

Untuk meningkatkan skill dan keahlian, juga digelar Pelatihan Basic Life Support (BLS) dan Basic Cardiac Life Support (BCLS) kepada para Anggota Perawat Kabupaten Malang, Komisariat Turen dan sekitar.
Ketua DPD PPNI Kabupaten Malang Lulus Condro T.,S.Kep.Ns.,MSi menyampaikan, acara ini berlangsung selama dua hari secara daring dan luring offline di SMK Bina Bangsa Desa Majang Tengah Pamotan Dampit yang diikuti sejumlah 46 peserta.
“Kegiatan pelatihan ini, merupakan agenda rutin Divisi Diklat DPD PPNI Kabupaten Malang, untuk itu meskipun situasi pandemi saat ini kegiatan tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” kata Lulus Condo, Senin (22/3/2021).
Tiga hari sebelum pelaksanaan semua peserta diwajibkan melaksanakan pemeriksaan rapid tes antigen swab dan selalu menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) saat pelatihan berlangsung.
Selain itu, kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu rangkaian HUT PPNI ke-47 yang jatuh pada tanggal 17 Maret dengan tema “Perawat tangguh, Indonesia bebas Covid-19 dan Masyarakat Sehat”.
Bagikan sembako dan santunan
Kegiatan lain yang telah berlangsung sebelumnya penyerahan sembako kepada 55 warga kurang beruntung di Desa Sumberputih, yang proses pemberian secara simbolis diberikan oleh Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, MM di Pendopo Kecamatan Wajak.
Kegiatan kedua pengabdian masyarakat edukasi penyuluhan vaksinasi di Desa Majang Tengah Dampit, dan pemberian santunan anak yatim sejumlah 40 anak tersebar di wilayah desa.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Jawa Timur, Prof. Dr. H. Nursalam M.Nurs (Hons) dalam peringatan HUT PPNI ke-47 mengapresiasi kegiatan HUT ini yang diselenggarakan oleh DPD PPNI Kabupaten Malang.
Kegiatan saat ini, merupakan kegiatan HUT pertama yang dikunjungi oleh Prof Nursalam sapaan akrabnya.
Perawat Tangguh
Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya ini menuturkan, di masa pandemi saat ini para Perawat harus selalu tangguh, tetap menjalankan peran dan selalu waspada agar tidak terpapar Covid-19. Selama pandemi ini banyak sekali perawat yang telah gugur akibat terpapar Covid-19.
Data se-Indonesia ada 272 perawat dengan 106 perawat diantaranya adalah di Jawa Timur. Artinya sebagian besar yang meninggal adalah berasal dari Provinsi Jawa Timur.
Kenapa angka kematian tinggi karena masyarakat yang terpapar tidak jujur ketika ditanya tentang keluhannya, selain itu para perawat ini tugasnya 24 jam yang sangat rentan dan beresiko karena kontak secara langsung dengan pasien.
Untuk itu besar harapannya para perawat diapresiasi dan diberikan penghargaan setinggi-tingginya. Lebih lanjut pria yang merupakan Peneliti Indonesia terbaik versi SINTA (Science Technology Index) menuturkan Perawat Kabupaten Malang harus mempunyai kesempatan karir dengan gemilang, sudah saatnya Perawat dengan garda terdepan menjadi Kepala Puskesmas, tegasnya.
Perawat Diberi Apresiasi
Gayung bersambut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg. Arbani Mukti Wibowo yang menghadiri kegiatan peringatan HUT PPNI ke-47 ini, menyampaikan jika ada perawat yang pantas dan layak sebagai seorang manajer nantinya maka akan diusulkan kepada Bupati.
Seorang kepala puskesmas atau seorang manajer memang tidak harus dari orang medis maupun dokter. Perawat pun bisa untuk mendapatkan kesempatan ini kedepannya.
Situasi pandemi Covid-19 drg. Arbani melanjutkan para tenaga kesehatan perawat maupun lainnya sebagai penggerak, masyarakat harus tetap waspada dan selalu menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Selalu konsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna serta diharuskan memiliki lingkungan bersih dan sehat. Atas nama Pemerintah Kabupaten Malang sebagai Kadinkes mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun PPNI ke-47 semoga Perawat selalu tangguh, Indonesia bebas covid-19 dan Masyarakat Sehat,” tutupnya. (Had).