

“Saya menilai perlu dilakukan kajian dan penelitian yang mendalam sehubungan dengan retak dan amblesnya jalan lintas Batu – Kediri,” tutur Ketua Cabang Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kota Batu Ir. Alfi Nurhidayat, ST., MT, pada Rabu (17/2/2021).
Sekilas informasi, retak dan amblesnya jalan lintas Batu – Kediri mendapat perhatian yang cukup serius khususnya oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kota Batu.
Menyikapi amblesnya Jalan Moch Manan yang terjadi baru-baru ini, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kota Batu menganggap perlu dilakukan kajian dan penelitian yang komperehensif.
Namun, secara empiris hal tersebut salah satunya dapat terjadi akibat tekanan tanah lateral. Ada beberapa faktor yang menguatkan dugaan awal dari PII, yang pertama adalah tingkat curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu terakhir yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya runtuhan tanah.
Hal ini menimbulkan tekanan horizontal, apalagi akhir-akhir ini sering terjadi longsor di daerah sekitar jalur Batu – Kediri. Faktor kedua adalah adalah topografi, mengingat jalur Batu – Kediri atau daerah Payung memiliki tingkat kemiringan lereng yang cukup curam.
Hal tersebut bisa saja mempengaruhi pergeseran tanah akibat tekanan beban diatasnya. Ketiga adalah tingkat jenuh air pada kawasan tersebut yang dapat mempengaruhi tingkat viskositas tanah, terkait hal ini perlu adanya sistem drainase jalan yang memadai.
Jalur Vital
Ia menyampaikan, perlunya dilakukan kajian dan penelitian yang cermat agar masalah ini dapat teratasi dengan cepat dan tepat, mengingat jalan tersebut merupakan jalur utama yang menghubungkan Batu dan Kediri dan daerah di sekitarnya.
“Selain jalur utama yang menunjang akomodasi logistik dan koneksi antar kedua daerah, jalur Batu – Kediri juga merupakan salah satu pusat perekonomian warga yaitu Kawasan Payung ini. Maka, perlu penanganan yang cepat agar masalah ini cepat teratasi,” terang pria yang juga Kadis PUPR Kota Batu dan kandidat doktor Civil Engineering ini.
Alfi berharap, ada semacam kajian dan penelitian terkait kondisi jalan dan dinding penahan tidak hanya di lokasi yang retak dan ambles sekarang ini, akan tetapi sebisa mungkin sepanjang jalan yang dianggap berpotensi terjadi kejadian serupa.
“Kita perlu lakukan tindakan-tindakan mitigasi”, pungkas Ir. Alfi Nurhidayat, ST., MT. (Had).