Ikuti Kami di Google News

Caption : Koleksi busana Ayis. (ist)
Salah satu koleksi busana Ayis. (Had).
MALANG NEWS – Meski badai pandemi belum berlalu, pada sisi lain memunculkan perempuan pebisnis tangguh yang eksis menjalankan usaha.


“Sebenarnya usaha saya dimulai sejak 2005 dengan pemasaran secara ekspor. Untuk tahun 2020 usaha tutup total tidak ada aktifitas sama sekali selama pandemi. Selama sekitar 7 bulan, disitu kita mulai banting setir memulai usaha di dalam negeri dan ini baru berjalan beberapa bulan,” kata pengusaha konveksi kain katun, Ayis Ruba’i, Minggu (27/12/2020).

Walau serangan pandemi mematikan manusia dan sektor ekonomi yang melingkupinya, namun justru dari kondisi krisis ini, muncul banyak individu tangguh yang layak mendapat apresiasi dan menjadi inspirasi.

Pagebluk Corona melumpuhkan perekonomian, termasuk sektor ekspor produk tekstil ke luar negeri.

Pengalaman 15 Tahun

Ayis menceritakan, dirinya menjalankan usaha belajar dari pengalaman selama 15 tahun. “Karena awalnya senang dan menghasilkan,” tutur Ayis.

Ide model baju berasal dari trend luar dan dalam negeri. Untuk bahannya ia menggunakan 100 persen rayon dan katun.

“Untuk nominal modal awal kita lupa, yang pasti saat itu dimulai kita memproduksi 5-10 baju per minggu. Untuk saat ini kita sudah bisa memproduksi baju puluhan per Minggunya,” urai Ayis.

Untuk pengiriman barang ke luar negeri ia sudah mempunyai patron sendiri. Sedangkan untuk dalam negeri mengikuti pattern beberapa orang bisa request, dengan minimal order yang telah ditentukan dari pihaknya.

“Kita pemasaran dengan model kombinasi. Artinya ya online ya offline. Untuk pesaing kita banyak, tapi kita tetap mengutamakan kualitas kain dan jahitan,” imbuh Ayis.

Ayis berkeinginan, berpartisipasi memberdayakan warga sekitar dengan memberikan pelatihan dan pengajaran.

“Sebenarnya keinginan itu ada, tetapi terkadang mencarinya itu sulit orang yang benar-benar ingin maju bersama,” papar Ayis.

Ayis menjelaskan, untuk menjalankan inovasi yang dilakukan adalah sering ke tempat baru untuk memunculkan ide baru.

“Mengenai kendala, kita saat ini kekurangan tenaga jahit. Untuk ekspor kita sampai ke Australia. Dan dalam negeri sudah mencapai seluruh Indonesia,” terang Ayis.

Ayis berharap, bisnis lancar dan memberikan keuntungan bagi semuanya.

“Semoga bisnis ini lancar dan memberikan keuntungan bagi semua mulai dari distributor kain, penjahit, dan tentunya pelanggan puas,” pungkas Ayis. (Had).

Share: