabut kelapa.

“Alhamdulillah permintaan pot terus meningkat. Sekarang kan lagi musim (trend) Urban Farming saat pandemi. Pot ini juga tergolong ramah lingkungan. Banyak warga suka bercocok tanam,” tegas pemilik usaha Cocopead, di Kampung Tangguh Semeru (KTS) Dinoyo Patmanam, Kota Malang, Hadi Mustofa, Jumat (9/4/2021).

Ia menyebutkan, kelebihan pot Sabut Kelapa dari pot lainnya adalah warna daun tanaman bisa lebih cerah (hijau) dibanding jika menggunakan pot biasa.

Hal ini karena mengandung zat Kalium yang baik untuk tanaman, khususnya Anggrek. Namun baik juga untuk tanaman selain Anggrek.

Hadi menuturkan, ia dulu bermodal Rp 2 juta saat pertama memulai usaha dan kini bisa meraup Rp 150 ribu rata-rata setiap hari.

Selanjutnya ia menjelaskan, sumber inspirasi membuat pot Sabut Kelapa.

“Sebetulnya saya sejak kecil sudah suka dengan hal-hal yang kreatif dan inovatif.apalagi tandur suatu hobi yang saya sukai sejak kecil,” terangnya.

Ia menceritakan, pot Jenis keong, sepatu, love, Bulat, Kotak Besar maupun kotak kecil laku keras.

Ia mengaku tidak kewalahan dalam melayani demand (permintaan) pasar. Hal ini karena ia mempunyai banyak tenaga yang ikut membantu.

“Tidak kewalahan karena kami punya cadangan ibu-ibu rumah tangga serta pemuda sekitar kampung. Tapi yang pasti biasanya ikut bantu produksi 8 orang,” tukasnya.

Mamud Kemaruk Tanaman Hias

Ia mengatakan, pembeli berasal dari berbagai kalangan.

“Pelanggan pot kami berasal dari berbagai kalangan Rata-rata Mamud alias mama muda yang gandrung dengan tanaman hias,” imbuhnya.

Untuk memajukan usaha Hadi mengatakan, ingin menjalin sinergi dengan berbagi pihak utamanya yang mempunyai satu visi dalam urban farming, untuk mewujudkan ketahanan pangan saat pandemi.

“Keinginan ke depan supaya ada pihak yang ikut bersinergi dalam mewujudkan urban farming untuk ketahanan pangan, sehingga produk saya bisa ekspor ke luar negeri. Dengan desain yang menarik tentunya. Bagi yang pingin lihat aneka produk bisa sambang di Instagram: Cocodama.mlg,” tutup Hadi. (Had)

Share: