Ikuti Kami di Google News

Wakil Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya, dr. Umar Usman, MM
Wakil Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya, dr. Umar Usman, MM. (Had).
MALANG NEWS – Adanya perluasan lokasi vaksinasi, makin banyaknya pihak lain (diluar Pemerintah) berpartisipasi menjalankan vaksinasi dan upaya mengesinambungkan pelaksanaan prokes (5 M) menjadi gambaran sekilas kondisi penanganan pandemi saat ini.


Hal ini dikatakan Wakil Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya, dr. Umar Usman, MM, Senin (22/3/2021).

“Saya menyebutnya tiga aksi menimbulkan tiga reaksi atau dampak positif. Penanganan pandemi membutuhkan tiga aksi penting itu. Semoga bisa memenuhi harapan semakin membaiknya kondisi semua sektor,” kata dr. Umar Usman, MM.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah telah gas pol vaksinasi sebagai upaya percepatan penurunan kurva dan menciptakan herd Immunity dari virus Covid-19.

Vaksinasi di Berbagai Tempat

Beberapa wilayah diluar Malang Raya, telah dan sedang menjalankan vaksinasi secara massif.

Provinsi atau wilayah lain tersebut meliputi Jakarta, Bogor, Bandung dan Bali. Vaksinasi juga telah dijalankan di mal-mal untuk memudahkan warga mendapatkan layanan kesehatan menangkal virus Covid.

“Kalau di Kota Malang kami akan melaksanakan massal lewat inovasi Drive Thru. InshaAllah dilakukan pada 1 April nanti, bertepatan dengan HUT Kota Malang. Doakan bisa sukses dan berhasil, meski faktor cuaca juga telah menjadi perhatian dan antisipasi Kami,” terang dr. Umar.

Vaksinasi Gotong Royong

Menariknya, berbagai pihak turut mendukung percepatan dan perluasan pelaksanaan vaksinasi salah satunya KADIN lewat vaksinasi Gotong Royong.

Menurutnya, tidak mudah memulihkan ekonomi apabila vaksinasi tidak berjalan baik. Karenanya, KADIN akan fokus memastikan vaksinasi gotong royong berjalan lancar dan berhasil.

“Alhamdulillah pada 2021 KADIN fokus dalam mensukseskan vaksinasi gotong-royong. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk memastikan program vaksinasi Covid-19 berhasil. Pemerintah memerlukan dukungan berbagai pihak, termasuk dari pebisnis dan dunia usaha,” jelas pria alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.

Dibarengi Kedisiplinan Prokes

Vaksinasi tak hanya sekadar menyuntikan vaksin ke dalam tubuh. Hal itu belum tentu mendukung percepatan pemulihan ekonomi. Makanya, upaya edukasi dan komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan seimbang antara vaksinasi dan protokol kesehatan.

Hal ini karena langkah penanganan pandemi tidak bisa dilakukan secara tunggal dengan vaksinasi, harus komprehensif dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan (prokes) yang ketat demi menekan lebih banyak jumlah orang yang terinfeksi. Masyarakat perlu diingatkan terus-menerus, tentang pentingnya prokes sebagai intervensi yang penting juga selain vaksinasi.

“Sekitar 4 juta masyarakat Indonesia sudah menerima vaksin dosis pertama.
Intinya, orang-orang yang divaksinasi akan otomatis memiliki kekebalan dan risiko tiga kali lebih rendah terinfeksi Covid-19, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak divaksinasi. Pada situasi pandemi ini, tiga kali lebih rendah ini sangat penting diperhatikan,” urai pria yang juga Ketua PC NU Kabupaten Malang ini.

Ekonomi Membaik

Berdasarkan analisa Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan atau Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD), memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini bisa berada di 5,6 persen.

OECD juga melihat, aktivitas banyak sektor sudah mulai meningkat dan bahkan sudah bisa beradaptasi dengan pembatasan aktivitas yang diterapkan di seluruh dunia. Kemudian, ada vaksinasi yang akan meningkatkan momentum pemulihan. Tak lupa, pemerintah juga telah memberikan stimulus, terutama di Amerika Serikat (AS), yang bisa meningkatkan aktivitas ekonomi dan diharapkan berimbas pada negara berkembang.

Meski begitu, prospek pemulihan ekonomi di banyak negara dan banyak sektor berbeda. Seberapa cepatnya akan sangat bergantung terhadap progres vaksinasi.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa kembali di atas 5 persen. Namun realisasinya juga sangat tergantung pada akselerasi kebijakan ekonomi dan konsistensi penanganan Virus Corona di dalam negeri.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi terjadi di negara-negara yang mampu mengakselerasi vaksinasi Covid-19, serta menempuh stimulus fiskal dan moneter yang besar.

“Sinkronisasi program vaksin nasional dan disiplin dalam penerapan protokol Covid-19, diharapkan dapat mendukung proses pemulihan ekonomi domestik,” pungkasnya. (Had).

Share: