Ikuti Kami di Google News

an Pakar Komunikasi dan Manajemen Krisis Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari, Ph.D
Pakar Komunikasi dan Manajemen Krisis Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari, Ph.D. (Had).
MALANG NEWS – Influencer adalah role model (contoh teladan) mengemban tugas mulia untuk bisa dianut masyarakat, karenanya track record harus baik, agar image Pemerintah turut baik dan sosialisasi vaksinasi sukses.


Hal ini dikatakan Pakar Komunikasi dan Manajemen Krisis Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari, Ph.D dalam sebuah talkshow radio, pada Kamis (21/1/2021).

“Salah satu syarat penting diantaranya adalah mengetahui track record dari influencer tersebut. Influencer adalah role model jika tidak bisa dianut, maka pemerintah ikut jadi jelek imagenya,” papar Pia.

Sekilas informasi, Rafly Dilaporkan ke Polda Metro oleh Ormas Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) atas dugaan melanggar protokol kesehatan (prokes) usai menjalani vaksin Covid-19 perdana bersama Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Rabu (13/1/2021) karena menghadiri pesta.

Hal ini karena publik figur Raffi Ahmad, seharusnya bisa menjaga sikap dan diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Sementara itu, seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berencana menggandeng influencer untuk vaksinasi simbolis tahap pertama. Hal itu dilakukan untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin yang akan diberikan tersebut aman dan sudah sesuai prosedur.

Sosialisasi Edukasi

Pia menuturkan tugas utama ada di pundak pemerintah selaku komunikator tunggal. Namun agar komunikasi berjalan efektif-efisien dan tepat sasaran, maka perlu dilakukan sinergi.

“Dalam Kampanye dan sosialisasi membutuhkan medium of channel yang banyak, tool banyak dan strategi yang tepat,” tukas Pia.

Terkait solusi sosialisasi edukasi, Pia mengungkapkan sebenarnya cukup mudah yakni Pemerintah bisa mengadakan semacam zoom meeting dengan berbagai pihak semisal tokoh penting masyarakat (tomas), tokoh agama (toga), kalangan mileneal, dan juga influencer.

“Agar tidak terjadi distorsi, solusi dan srategi bisa ngadain zoom meeting, undang berbagai pihak. Lalu sampaikan produk knowledge (vaksin). Lalu untuk hal lain semisal poster, flyer, video bisa dindonlod di nomer atau link ini misalnya gitu. Nanti diharapkan bisa dishare oleh influencer yang punya banyak follower,” terang Pia.

Pia berpesan mumpung vaksinasi belum dimulai, maka bisa dilakukan sosialisasi oleh Pemkot Malang melibatkan akademisi dan influencer.

“Mumpung vaksinasi belum dimulai, maka bisa dilakukan sosialisasi melibatkan akademisi dan influencer. Di Kota Malang ini, ada banyak perguruan tinggi dengan jurusan komunikaai yang baik, dan influencer juga banyak,” terang Pia mengakhiri. (Had).

Share: